Naruto disclaimer Masashi Kishimoto
Kita pernah berlarian di bawah derasnya hujan
kita pernah menantikan hal yang samakita pernah ada dimasa yang sama
kau tak pernah bertanya padaku, tentang cinta
Kau tak pernah mengikatkuKita tak pernah
Aku mencintaimu begitu tulus, wahai penguasa hati
Kemudian kau tak lagi hadir
Tak ada kata pisah
Tak ada ucapan maafKabar tentangmu tak lagi terdengar
Aku sendiri💖💖💖
First Love
"Disini dingin" toneri menempatkan mantel hangat pada bahu mungil Hinata, mengelusnya pelan. Kemudian ia berdiri dihadapan gadis itu. Memerhatikan apa yang sedang kau pikirkan Hime
"Toneri-kun" kedua tangan Hinata menahan mantel yang memeluknya. Menengadah menghadap wajah Toneri, tunangannya.
"Ayo kita pulang" Toneri mengulurkan tangannya. Menanti sambutan Hinata
Keduannya berjalan beriringan, melawan dinginnya malam sunyi tak ada yang bersuara. Keduanya diam, tak mengeluarkan sepatah katapun. Hinata larut dalam angan-angannya, pandangannya kosong. Toneri larut dalam sikap dingin Hinata, tak ingin mengganggu. Hanya terus memahaminya, mengerti dirinya, dan mencintai dirinya.
Tangan besarnya menjaga tubuh Hinata. Jalanan Konoha sepi malam ini, berbeda dengan kediamannya ramai menyiapkan perhelatan besar untuknya. Persiapannya panjang, membutuhkan banyak waktu.
"Tubuhmu terasa lebih kurus" tangan itu merasakan perubahan, tak lagi sama "jangan terlalu memikirkan pernikahan"
"Aku baik-baik saja" meyakinkan Toneri. Memberikan sentuhan magis pada punggung tangannya serta senyum tulus terlontar dari bibir manisnya.
"Tadaima"
"Okaeri Hinata-sama" Ko menyambut kedatangan putri Hyuga dengan ramah. Sedari kecil Ko sudah menjadi ayah, teman, dan pengasuh untuk Hinata
"Ko-san. Otou-sama dimana?"
"Hyuga-sama. Beliau sedang di ruang pada tetua" Hinata mengerti. Tak lama lagi masa remajanya akan berganti. Ia akan menjadi seorang istri siapkah itu bukan pertanyaan, melainkan suatu kewajiban yang dilakukan sang putri Hyuga
Hinata berlalu, meninggalkan Toneri bersama Ko. Toneri perlu mengurus beberapa hal terkait pernikahannya. Segala sesuatunya hampir sempurna. Bahkan ia telah menyiapkan dayang khusus dari bulan untuk perhelatannya. Penjaga kerajaannya telah sampai lima hari yang lalu di gubuk Hyuga.
Kamar ini tak lagi nyaman, tidak sehangat dulu. Hinata merasakan dadanya mulai sesak, ia memegangnya, meremasnya, dan berusaha meredakan gejolaknya. Lalu ia duduk ditepi ranjangnya, mengais-ais sisa cinta pertamanya tak ketemu kemudian ia gali lagi tetap tak ada.
Inikah akhirnya?
Aku menikah dan kau?Apa kabarmu?
Sedang apa?