Part. 2 (Inner Conflict)

10 1 0
                                    

Seoul.

-Na Young POV

Jika awan bisa ku genggam, rasanya aku ingin membawanya pulang atau ku jadikan selimut di kamarku.

Awan di Seoul sangat indah pagi ini.

" Istirahatlah.. Kau pasti sangat lelah. " dia mengusap anak rambutku. Aku pun pamit untuk masuk ke dalam rumah.

Sejujurnya selama perjalanan ke rumah banyak yang aku pikirkan tentangnya.

Hhhah~ sudahlah lebih baik aku mandi, dan tidur.

Ahh aku rindu sekali ranjangku.

***

" Sudahlah, tidak perlu menghiraukannya. Lebih baik kita pergi saja. "

" Dasar tidak berguna! "

" Cih"

" Tak perlu berharap untuk mendapatkan cintanya! Dia hanya khayalanmu saja! "

" Menjauhlah darinya, parasit! "

" Lebih baik kau mengadu saja pada ibumu! "

" Dasar kampungan!"

" Hahahahha! "

Tik tok tik tok

Sial.

Aku mimpi apa barusan?

Kuayunkan tanganku untuk membantu tubuhku bangkit dari ranjang.

"Kepalaku jadi pusing. Padahal baru saja tertidur, ada-ada saja." keluhku sambil memukul kecil dahiku agar tak pusing lagi, maksudnya.

***

Rumah ini terasa sangat sepi.

Semenjak Ibu dan Ayah berpisah rumah ini tak ada lagi kata kebahagiaan.

Hanya ada aku dan Jubu.

Jubu itu nama kucingku yang paling manis.

Selama aku pergi Jubu aku titipkan pada tetanggaku, kelihatannya sekarang dia agak lemas. Apa dia sakit?

" Jubu-ya!! Ayo makan dulu! Kau tidak boleh kurus. " tentu saja dia langsung menghampiriku.

Musim panas ini cukup panas bagiku, sepertinya aku akan mandi dan mengajak Jubu jalan-jalan keluar.

" Aku mandi dulu ya! "

" Mew!" Uh manisnya.

***

" Jubu-ya apa kau ingin permen kapas?"

Jubu hanya diam, entah mengangguk, entah menggeleng aku masih belum yakin.

Aku membeli permen kapas berwarna sky blue.

"Waa lihatlah! Warnanya cocok dengan bulumu yang putih bersinar. "

" mew!"

" Na Young-ah!"

Aku menoleh ke arah sumber suara itu.

" Yak Jubu, kiyowoo. "

" Apa kabar Na Young-ah?" dia teman lamaku.

" Ah, baik! Bagaimana denganmu?" tanyaku balik.

" Cukup baik. Udaranya bagus sekali, aku jadi ingin berlari-lari. Selamat bersenang-senang!" dia melambaikan tangannya padaku sambil berlari menjauh. Dia tetanggaku, kami cukup dekat namun tidak akrab.

Aku duduk di pinggiran kursi di terotoar.
Aku bahagia ketika melihat awan yang cerah.

Di sudut sana aku melihat sekelompok orang, sepertinya mereka teman sekelasku.

Ya benar saja. Mereka juga sedang menikmati indahnya pagi ini.

Aku rasa yang aku ingat aku tidak pernah lagi bergembira seperti itu bersama teman-teman.

" Na Young-ah!" So Hye melambai-lambaikan tangannya ke arahku dari jarak ini, aku hanya balas dengan senyuman cerah.

Mereka terlihat sangat gembira, bahkan berswafoto ria.

Aku belum pernah memiliki teman sebanyak itu, paling aku pergi dengan So Hye, atau dengan Ye Ri hanya berdua paling banyak bertiga. Aku memang kurang pandai bergaul.

Mungkin karena aku orangnya tidak asik, atau membosankan.

Aku lihat sekeliling pun semua orang bersama dengan orang yang mereka kasihi.

Ada yang bersama keluarga, teman, sahabat, kekasih. Beruntung aku memiliki sahabat terbaik, Jubu-ya! Kau terhebat!

To be continued








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang