You are the Reason

91 7 0
                                    

"Bawalah ini sebagai pengingat akan diriku" selendang yang ia gunakan sebagai penutup kepala diraihnya. Mahkota cerahnya bersinar kala mentari menyapa. Tersapu oleh angin yang berhembus, ia menari diantara kegelisahan dan ketakutan.

Hari ini, pagi-pagi sekali ia keluar dari kamarnya. Mengendap-endap. Bertemu dengan kekasihnya di dekat perbatasan. Ia akan kehilangan, karena adat yang dipegang teguh oleh Ninik dan Mamaknya, beserta seluruh petinggi Desanya. Hubungannya tak direstui. Sang lelaki harus diusir karena ia bukan pria yang tepat untuknya. Dia hanyalah pendatang, tidak memiliki keluarga dan klan. Tidak pantas baginya untuk meminang gadis dari keturunan yang bermartabat.

Wajahnya sendu, karena tangis yang terus-terusan ia sembunyikan. Suaranya yang parau sedikit ia tahan agar tidak kentara.

Selendang itu kini ia genggam diantara jemari yang bergetar. "Kirimi aku surat. ... Dan bila ada kesempatan untuk kita bertemu. Datanglah." Tangannya terulur, menyerahkan selendang kepada sang kekasih. Menantinya untuk diraih.

"Akan kusimpan ini sebagai azimat" tangannya yang hampa, telah mengenggam selendang. Ia ciumi kain itu, meraup sebanyak-banyaknya aroma yang ditinggalkan sang kekasih.

Sasuke masih berdiri ditempatnya. Memandangi punggung kekasihnya yang semakin kecil dan tak terjangkau oleh indera penglihatannya. Matanya basah karena air hangat yang sejak tadi ia tahan. Mencoba setegar karang yang tersapu ombak, agar tidak terlihat rapuh di hadapan sang kekasih. Kain itu ia peluk dengan jemarinya, begitu erat "Akan kutunjukkan pada keluargamu, kelak mereka akan bersujud di hadapanku."

~♡~

YOU ARE THE REASON

SasuHina Fanfiksi

~♡~

Disclaimer : Masashi Kishimoto


°•°•°•°

~♡~

Ruangan temaram tempatnya meringkuk tak cukup nyaman. Ia masih bergeming, selimut yang menutupi tubuhnya senantiasa melekat, mendekap tubuhnya dalam kehangatan. Sasuke layaknya seorang pesakitan. Ia tak mau keluar kamar, tak makan, tak minum, tak melakukan hal apapun, selain berkutat dengan pikirannya, yang mengharapkan kedatangan sang kekasih.

Ia sakit. Begitu sakit, hingga ia terpuruk dalam dunianya yang sempit. Seolah tak ada semangat untuk kembali hidup, ia memutuskan menjadi seorang pecinta yang berjuang mendapatkan kekasihnya kembali. Berharap sang kekasih menyapanya, menyambut uluran tangannya, melangkah menuju masa depan bersamanya.

"Sasuke. -san"

"Sakura. Kaukah, itu?" Tangannya yang kasar meraih wajah wanita yang duduk dihadapannya. Matanya terbuka, namun kosong. Hingga ia tak bisa membedakan wajah-wajah yang ia lihat.

Ranjang kecil tempat keduanya bertumpu terasa tak nyaman. Sasuke yang menatapnya penuh pengharapan membuat hatinya teriris, rasanya seperti tertusuk seribu sembilu. Tak tega, sudah seminggu Sasuke seperti ini. Sejak kabar itu diperolehnya, semuanya langsung berubah. Kehidupannya yang damai dan penuh tekad berubah seratus delapan puluh derajat.

"Sakura?, kenapa diam saja?." Tangan besar Sasuke menjelajahi wajahnya "Rambutmu jadi panjang?, ternyata sudah lama, aku tidak melihatmu, Tunggu, warnanya jadi gelap?. Apa karena cahaya di ruangan ini kurang?. Juga, sejak kapan kau memiliki poni?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ONESHOTWhere stories live. Discover now