Selamat Membaca
"Arghhh....." terdengar suara teriakan dari mulut seorang perempuan. Perempuan itu terlihat frustasi dan begitu kesal hingga rambut lurus kecoklatan dan panjang yang sebelumnya terlihat anggun dan rapi berubah menjadi hancur setelah digaruk kasar oleh tangannya sambil berteriak frustasi.
Perempuan itu berdiri di depan sebuah cermin yang berada tepat di atas tempat cuci tangan pada sebuah toilet megah dengan lantai dan dinding bermaterial marmer, sehingga mampu menampilkan kesan mewah pada toilet tersebut. Meski toilet tersebut memiliki tampilan mewah dan membuat orang yang berada di toilet tersebut merasa nyaman berada di dalamnya, berbeda halnya dengan perempuan itu yang terlihat semakin frustasi dan kesal dengan penampilannya yang terlihat kacau balau.
"Sial! Ya Tuhan, kenapa nasibku bisa seperti ini?" ujarnya lirih sambil memandang sedih tampilan dirinya yang begitu buruk. "Kalau saja paman tidak terlilit hutang, jangan harap aku bisa tahan bekerja di sini."
Tiba-tiba, seorang perempuan masuk ke dalam toilet. Perempuan dengan kemeja berwarna putih dilapisi blouse hitam dengan rok berwarna senada, rambut merah dikuncir, stocking pada kakinya, dan sepatu high heels berwarna hitam. Oh, jangan lupakan ikat pinggang yang terpasang di antara blouse dan rok tersebut. Perempuan itu terlihat elegan dan profesional dari pakaian yang dikenakannya.
"Bel," panggil perempuan muda yang baru masuk ke toilet itu saat melihat perempuan bernama Bella dengan pakaian yang sama dengannya terlihat frustasi di kaca kantor. "Ada apa lagi ini? Aku kaget ketika menerima panggilan telepon darimu tadi untuk pergi ke toilet dan... Oh My... kau terlihat mengenaskan." Perempuan itu bahkan sampai menggelengkan kepalanya terkejut dengan apa yang dia lihat.
Bella pun menatap perempuan tersebut dengan sedih. "Aku kesal dan sedih, Oliv. Kenapa aku bisa bekerja dengan orang yang sangat menyebalkan seperti Mr. James. Oh God! Bagus aku tidak meracuni orang itu."
Perempuan muda yang bernama Olivia itu hanya terkekeh geli melihat temannya yang terlihat frustasi bekerja dengan CEO mereka. "Walaupun begitu, setidaknya kau bisa bekerja dengan one of the hottest bachelor in the world, Bel. Kerja sekalian cuci mata. Jarang sekali karyawan lain yang bisa melihat dan berada dekat dengan dia. Kau beruntung, Bella."
Bella memutar bola matanya dengan kesal. "Ya, aku sangat beruntung. BERUNTUNG." Bella menekankan kata 'beruntung' tersebut ke wajah Olivia.
Olivia tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Kau terdengar seperti menyimpan dendam terhadap dia, Bel."
Bella menganggukan kepalanya dengan semangat. "Bukan dendam lagi, Oliv. Bila dunia ini tidak memiliki badan hukum, sudah lama aku akan membunuh pria paling menyebalkan di dunia itu."
Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka lagi dan menampilkan sosok perempuan muda dengan pakaian sama dengan yang digunakan oleh Bella dan Olivia. Perbedaannya, rambut perempuan satu ini begitu pirang layaknya rambut barbie.
"Well, Well, Well." Perempuan itu berkata sambil berkacak pinggang memandangi kedua temannya. Yang satu terlihat baik-baik saja, yang satu lagi terlihat mengenaskan dengan riasan wajah sudah luntur memperlihatkan bahwa temannya itu sangat frustasi bekerja dibawah tekanan dengan CEO mereka itu.
"Apa yang aku lewatkan di sini?" tanya perempuan pirang itu. "Oh My Bella. You look like a trash!"
"Yes I am," jawab Bella singkat. Ia sadar penampilannya begitu kacau. "But I Don't Care."
"Kau harus dengar ini, Jane," seru Olivia yang tidak bisa menahan tawanya. "Bella frustasi lagi. Bahkan, aku mendengar suara teriakan Bella yang terdengar frustasi begitu ingin memasuki ruangan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastard CEO
RomancePLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! (17+) ***** Bella tidak pernah berpikir bahwa keadaannya saat ia berkerja nanti akan menjadi seperti ini. CEO gila dengan perintah seenaknya yang membuat Bella kesal dan berteriak ingin mati saja. Kalau bukan karena tun...