sixteen

4K 264 2
                                    

An fokus pada layar laptop miliknya, ia sedang mengerjakan tugasnya di meja kerja di ruang tengah rumahnya. Ia lihat jam masih menunjukkan pukul 9 malam. Ia menguap karena rasa kantuk sudah menderanya. Ia mematikan laptop dan akan beranjak menuju kamar saat sebuah ketukan ia dengar. Ia mempertajam pendengarannya dan memang ada seseorang mengetuk pintu rumahnya.

" Apa Kaindra tidak membawa kunci?" Batin An. Ia berfikir Kaindra yang mengetuk pintu. Ia berjalan menuju pintu depan saat ia buka pintu, ia melihat seseorang yang tak dikenalnya

"Maaf, anda siapa?" Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, sebelum An bisa berfikir lelaki itu sudah mengarahkan saputangan ke hidung An dan hanya beberapa detik, An sudah tak sadarkan diri. Lelaki itu menangkap tubuh An yang akan roboh lalu membawanya ke mobil yang sudah menunggu di depan rumah An

Oooo----oooO

Kaindra terlibat pembicaraan dengan kedua orangtuanya sampai malam, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi mereka belum mengakhiri perbincangan. Kaindra menceritakan kronologi saat ia pulang dari Malang, saat ia disekap dan saat tinggal dan bersembunyi di rumah temannya, ia tidak mengatakan nama temannya itu. Karena kedua orangtuanya masih berprinsip pria dan wanita tidak boleh berada dalam satu ruangan berdua saja, apalagi dalam waktu lama. Ia tidak ingin An di pandang miring karena tinggal sekamar dengannya.

Tengah malam mereka selesai berbicara dan Bu Ajeng menyuruh Kaindra istirahat.  Kaindra merebahkan tubuhnya di kamar yang biasa ia tempati saat menginap di rumah kedua orangtuanya, matanya menerawang melihat langit langit kamar, ia belum memberi kabar pada An bahwa semua sudah berakhir dan ia tidak perlu lagi bersembunyi di rumah An, memikirkan hal ini seperti ada yang hilang, perasaannya jadi tak karuan, ia akan kehilangan momen dan kebiasaannya saat pulang dari pertemuan dengan komandannya.

Ooooo----ooooO

Kaindra POV

Hari ini aku berencana datang ke rumah An, setelah 3 hari diberikan cuti untuk mengurusi tetek bengek sekembalinya aku dari persembunyian. pagi sekali aku sudah siap karena aku tahu jam 6 pagi An sudah berangkat ke kantor kejaksaan. Aku pacu motorku dengan kecepatan tinggi menuju rumah An, aku tidak sabar memberikan kabar bahwa aku sudah tidak perlu sembunyi lagi. Aku sampai di rumah An jam 6 kurang 5 menit, aku melihat pintu rumahnya terbuka. Aku bergegas masuk, ia mungkin sedang sarapan di dalam. aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu, tetapi tak kudapati ia dimana pun. Aku mencarinya ke halaman belakang tapi nihil tak ada dirinya dimana pun. Aku mencoba menghubunginya dengan handphone ku, Tapi kudengar ada nada dering yang berbunyi di ruang tengah. Dan handphone An tergeletak di Meja ruang tengah, aku mulai Khawatir karena tidak menemukan An, tidak mungkin ia sudah berangkat ke kantor sedangkan handphone berada di rumah dan rumah tidak dikunci. Aku keluar rumah dan mengunci pintu dengan kunci cadangan yang aku pegang. Aku pacu motorku menuju kantor kejaksaan tempat An kerja, dan ternyata ia tidak ada disana, resepsionis bilang ia tidak masuk. Kemana dia? Tanda tanya ada di benakku, kemanakah An pergi. Rasa khawatir menyusup di hatiku

Aku menuju markas polwiltabes dan segera menemui komandanku AKBP Harianto untuk mengkonsultasikan atas hilangnya An. Disinilah aku sekarang duduk berhadapan dalam ruangan beliau, sejak aku kembali, jabatan Kasatreskrim kembali aku emban sedangkan Mika mengemban tugas kasat reserse narkoba polwiltabes Surabaya, kami hanya bertemu sekali saat Sertijab, setelahnya kami sibuk ke tugas masing masing

"Apa kamu sudah mencarinya dengan benar Kai?" Tanya komandanku

"Siap.....sudah Ndan, An tidak memiliki saudara di Surabaya, orang tuanya di Aussie dan tantenya di penjara. Secara logika tidak mungkin dia pergi dengan pintu rumah yang terbuka dan barang pribadinya masih tertinggal di rumah"

PENCARIAN CINTA KAINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang