Namaku afifa anaya andreson......
Hidupku berubah saat penyakit itu menyerangku....
Kebahagiaan seakan menjauh dariku tanpa pesan.
Saat saat dimana aku bisa bermain dengan temanku tetapi kini aku hanya bisa melihat mereka yang tertawa bersama,dan aku hanya duduk di atas kursi roda yang selalu menemaniku.
Dimana kehidupanku yang dulu..... aku rindu dengan canda tawa teman temanku.....
Bahkan untuk tertawa saja sangat sulit bagiku. Aku hanya bisa tertawa tanpa suara,dan itupun sangat menyakitkan.
10 tahun berlalu.........
Tidak terasa ternyata aku sudah tumbuh dewasa. Rasa sakit sudah berkurang,tidak seperti dulu.
Meskipun aku harus berbekal obat kemanapun aku berada.
Menjadi mahasiswa ternyata sangat menyenangkan.... sehingga aku bisa sedikit melupakan rasa sakit yang masih terasa.
Saat aku berjalan keluar perpustakaan,tiba tiba terdengar suara memanggilku dan genggaman berat memegang tanganku sehingga langkahku pun ikut terhenti.
Aku menoleh dan ternyata laki laki berparas humoris ini yang menghentikan langkahku. Aku belum mengetahui namanya.... tetapi dia selalu berusaha mendekatiku dan mencari tau identitasku.
"apa kamu punya waktu sebentar?" aku menoleh ke arah jam tangan sebentar lalu menghadapnya kembali dan menganggukkan kepala." ana.... apa kamu tidak ingat aku sama sekali?"aku hanya mengangkat alisku sebelah dan menggelengkan kepalaku pelan. Tetapi sepertinya panggilan itu tidak asing di otakku.
Dia hanya mendesah pelan dan memegang tanganku yang satunya,lalu kedua matanya menatapku lekat. Bukannya hatiku yang berdetak kencang tetapi aku merasa sangat bingung dengan perilakunya. "saat kamu masih menggunakan kursi roda lalu menghampiriku yang sedang membawa ice cream dan kamu merebutnya dari gengamanku. Dan aku berteriak menangis memanggil nama ibuku,tapi yang datang ibumu bukan ibuku".
"apa kamu ingat ana...?"wajahnya mengharapkan keberhasilan dan aku berusaha untuk mengingatnya. Lalu nama lana terbesit begitu saja di fikiranku,"lana rynoft?"wajahnya tampaklah sangat berseri ketika aku menyebutkan nama tersebut.
LANA
Betapa bahagianya hatiku saat mengetahui ana mengingat namaku. Kenapa dari semester pertama dulu aku tidak cerita tentang pertemuan menyebalkan itu waktu di bandara kepada ana! Sangat bodoh sekali aku ini. Aku mengajak ana bersantai dulu sebelum ajaran dimulai,dia mulai terlihat ceria kembali sesaat sebelum ia tidak mengingatku. Kini aku mengajak ana ke sebuah kedai kopi terdekat yang tak jauh dari jarak kampus . "maafkan aku lana....."aku hanya melihatnya dan menunggu kembali pembicaraannya.
"maafkan aku karena aku baru ingat sama kamu. jujur,aku kaget ngeliat perubahan kamu saat ini."aku tersenyum simpul lalu menjawabnya "apanya yang berubah? aku tambah ganteng ya?"dia hanya tersenyum malu dan menunduk.
aku meminum kopi dinginku yang sedaritadi ku biarkan. "lana...."aku mendongak ke arahnya"ya"dia tersenyum melihatku. "ana?kamu mau bicara apa?"dia hanya menggeleng dan tersenyum seperti menertawakan. "kamu haus?"aku hanya mengangguk dan memimilih pesanan kembali. "itu... di pipi kamu ada bercak coklat caramelnya kopi..."ucap ana dengan senyum menertawakanku.
spontan tanganku langsung mengambil tissu untuk membersihkan bercak kopi yang kuminum. "udah bersihkan?"ana mengangguk dan meminum kopi hangatnya. "ana?kamu udah sembuh?"dia hanya tersenyum dan memegang gelas kopi itu semakin erat. "aku percaya.... pasti kamu bisa ngelewatinya,meskipun sakit."terdapat luka di matanya. aku melihat itu.
Meskipun aku dan ana adalah teman biasa waktu duduk di bangku smp,tetapi kita selalu saling support dalam masalah kehidupan. Ana adalah panggilan favoritku untuknya. Semua orang memanggilnya dengan nama depannya,tetapi aku lebih suka memanggil bagian nama tengahnya.
Tapi ana adalah kepribadian yang sangat tertutup. Dia senang menyelesaikan masalah orang dibanding menyelesaikan urusannya sendiri. Seperti saat aku dan dia masih duduk di bangku smp dulu. Dia bercerita kepadaku tapi tidak sepenuhnya, hanya sebagian saja. Tetapi aku selalu menceritakan masalahku kepadanya,sehingga ia tau bahwa aku mempunyai masalah besar.
Dan perpisahan mulai terjadi saat kelulusan smp datang. Jika aku punya masalah sudah tidak ada lagi yang menyelesaikannya. Karena ana sudah berpisah denganku....
Mangkannya kali ini aku bahagia karena dipertemukan kembali dengan anaya.....
Kuharap ana masih akan tetap bertahan disisiku selamanya....
YOU ARE READING
LANA & ANA
General Fictionini aku... afifa anaya andreson. Lembar demi lembar arah cintaku akan terasa nyata dan semakin dekat. aku bukan wanita yang sempurna,aku mempunyai fisik yang lemah. entah siapa yang menjadi jodohku,tapi aku hanya ingin seseorang pria yang menerimaku...