part (1)

109 2 0
                                    


Aku tak mengerti definisi jatuh cinta yang sebenarnya. Yang ku tau setiap kali aku melihat mu berjalan didepanku aku selalu merasa ada sesuatu hal yang menggelitik diperut dan jantungku terasa tak karuan. Kamu berbeda dari yang lainnya. Cuek namun berkharisma. That's what i like u. Walaupun banyak yang bilang wajahmu songong, namun tetap saja bagiku kamu manis apalagi senyummu. 

Aku selalu penasaran tentang kehidupanmu. Ah tapi rasanya tak mungkin aku bisa mengenalmu lebih dekat. Kadangkala, Aku bingung dengan perasaanku sendiri, bahkan aku takut. Takut perasaan ini hanya akan menyakitiku saja. Atau mungkin juga hanya perasaan kagum junior pada senior nya. Ah tidak tidak! ini bukan rasa kagum saja namun mungkin lebih dari kagum –suka. Ah atau mungkin lebih dari itu. Serius aku tak bisa mendeskripsikan lebih detail perihal rasa ini. Ah atau ini yang namanya jatuh cinta itu membutakan segalanya? Entahlah.

Kala itu, aku bertemu saat ospek dikampusku. Kamu mengenakan baju hitam kebanggan para disma, dengan penutup wajah yang menutup setengah dari wajahmu. Kala itu aku hanya melihat matamu saja, sudah kupastikan kamu istimewa. Mata agak sipit dan alis yang lumayan tebal dan kulit yang lumayan putih. Kamu mengenakan baju hitam dengan lengan baju yang tergulung 1/4, jam tangan berwarna hitam ditangan kanan, dan sepatu berwarna hitam dengan alas berwarna putih. Perawakan yang tinggi, kira-kira 175 cm dengan membawa toa untuk mengatur para mahasiswa baru.

Aku berada diantara barisan para mahasiswa baru yang takut ketika mendengar teriakan suaranya. Tiga hari ospek yang melelahkan ku lalui dengan perasaan campur aduk. Kala itu, aku sempat membencinya karena ia suka marah-marah dan membentak semaunya para maba termasuk aku. Sampai suatu ketika aku sempat berkata dalam hati begini "sampai kapanpun aku tidak akan menyukainya atau bahkan menjadi pengagum rahasianya, yap. Tidak akan pernah".

Daaaan, jeng jeng... aku termakan omonganku sendiri. Yap. Karma is real. Setelah hari terakhir ospek, ia meminta maaf atas sikapnya kepada semua mahasiswa baru dan sekaligus perkenalan diri. Yang ku tahu saat itu ia senior yang satu jurusan denganku. Hari-hari setelah ospek aku masih membayangkan sikapnya yang keras terhadap para juniornya dan aku masih membencinya. Namun, anehnya rasa benci itu semakin hari semakin berkurang dan berubah menjadi rasa kagum terhadapnya.

Sampai aku benar-benar ingin mencari tahu tentang dirinya. Ku cari namanya disosial media. Ku stalking kesana kemari disemua akun yang kemungkinan berkaitan dengan akunnya. Setelah masa stalking berhari-hari daan i got it. Aku mendapatkan akun instagramnya. Namun, akunnya tak memberikan informasi lebih tentang ia. Yang tertera hanya menunjukkan kalau dia mahasiswa angkatan dua tahun lebih dulu daripada aku. 

tunggu cerita selanjutnya............

Dari aku; Pengagum Rahasiamu.Where stories live. Discover now