one

12.4K 454 14
                                    

AKP Kaindra Arsha Pradipa, sedang mempersiapkan file kasus yang sedang dihadapinya di meja kerjanya. Ia fokus membuka tiap halaman file setebal kamus tersebut, terkadang raut mukanya serius kadang keningnya berkerut seperti berfikir keras. Telepon di mejanya berdering

"Halo komandan"

"......."

"Siap komandan"

Kaindra keluar dari ruangannya menuju ke gedung lain dalam kompleks polres Metro Jakarta untuk bertemu Kapolres AKBP Andreas Utomo putra. kurang lebih 45 menit kemudian dia keluar dan kembali ke gedung dimana ruangannya berada yaitu satuan reserse narkoba.

"Kenapa Ndan?" Tanya Bripda Ryan anak buahnya

Kaindra menghela nafas pelan

"Ada tugas penyamaran, tapi harus saya sendiri yang melakukanya" ucapnya

"Kasus besar Ndan?"

"Benar, si pengedar ini sudah jadi TO tapi selalu lolos, jadi harus lebih terorganisir lagi rencana kita, oke kumpulkan anggota kita rapat koordinasi sekarang"

"Siap laksanakan" Bripda Ryan berdiri sambil hormat pada Kaindra

Satuan reserse narkoba yang dipimpin Kaindra ini terdapat 15 anggota dan mereka melakukan rapat kordinasi untuk menyelesaikan kasus ini.

Ooooo----ooooO

Kaindra kini berada di depan pagar sebuah rumah yang berada dalam kompleks perumahan di pinggiran kota Jakarta. Rumah tersebut tidak berderet seperti kebanyakan perumahan lain, hanya sejajar dengan  1 rumah lain. Jadi ke 2 rumah ini terletak di ujung perumahan dan terpisah dari deretan rumah lainnya.

Ia masuk dan membereskan barang yang ia bawa, Kaindra hanya membawa ransel untuk pakaian saja tidak membawa barang yang lain. Penyamaran kali ini Kaindra lakukan sendiri agar tidak menimbulkan kecurigaan warga sekitar.

Ia melakukan kordinasi dengan markas, rencanapun disusun dalam penyelidikan kali ini.

Anindya turun dari angkot di depan komplek perumahan tempat ia tinggal dengan tantenya, Tante Mira. Sejak kedua orangtuanya memutuskan untuk tinggal di Aussie dan menjalankan bisnis disana,
Anindya tinggal seorang diri di rumah, namun kekhawatiran kedua orangtuanya membuat ia berada disini, di kompleks tempat tantenya tinggal.

Orang tua Anindya tidak ingin terjadi apa apa kepada putri semata wayang mereka. Ia memilih tidak membawa kendaraan Apapun karena rumah tantenya tidak ada garasi dan kecil. Mobil miliknya ia jual dan rumah ia kontrakkan dari pada rusak karena dikosongkan.

Ia berjalan memasuki kompleks perumahan tersebut, lumayan jauh karena rumah tantenya ada di ujung, memakan waktu 10 menit dari jalan raya sampai rumah Tante Mira. Anindya akan membuka pagar saat matanya tertuju pada pagar dan pintu rumah sebelah yang terbuka, pagar di kompleks ini hanya sebatas pinggang jadi bisa terlihat rumah dan halamannya.

"Sudah ada yang menempati rumah sebelah ternyata" ucapnya dalam hati
Ia pun masuk dalam rumah dengan kunci cadangan karena tantenya masih bekerja.
Hari ini Anindya merasakan lelah yang sangat karena ia disibukkan tugas kuliahnya yang banyak. Ia segera masuk kamarnya dan mandi untuk menyegarkan badannya yang penat. Ia rebahkan tubuhnya di tempat tidurnya dan matanya langsung terpejam.

"An......An..... Bangun An....." Seseorang menggoyang kan tubuh Anindya untuk membangunkannya

"Tante Mira?.... Tante udah pulang" Anindya mengerjapkan matanya dan melihat jam dinding sudah jam 7 malam, ia tidur lebih dari 4 jam karena kelelahan.

PENCARIAN CINTA KAINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang