PROLOG

124 12 6
                                    


Gue Maura Qonita.

Cita cita gue pengen jadi penulis

Yang gue tahu, penulis adalah seseorang yang hebat, penulis bisa bikin yang nggak mungkin jadi mungkin, yang nggak bisa jadi bisa, meski hanya dalam sebuah cerita.

Dan kalau misalkan Galang adalah tokoh utama pria dalam novel romance, berarti gue merupakan tokoh utama wanita yang menjadi pasangan nya. Kenapa? karena lebih dari yang lain gue merasa, gue selalu ada di sampingnya.

Dulu kecil Galang cengeng banget, di gigit nyamuk belang belang dia nangis, katanya "Raraaa, nyamuk nya kabur dari penjara bikini bottoom, aku gabisa nangkepnyaaaaa hueee" dasar anakan spongebob. Liat kelinci yang lucu aja dia nangis, dia bilang terharu kelinci nya bisa lompat. TAU AH!

Ketika memasuki sekolah menengah pertama, Galang pindah, dia tinggal bareng neneknya di Jogja, cuma Galang saja, rumah nya ga ngikut ke jogja. Itu pertama kali nya gue merasa kehilangan Galang, pertama kalinya gue nangisin Galang, dan pertama kali nya gue kangen Galang.

Ketika memasuki sekolah menengah atas, tepatnya 1 tahun yang lalu, Galang kembali dengan bentuk baru, Galang yang setahu gue dulu kalau nangis ingusan sekarang berubah jadi cowo tampan, yg dulu nya nangisan sekarang berubah jadi jelmaan setan. Gue juga gatau kenapa dia bisa berubah, entah karena pengaruh lingkungan atau karena perubahan jaman.

Dulu dia ingusan gue suka

Sekarang dia kasar gue tetep suka

Mau lo apa sih Ra?

Sampai akhirnya ada seseorang yang nyelinap masuk ke kehidupan Maura Qonita. Namanya Joenathan, anak baru pindahan dari medan. Dia gamau di panggil tan, gamau di panggil junet, gamau di panggil Jer, maunya di panggil joenathan. Lah anjir kan kepanjangan. Jadi dengan kesepakatan bersama, gue manggil dia Jonat.

Pertama kali ketemu jonat di perpustakaan, dia nemplok di jendela di tutupin gorden, lagi tidur pulas, waktu itu gue hampir kabur karena gue kira dia hantu, pas gue lihat posisi dia tidur nyaman banget sedangkan tinggi jendela untuk mencapai pijakan ke lantai lumayan jauh. karena gue orang nya ga tegaan jadi gue narik meja perpus terus gue taruh di samping jendela tempat dia tidur, biar kalau dia jatuh, jatuhnya ga terlalu sakit.

Kedua kalinya di hari yang berbeda, gue ketemu dia di UKS, dahi nya lebam akibat jatuh dari jendela perpus, peak. Karena gue anak pmr dan bu lina yang merupakan dokter disana lagi berhalangan masuk, jadi gue yang ngobatin dia-ngompres dahi nya. terus tiba tiba dia senyum senyum sendiri kaya orang gila. Gue tanya aja "ada yang lucu?" dia berhenti senyum. Justru jawaban nya bikin gue kaget dan malu.

"harusnya lo kasih gue meja lagi, biar kalau jatoh gue gabakal sampe benjol gini"

"eh?" dia tahu? adooh malu, ntar disangka sok care gimanaaaa.

dia senyum senyum lagi, mulai ga jelas. "lucu" katanya

"eh?" kata itu lagi yang keluar dari bibir gue.

"lucu, lebam nya warna biru" katanya sambil ketawa

meskipun orang nya rada bego, tapi lihat dia ketawa gue jadi degdegan.

sebenernya lo suka sama siapa sih Ra?

.

.

.

ini cerita gue, cerita tentang ketidakpekaan terhadap diri gue sendiri.

###

HOREEEE PROLOGNYA KELUAR!

gimana gimana? lanjut ga?

maaf ya kemaren kemaren aku ga nongolllll sibuk banget soalnya.

GA PEKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang