Part 1

21 2 0
                                    


Terlihat mobil Honda jazz merah berhenti di muka pagar kediamaan BMT no 1. Dari luar pagar terlihat rumah yang sangat besar dan bertigkat 3, rumah ini mempunyai halaman yang sangat luas dan bersih. Dia samping rumah yang besar itu terdapat pavilium yang besar. Pavilium itu mempunyai 7 kamar, 6 di isi oleh para pekerja yang bekerja di kediaman BMT dan satu kamar lainnya di tempati oleh Zelia.

Tinn tinnn tinn. Bunyi klakson berasal dari mobil jazz itu, tapi tidak ada yang datang untuk membuka gerbang. Kemudian lelaki itu turun dan berteriak "Pak Diman buka gerbangnya dong, Dimas mau masuk nih"

Tak lama keudian terlihat terlihat pria paru baya datang untuk membuka gerbang dan berkata "Maaf den Dimas, bapak tadi ketiduran hhehehe "

Setelah gerbang terbuka Dimas langsung kembali ke dalam mobil dan menjalankannya menuju pavilium dan membopong Zelia dari dalam mobil.

"Bi Sum tolong bukain pintu dong" Kata Dimas sedikit berteriak.

"Tunggu bentar Den, Bibi matiin kompor dulu" teriak Bi Sum dari dalam.

Tak lama kemudian pintupun terbuka dan terlihat wanita pau baya di balik pintu dan bertanya "Itu Nona Zee kenapa den?"

"Zelia ketiduraan di makam nyokapnya Bi. Ohya Bi, kamar Zelia dimana ya? Kasian nih dianya tidur gak nyaman kayaknya" jawab dan tanya Dimas sekaligus.

Bi Sum mengangguk dan berkata"Nona Zee kamarnya di lantai 2, hanya ada satu kamar di sana Den."

Setelah mendengar apa yang dikatakan Bi Sum, Dimaspun langsung mengantar Zelia ke kamarnya. Untung nya kamar Zelia tidak terkunci jadi Dimas bisa langusng membukanya dan meletakkan Zelia di kasur queen size-nya.

Setelah meletakan Zelia di tempat tidur Dimas mengedarkan pandangan nya ke suluruh kamar Zelia yang berwarna monokram. Di dalam kamar itu terdapat tv, meja belajar, meja rias, dan ada tiga lemari. Tapi, di salah satu lemari itu tertulis "Privasi Zee". Dengan rasa penasran Dimas berjalan dan menuju lemari itu dan langsung membukanya. Di dalam lemari Dimas melihat ada beberapa foto yang dibingkai, ada foto om Hendra,Alm. Tante Wulan, Bram dan ada juga foto dua anak kecil laki-laki dan perempuan yang bergandengan tangan di taman bunga dandelion, mereka terlihat tersenyum bahagia. Ketika Dimas ingin melihat foto kedua anak kecil itu ia di kagetkan dengan suara Bi Sum yang memanggilnya.

"Den Dimas di cariin tuan Bram" teriak Bi Sum

Mnedengar Bram mencarinya Dimas pun langsung menutup lemari itu dan turun untuk menemuinya.

"Ngapain lo di kamar anak sial itu?" tanya Bram saat melihat Dimas yang sedang menuruni tangga.

Dimas yang mendengar Bram bertanya pun menjawab "Dia bukan anak sial Bram, dia adik lo"

"Gak yang gue tau dia bukan adik gue, gue gak sudi punya adik yang membawa sial" kata Bram lagi

"Lo tau dari mana kalau dia sial? Lo kan masih kecil waktu nyokap lo meninggal" tanya Dimas

"Gue tau dari bokap, kata bokap kalau bukan karna melahirkannya nyokap gak bakalan meninggal dan gue gak akan kekurangan kasih sayang seorang ibu" jawab Bram yang mulai emosi.

"Yaudah serah lo aja deh, gue capek ceramahin lo mulu. Gue mau balik dulu. Bye." Kata Dimas lagi.

"Gak ada juga yang minta lo ceramahin. Yaudah lo hati-hati di jalan bro" sahut Bram.

Setelah Dimas pergi Bram mendudukan dirinya di sofa ruang tamu pavilium dengan pikiran yang melayang entah kemana dan tanpa sadar dia tertidur di sofa itu.

***

Di kamar yang berwarna monokrom terlihat gadis yang sedang meringkuk seperti merasakan sakit di balik selimut. Dengan rasa sakit yang ia rasakan akhirnya ia bangun dan menuju meja belajar dan membuka lacinya dan mengambil botol obat yang 5 tahun terakhir di konsumsinya, dengan cepat ia menelan obat itu da berharap sakitnya cepat mereda.

Setelah rasa sakitnya mereda berisap siap untuk mandi dan pergi makan malam karena jam sudah menunjukan pukul 7.00. Sesudah berganti pakaian gadis itu turun untuk makan malam.

"Selamat malam nona Zee" sapa Bi Sum saat melihat gadis itu menuruni tangga.

"Selamat malam juga Bi Sum"Jawab Gadis yang dipanggil Zee.

"Nona Zee mau makan malam apa?" tanya Bi Sum.

"Apa aja Bi, asalkan bukan sayur brokoli" jawab Zee dengan senyuman di wajahnya.

Setelah bercengkrama dengan Bi Sum ia pun pergi ke ruang tamu dan mendapati kakaknya yang sedang tidur atau tepatnya tertidur disofa, melihat itu ia pun menghampiri kakaknya.

"Kak Tyo bangun, itu udah waktunya makan malam." Kata Zee sambil mengguncangkan tubuh lelaki yang di panggil Tyo.

Tak butuh waktu lama Tyo pun bangun dan berkata "Kan geu udah pernah bilang jangan pernah lo sentuh gue anak sial, gue gak mau kesialan lo tertular sama gue, PAHAM!!"

Dengan rasa takut Zee pun berkata "Maaf kak, Zee tidak bermaksud menyentuh kakak. Zee hanya ingin membangunkan kak Tyo karena ini sudah waktunya makan malam"

Dengan tak pedulinya lelaki yang di panggil Tyo itu berjalan dan menyambar Zee hingga ia terjatuh, belum jauh Tyo melangkah ia berkata "Lo mulai sekarang makan aja di sini jangan pernah lo pergi ke rumah kalau gak ada yang penting-penting amat". Dan tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, ia pun melanjutkan langkahnya.

Bi Sum yang melihat peristiwa itu pun langsung menghampiri nona-nya yang masih terduduk di sampig sofa.

"Nona yang sabar yah, semua ada hikmahnya di balik semua ini" semangat Bi Sum.

Bi Sum berkata lagi "Nona kalau mau makan, makan aja bersama kami"

"Iya iya Bi, makasih Bibi masih mau ngurus Zee" kata Zee dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Sama-sama Non. Nona sudah bibi anggap sebagai anak bibi sendiri" ucap Bi Sum dengan senyum di wajahnya.

Malam itupun dan malam yang akan datang Zelia akan sarapan, makan siang, dan makam malam selalu di pavilium bersama para pekerja.


Bersambung...

Mafkan kalau part ini dikit yah :*

Dudududdu mafkan kalau banyak typo ya chingu. Bisa di komen kok tpi yang baik baik ya, maklum aku masih newbie :)

Jangan lupa Vote&Coment ya Chingu :) :3

Jadwal uploadnya Random/gak tetap ya chingu :)

Follow me in Ig @vhyadrian

Just For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang