part 2 - pertemuan kedua

220 5 0
                                    

Nara POV

Huffttt sudah  hampir seminggu sejak penyuluhan terahkirku di kecamatan X, aku masih nggak bisa melupakan laki-laki ganteng itu yang baru kutau ternyata dia merupakan anak tunggal pak kepala, tapi sayang kasian sekali dia masak ganteng" hobi ngelamun sih sampai-sampai nabrak si om petani dan alhasil wajah gantengnya jadi bermandikan kotoran sapi hihi huuu kasiann, sayang sekali kamu kakak ganteng.

"""Kau begitu sempurna.....""" antunan lagu sempurna dari ponselku menandakan ada telepon masuk.

"My lovely boy is calling" ah beli dama, ngapain tumben nelpon aku jam segini nggak biasanya, angkat aja deh.. kok aku ngerasa nggak enak ya, ah mungkin perasaanku aja.

"Hallo, om swastyastu beli sayang" sapaku

"Hallo om swastyastu" jawab orang diseberang telepon kok bukan suara beli dama ya, karna aku sangat mengenal suara kakakku.

"Hallo, ini dengan siapa ya, kenpa menelpon lewat nomornya beli dharma" tanyaku.

"Saya briptu Bayu, saya ingin menyampaikan bahwa Iptu Candra saat ini sedang ada di rumah sakit karena beliau mengalami kecelakaan saat bertugas, saya mengabari ibu karena saya rasa ibu kerabat dari Iptu Candra mengingat hanya kontak ibulah yang mengindikasikan kalau ibu orang terdekat beliau,dan kami tidak menemukan kontak lain seperti keluarga selain kontak ibu yang bisa kami hubungi, jadi saya harap ibu bisa segera ke rumah sakit xxx untuk menemui beliau".jelas kawan beli dama

Deg.

Kakak, tanpa berpikir panjang aku segera menuju rumah sakit xxx tempat kakakku dirawat setelah sebelumnya aku izin kepada atasanku di sini mengingat ini masih jam kerja.
Oh tuhann... kumohon ya tuhan selamatkanlah kakakku, aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada kakak.

♥♥♥

Tak berapa lama akupun langsung menuju ke UGD, tampak disana dua orang polisi muda yang menunggu dengan harap-harap cemas.

Beli dama... gumamku, ternyata gumamanku tadi didengar oleh om-om polisi itu.

"Izin mbak, apa benar mbak keluarga dari Iptu Candra ? " tanya salah satu om polisi itu

"Iya benar, saya Nara adiknya, apa om yang menghubungi saya tadi ??" Tanyaku

"Siap, iya mbak benar sekali perkenalkan saya briptu Bayu, dan ini bribda Eka rekan saya, kami ini bawahan dari Iptu Candra mbak" jawab om Bayu itu

"Iya, bagaimana keadaan kakak saya ?? Dan kenapa kakak saya bisa kecelakaan kayak gini ??" Tanyaku

"Syukurlah mbak, tidak ada luka dalam yang serius hanya saja dahinya robek dan dijahit 3, serta kaki kirinya yang retak, serta tangan kanannya yang keseleo, selain itu tidak ada apa-apa lagi dan kini tinggal menunggu untuk dipindahkan keruang perawatan, dan ya kecelakaan ini terjadi karena beliau ditabrak oleh seorang bidan yang buru-buru hendak ke rumah sakit karena ada pasien yang melahirkan, jadi mbak bidan itu ngerem mendadak dan menabrak Iptu Candra yang sedang mengarahkan para pengemidi untuk menepi karena kami mengadakan razia mbak" jawab briptu Bayu panjang lebar.

"Oh tuhan..." gumamku saat melihat seorang perawat yang mendorong brankar pasien keluar dari UGD tampak kakakku yang tengah berbaring lemas di atas brankar itu dan kamipun mengiringi perawat itu untuk menuju ruang perawatan kakaku, bangsal Mawar ruang VVIP No 233 tempat kost kakakku untuk beberap hari.

Setelah memastikan semuanya beres dan perawat telah meninggalkan ruang perawatan kakakku. Aku tak kuasa menahan tangisan melihat kakakku berbaring tak berdaya seperti ini.

"Beli.. dama..." gumamku sambil menggenggam tangannya.

"Jangan nangis sayang, beli nggak apa-apa" gumam kakakku sambil mengelus puncak kepalaku.

"Nggak papa gimana, orang dijait sama kaki retak gini bilang nggak papa ?" Ujarku kesal, sedih, sekaligus emosi sambil menangis melihat kakakku kayak gini

"Sini", aku nggak papa ujarnya sembari memelukku dan menyandarkan kepalaku pada dada biangnya.

