BAGIAN SEBELAS : Teman SMP

370K 28.4K 2.8K
                                    

NOW PLAYING : RENDY PANDUGO - 7 DAYS

SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA

SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SHEA SAAT MASA SMP

BAGIAN SEBELAS

Terkadang saat kita mendapatkan suatu hadiah, yang paling membahagiakan bukanlah nilai dari hadiahnya itu sendiri melainkan siapa si pemberinya.

***

SECARA tidak sengaja Shea berpapasan dengan cowok yang pernah menjadi teman di SMPnya. Shea menundurkan langkah kakinya, berniat menghampiri cowok baru saja dilaluinya.

Hari ini Shea masih menggunakan masker untuk menutup bibirnya yang masih sedikit jontor, ya akibat keju sialan itu Shea harus menderita. Benar sih, kemarin Adnan menjenguknya dan membawa bunga serta buah. Tentu saja Shea senang. Cowok yang dia sukai, memperlakukannya seperti itu.

"Heh Yasa...," panggil Shea seenaknya.

Cowok yang dipanggil Yasa itu menoleh ke arah Shea, matanya yang sipit itu membuat Shea terkikik geli. Entah kenapa melihat cowok sipit, membuat Shea mengakak. Mata kok minimalis, ingin Shea beri solatip di atasnya biar keliatan besar.

"Ini Shea, Shea yang cantik dari khayangan," ujar Shea, "eh khayangan kan mimi peri, yaudah dari surga. Kalau surga ya bidadari, yaudah bidadari aja."

Yasa menggelengkan kepalanya, dia pikir setelah masuk SMA karakter Shea akan berubah, tapi ternyata sama saja malah makin parah. Yasa berpikir, dulu dia pernah mempunyai dosa apa sehingga punya teman semenyebalkan Shea dan sepercaya diri Shea. Tapi, Shea sosok cewek yang berbeda menurut Yasa, dan saking berbedanya dia tidak layak disebut sebagai seorang cewek.

"Keju?" tebak Yasa, sudah bisa dipastikan kalau Shea mengenakan masker ke sekolah artinya dia makan keju. Dulu saat SMP pun begitu, teman-temannya tak percaya akan alergi Shea dan mereka mencekoki Shea dengan keju dan terciptalah bibir jontor Shea.

Shea membuka sebentar maskernya, lalu menutupnya kembali. Yasa paham.

"Udah tau alergi, masih aja dimakan. Kampungan ya kampungan aja Sye."

"Lo jahat Yas, jahat banget sama gue." Shea sok mendramatisir perkataan Yasa barusan, padahal biasanya biasa aja.

"Makin tua bukannya makin sadar malah makin gak waras ya lo." Yasa geleng-geleng kepala, sambil berdecak pelan.

"Waras menurut versi gue ya diri gue sendiri," ujar Shea dengan kekehan pelan.

Yasa mengabaikan pembicaraan barusan, lalu dia menatap ke arah Shea.

Shea [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang