Saat satu simpul senyum terkembang, saat itu pula tepuk tangan riuh mengiringi langkahnya. Semua nampak tersenyum bahagia karenanya. 'Chittaphon Leechaiyapornkul' menjadi salah satu dari sekian nama yang berada di tingkat teratas peringkat sebagai mahasiswa lulusan terbaik di korea. Sebelah tangannya memeluk erat tabung piagam kelulusannya. Senyum tulus itu semakin terkembang saat tanpa sadar ekor matanya bersitatap dengan salah satu jajaran orang penting yang mempengaruhi hidupnya. 'Lee Taeyong' nama terindah yang pernah ia dengarkan walau hanya sebatas angan dimana nama itu mengalun sehalus udara yang menghantarkan kesejukan.
"Selamat..." itu kata yang mampu terucap dari bibir penuhnya walau tanpa suara sedikitpun. Karena sesungguhnya Ten mengerti, terkadang cinta itu tak perlu sebuah pengungkapan.
Selang setahun kemudian, semua berlalu dengan cepat menghantarkan langkah kaki seorang namja manis -ten- kehadapan seorang namja tampan yang tersenyum lebar didepannya.
"Sekarang katakan padaku, apa kekurangan namja tampan dihadapan ku saat ini? Tampan, pintar, baik, ramah dan mudah bergaul dengan siapapun dan selalu tersenyum. Lalu apa?" monolog ten tiap kali melihatnya.
Tangannya kemudian terulur untuk menerima uluran kertas note di hadapannya. Dengan sebuah kalimat yang sudah terukir dengan apik.
"Terima kasih sudah mau menemaniku selama ini. Maaf aku tak bisa menjadi hal yang sempurna dihidupmu. Karena hanya aku yang menjadi cacatmu. Menjadi penghancur kesempurnaanmu. Maafkan aku dan kini ku mohon maafkanlah lagi diriku karena dengan berani menulis. 'maukah kau menjadi pendamping hidupku? Menerima kecacatan ku dan selalu menjadi yang pertama dalam hidupku dan terakhir dalam nafasku...'"
Ten menatap taeyong dengan tatapan tak percaya. Sungguh, ini bahkan lebih dari cukup dari apa yang ia telah bayangkan sebelumnya. Dimana sang rembulan selalu ditemani ribuan bintang yang menambah ke sempurnaannya. Katakan saja ten adalah bulan didunianya dan nyatanya taeyong lah bintang yang berpencar kesegala arah dengan sinarnya.
"Jika kau menolak maka katakan saja. Jangan ragu karena aku harusnya tahu tempatku. bukannya tidak percaya diri. Aku hanya menghargai semua keputusanmu sekalipun itu mungkin menjadi hal yang tak ingin ku dengar.." note itu kembali terulur dihadapannya.
"Aku mau.. Aku mau..." kali ini ten kembali tersenyum dengan lebar dan mulai mengulurkan tangannya untuk merengkuh wajah tampan dihadapannya, mengusapnya dengan lembut.
"Terima kasih sudah memilihku dalam hidupmu. Terima kasih sudah mau menjadi pelengkap hidupku. Terima kasih sudah mau menjadi telingaku. Disaat semua orang menjauhiku karena cacatku. Kau malah datang dan membuatku merasa seperti mendengar kembali. Kau bahkan rela menahan suaramu dan menjadi si bisu dalam hidupku. Terima kasih sudah mengajarkan arti indahnya kehidupan padaku. Terima kasih sudah membuatku selalu merasa bersyukur. Aku berdoa dengan tulus pada Tuhan untuk membiarkanku mendengar suaramu sekali saja dalam hidupku..."
"Dengarkan aku.. Aku mencintaimu.. Chittaphon leechaiyapornkul..." suara taeyong sehalus udara mengalun dengan indah malam itu. Selembut harmoni cinta yang teralun.
————— untold story —————
"pasien mengalami benturan hebat memutus syaraf pendengarannya. Tak ada yang dapat dilakukan lagi untuk menyembuhkannya. Alat bantu pun tidak dapat membantunya. Pasien saat ini masih dalam rasa shocknya..." penuturan dokter didepannya membuat senyum taeyong perlahan meredup.Entah sebesar apa nyali yang ia punya. Yang pasti ia dengan mantap masuk kedalam ruangan serba putih itu membawa sebuah note kecil ditangannya.
"hi.. Aku lee taeyong, si bisu yang ingin menjadi temanmu..." satu note kecil yang membuka jalan awalnya.
Ten menatap namja tampan dihadapannya dengan tak percaya. Ia mulai menerka dan merekam dengan jelas setiap inchi wajah namja dihadapannya. Lee taeyong, sunbae sekaligus namja yang ia kagumi selama hidupnya. Ia bahkan menatap tak mengerti hingga satu senyum tercetak dengan jelas.
"aku ten.. Si tuli yang baru saja mengakui dirinya memang tuli.."balas ten.
Itu awal pertemuan yang tak pernah terfikiran sebelumnya. Ia bahkan nampak berfikiran jika taeyong memang bisu karena sejujurnya ia tak pernah mendengar suaranya.
Si tuli dan si bisu.. Sebuah cerita klasik manis yang tersusun dengan rapih seperti skenario tentang cinta yang sudah terangkum indah.
E.n.d
Terima kasih sudah mau membacanya. Jangan bosan bosan
![](https://img.wattpad.com/cover/145403867-288-k877422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Classic story
Romancehanya cerita manis tentang seorang lee taeyong bersama Chittaphon Leechaiyapornkul