Aku menangis terisak dalam dekapan kakakku, sungguh aku sangat menyayanginya kakak gantengku ini, karna hanya dia yang aku punya aku nggak mau kehilangan saudara lagi, karena sebenarnya kami memiliki seorang adik laki-laki yang meninggal pada usia 8 tahun akibat sakit kelainan jantung,  bawaannya sejak lahir, seandainya dia masih ada mungkin sekarang dia udah SMA, ah sungguh sakit rasanya kehilangan orang yang kita sayangi apalagi saudra kandung, biar bagaimanapun kita perbah menempati tempat ternyaman yang sama yaitu rahim sang ibu, maka dari itu aku sangat takut jika terjadi apa-apa dengan kakak.

"Jangan gini kak, jangan sakit kayak gini, aku nggak bisa liat kakak celaka kayak gini, aku nggak bisa kak" tangisku didadanya.

"Suttt udah dong sayang jangan nangis kayak gini, beli dama nggak papa sayang, maaf ya udah buat kamu khawatir, udah dong jangan nangis ya" ucap kakakku sembari menciumi puncak kepala, pipiku berulang kali. Yah persaudaraan kami memang sangat dekat hingga banyak yang mengira kalau kita ini pacaran bukan saudara kandung. Sementara itu aku berusaha menghentikan tangisanku meski masih tesedu sedikit.

"Udah sayang, jangan nangis lagi, malu ah diliatin tu sama rekan kakak, itu ada pak dokter sama perawat juga" ujar kakakku.

Aku hanya mengangguk dan masih enggan melepas pelukan kakakku. Tapi mau gimana lagi, terpaksa aku biarkan pak dokter untuk memeriksa keadaan kakak.

"Sore Can, gimana keadaanmu Can, sudah mendingan ?? Biar aku cek dulu ya Can" ujar pak dokter itu ramah dan terkesan akrab.

"Iya sudah mendingan kok Ar, cuma masih agak sakit aja kakiku Ar" jawab kakakku.

Akupun menoleh dan memandangi wajah dokter yang merawat kakakku, kok wajahnya kayak familiar gitu ya ?

"Loh kamu ??" Ujarku kaget
"Bukannya kamu yang minggu lalu terjatuh di kandang sapi bukan ??" Tanyaku.

Sontak dia menoleh dan dapat kulihat wajahnya memerah entah karena malu apa marah entahlah aku tak tau.

"Loh Ra, kamu kenal sama Arya ??" Tanya kakakku.

"Enggak kak, tapi dia cowok yang aku ceritain minggu lalu itu kak, kok dia bisa ada disini sih ??" Tanyaku polos pada kakakku.

Sontak beli dama langsung tertawa ngakak,

"Hahahahha jadi dia yang kamu ceritain dek ??"tanya kakakku dan aku hanya mengangguk tapi malah kakakku makin ngakak ketawanya, apa karena kecelakaan ini otak kakakku yang memeng agak gesrek makin parah ya ?

"Haha aduh perutku sakit, oh ya dik kenalin ini Arya, sahabat SMA kakak, sekaligus dokter  yang merawat kakak disini, oh ya dan kamu Ar, kenalin ini Kinara kesayangan aku" ujar kakakku.

"Oh hay, mbak penyuluh eh kinara maksudku, jadi kamu toh pacarnya si gesrek ini ?" Tanya kak Arya

"Oh hay kak, bukan kok saya adiknya beli dama" balasku cuek.

"Eh Ar, kok lo bisa jatuh di kandang sapi sih, ampek kesiram kotoran sapi lagi untuk udah kering cobak kalau basah, gak kebayang gua, emang lo ngapain sih pake nyungsep ke kandang sapi beralih jadi dokter hewan lo sekarang ?? tanya beli dama kepo

"Eh asemm, Resek lu nggak hilang - hilang ye, heran gua abis kecelakaan otak lo makin gesrek ya, namanya juga musibah gua abia nganter dompetnya si ayah, eh malah nyungsep" jelas Kak Arya

"Hayoooo lo pasti terpesona ama adek cantik gua kan ?? Iya kan" usil beli dama

"Nggak, orang gua capek Can, abis begadang bongkar kepala orang, makannya rada gak konsen gua" jawab Arya berkilah padahal apa yang dibilang Candra benar adanya, tapi malulah, gengsi dikit gitu mana rahasianya bocor lagi, jangan sampai si mbak perawat,  Aruni bocorin aib gua, harus gua ancam nanti dia, duh jangan sampai dah seisi rumah sakit tau bisa turun pamor gua.

Bersambung.....

Aku, Kakak, Dan Pacar ?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang