-- ME A 'FRIEND' (PART 2)

23 0 0
                                    

Raras menghentikan tarikan nya pada pergelangan tangan rian
Ekspresi semangat dan langkah teburu buru itu seketika terhenti dan berubah menjadi cemberut seraya mengernyitkan dahi

Melihat ekspresi akan mengamuk itu rian berdeham dan balik menarik lengan cewek tomboy itu

"enggak lupa kok, malam ini kan konser nya band vavorite lo, sheila on 7"

lirih rian menjawab , seketika raras tersenyum puas, sahabat cowok nya itu tidak melupakan janji nonton berdua. sontak ia merangkul lengan rian dan mereka kembali jalan beriringan.

"yan kok lo rapih banget sih kaya mau ngehadirin acara keluarga"

celetuk raras ketika melihat rian sudah berdiri didepan pintu rumah raras dengan balutan kemeja, celana cino dan kacamata kutu buku nya.

Mendengar pernyataan raras rian hanya membalas senyum kecut.

"yah kan area depan udah penuh"

ucap rasa penuh sesal ketika melihat area depan panggung sudah terisi penuh muda mudi yang siap berlompat lompat ria dengan iringan alunan lagu lagu vavorite nya

"apa mau naik sini" tanya rian sembari menunjuk arah punggung nya

Melihat tawaran rian dengan wajah yang polos raras tersenyum geli sembari melayangkan cubitan kecil tepat di perut rian

"nanti lo pulang pulang encok" ledek nya
"terus? "
"yaudah nonton dari sini juga masih keliatan kok abang duta nya"

"selamat malam semuaaa" teriak sang vokalis dari atas panggung pertanda konser akan segera dimulai, sontak raras melotot dan memacu pandangan nya kearah panggung.

Senyum raras merekah, mata nya berbinar bahagia, ia bernyanyi mengikuti lantunan lagu pertama yang band itu bawakan

***

Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus begini
Masih adakah celah di hatimu
Yang masih bisa aku tuk singgahi
Cobalah aku kapan engkau mau

***

Sedangkan rian justru terbius dengan wajah cantik disamping nya itu.
Seketika senyum tersungging diwajah nya, seolah ada cahaya dari balik wajah itu menembus ke dada nya, telinga nya dipenuhi alunan lagu yang begitu pas dan menyesakan perasaan nya selama ini.
Seketika tersadar ia mencegah perasaan itu dan mengalihkan pandangan pada panggung megah di depan nya.

***

"yeaaaaay konser nya pecah banget ya, gue pengen deh band gue bener bener terkenal dan bisa ngadain konser semacam itu"

Teriak raras kegirangan diatas motor sembari menyenderkan kepala nya di punggung rian dalam perjalanan akan pulang

"apa cuma itu cita cita lo" tanya rian

"banyak profesi yang harus dijalani dan mempersiapkan kuliah untuk menuju salah satu profesi itu" tambah nya

Suara rian terbawa angin dan tidak ada tanggapan satu ucapan pun dari raras.
ia melihat ke arah raras dengan spion motor nya, rupanya raras tertidur dengan senderan kepala serta tangan yang melingkar dipinggang rian.

Seusai memulangkan raras, riang bergeming dalam diam. Menatap langit langit kamar , sontak beranjak membuka buku tebal berwarna coklat ia mulai menulis nulis sesuatu disana.

**
Setahun sudah bersama nya hatiku semakin sesak, menipu dan membisu dalam diam ku. Berulang kali ia tertawa aku jatuh cinta.

**

Ia menutup buku yang terlihat seperti note itu dan kembali ke ranjang nya.
Fikiran nya berderet sebuah kisah hari ini.
Ada senyum raras disana, mata nya yang berbinar dan pelukan nya diatas motor.

Berulang kali ia menarik nafas

"tetapi dia sahabatku"

Lirih ucapnya sembari memenjam kan mata.

Lirih ucapnya sembari memenjam kan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUST CALL ME A 'FRIEND'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang