Chapter 6

9K 252 36
                                    


Selamat membaca..

ALINA

_


Aku menatap tajam kearah setiap orang yang berlalu lalang di setiap area kantor Nizar. Rasanya kepala ku sudah sangat pusing melihat banyak orang dengan beragam rupa, membuat perut ku bergejolak ingin muntah melihat nya.

Bibir ku, ku lipat dengan kedua kaki sesekali menghentak-hentak kelantai, seakan ingin meluapkan segala kekesalan pada lantai yang tak berdosa ini.

Aku merasa dongkol sendiri
mendengar penjelasan Ayah, yang mengatakan bahwa malam nanti, tepat satu minggu setelah keputusan Ayah dan rencana nya Fajar si Pria kuno itu akan memberikan jawaban mengenai pernikahan itu.

Bagaimana pun cara nya kali ini aku harus bisa menggagalkan jawaban Pria kuno itu agar tidak menjawab Iya. Aku sudah kepala mual melihat nya, melihat wajah nya yang menurut ku sangat membosan
kan.

Wajah tua, yang menurutku sangat tidak pantas berdiri di samping Alina putri kesayangan keluarga Effrndi. Aku rasa Ayah sempat menyesali keputusan nya untuk menikahkan ku dengan Fajar, itu yang aku tangkap dari raut wajah Ayah yang datar sangat datar, sedatar-datar nya.

"Mana, Bang Nizar?" Tanya ku langsung pada Siska sekertaris Nizar.

Sekertaris menor ini nampak menatap ku tidak suka sebelum akhir nya segaris senyuman terpaksa ia tujukan. Aku tau wanita macam apa Siska ini, wanita penghibur Mungkin!

"Di dalam ruangan Nona, Alina!" sungut nya dengan wajah yang langsung memaling ke arah
layar ponsel, tanpa mau lebih panjang lagi berbicara dengan ku.

Aku mendengus dengan tatapan tidak bersahabat yang aku tujukan di hadapan Siska. Kedua kaki ku juga sengaja ku hentakan agar membuat Siska semakin memberengut tidak suka.

Dan yah..

Tanpa menunggu waktu lama wajah seseram monster muncul sudah kepermukaan. Wajah seram Siska ia tunjukan pada ku, membuat ku semakin merasa menang karena sudah berhasil membuat Siska menujukan keaslian nya.

Ku kibas kan rambut ku tepat di pandangan Siska, membuat wajah Siska merah padam menahan amarah yang mungkin dua detik lagi akan meledak.

Tidak salah Mea, sahabat ku yang selalu mengajariku untuk berbuat sedikit jahil, ampuh memang terbukti wajah Siska memerah
karena marah.

Ku tarik nafas dalam-dalam mengatur raut wajah agar terlihat memelas. Aku yakin dengan
wajah memelas dan bibir mengerucut Nizar akan selalu luluh dengan trik ku ini.

"Abang Nizar. Pokok nya Alinaa nggak mau nikah sama Pria kuno, si Fahar-Fajar itu. Kalau nggak Alina bakalan kelayapan lagi." Cerocos ku dengan tangan yang masih memegangi gangang pintu ruangan Nizar.

Kedua kaki ku, ku hentak-hentakan hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Dengan gerakan cepat ku lepas gagang pintu lantas memukul-mukul kesal meja kerja Nizar.

"Sudah?"

Aku menggeleng menatap Nizar dengan tatapan memelas. Rasanya aku ingin menangis tersedu-sedu di hadapan Nizar, namun niat ku, ku urungkan ketika menyadari bahwa di dalam ruangan Nizar bukan hanya ada aku dan Nizar, melainkan ada Pria kuno itu dan juga Ellsi.

CALON SUAMI ORANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang