SMA Tunas Bakti
Ahhhh.. Sekolah. Tempat dimana anak-anak mencari teman, mempelajari banyak hal, mengasah kemampuan dan sebagainya-sebagainya. Mungkin itu definisi untuk orang-orang yang "normal". Tetapi bagiku Sekolah adalah tempat dimana aku bisa bermain game tanpa dimarahi Ibu dan Ayah karena "terlalu sering menatap layar Handphone tidak baik untuk kesehatan mata" dan of course, dapat uang jajan.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi, bel berbunyi 3 kali. Terdengar sorak meriah di kelasku yang sedang mengerjakan soal matematika. Mungkin orang lain akan heran, apasih yang spesial dari bel 3 kali pada jam 10 pagi? Akan kujawab pertanyaan itu.
Bel waktu istirahat saudara-saudara.
"Anak-anak, setelah istirahat bapak tidak akan masuk kelas karena bapak ada urusan keluarga, soal matematikanya lanjut dikerjakan yaa, dikumpul minggu depan." kata Pak Robin, guru matematika ku.
"baik paaaak!" seru kelasku dengan semangat. Huh.. dasar munafik. Toh kalian pasti gak akan kerjain juga soalnya. Ada beberapa yang bersorak yes karena matematika akan lowong nanti.(tipikal murid sekolah)
Setelah Pak Robin keluar, murid-murid di kelasku pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang makan bekal sama-sama, ada yang main game sama-sama, ada yang ke kantin sama-sama, ada yang lagi ngerjain soal matematika sama-sama, dasar gak menghargai waktu istirahat. Ada yang lagi pacaran di sudut kelas, Gak usah tanya hawanya gimana, rasanya mampu bikin orang kepanasan di musim dingin. Ada juga yang hilang entah kemana, mungkin udah ditelan bumi.
Aku beranjak dari tempat dudukku lalu menuju kantin. Aku melewati sekumpulan cowok-cowok yang sedang main game dan bercanda dengan satu sama lain. Seperti yang kuduga, mereka tidak menghiraukanku. Aku meneruskan perjalanan menuju kantin. Ditengah perjalanan aku ditubruk oleh seseorang.
"Aduh.. maaf ya kak, aku gak sengaja.." kata orang itu dengan tidak enak.Oh si Adek kelas yang punya kakak yang seangkatan denganku yang sering diumumin di upacara karena prestasi keduanya yang berjibun toh. Saking seringnya, tubuhku sering memberikan respon mengantuk pertanda bahwa Kepsek akan membacakan prestasi mereka.
Aku hanya memberikan respon 'hmmm' dan memandangnya dengan sinis. Terlihat di wajahnya bahwa dia merasa bersalah. Sebelum dia mulai berbicara dengan "permintaan maaf" yang berjibun(tipikal cewek) aku langsung pergi melanjutkan perjalanan ke kantin. Terdengar teman-temannya yang berbicara padanya di belakangku."Eh kamu gak apa-apa?" Tanya salah satu temannya.
"iya, aku gak apa-apa, Cuma aku rasa gak enak aja sama si kakak itu." Jawab si adek kelas yang aku gak tahu namanya siapa.
"Udah kamu jangan dekat-dekat sama kakak itu lagi, kata cowokku, dia itu anak yang paling penyendiri, pendiam, dan paling dingin seangkatan kelas 11" kata salah satu temannya.
Hah.. dasar cewek-cewek tukang gosip. This is one of a lot of reasons why I hated school. Aku melewati papan pengumuman sekolah. Di papan itu terdapat kertas yang menarik perhatianku.
"DIBUKA PENDAFTARAN KLUB SAINS! AYO DAFTAR SEKARANG!"
Oh, Membosankan.
Tiada henti bagi klub Sains untuk membuka pendaftaran. Yah tidak mengherankan sih, karena jumlah anggota mereka hanya 5 orang, klub dengan anggota paling sedikit di sekolah dikarenakan tes masuk dan hal-hal yang mereka kerjakan di dalam klub tingkat kesusahannya setinggi gunung Olympus Mons.
Walaupun begitu, sekolah tidak ingin menutup klub tersebut dan bahkan mengutamakan pendanaan klub ini dibandingkan dengan klub lain. Sangat wajar juga dikarenakan klub ini yang paling berprestasi di Sekolah. Klub ini diberikan Lab Sains khusus dari sekolah untuk dijadikan "basecamp" mereka. Aku tidak pernah melihat langsung lab Sains khusus mereka karena hanya anggota klub sains yang diizinkan masuk, tetapi dari rumor yang kudengar, Lab itu lebih milik hotel dibandingkan lab.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Cry : Attack To The Infected
Science FictionCerita ini menceritakan dimana di suatu laboratorium ada seorang profesor atau ilmuan membuat suatu penelitian tentang bagaimana cara membuat obat untuk penyakit tetanus, dengan menggunakan media tubuh manusia yang telah mati dengan mancampurkan cai...