Langit sore semakin menggelap hampir menemui senja. Rumput ilalang menari-nari lembut tertiup angin, menghiasi sebuah halaman buku yang setengahnya telah tertulis tentang isi hati dari seorang Rosaline.
"Ro, kamu lagi nulis apa, sih?" Sosok tampan yang baru saja tiduran telentang di antara rerumputan ilalang sambil menatap langit bertanya basa-basi pada sang bidadari hatinya.
"A ... R ... Z ... A .... Arza, sekarang aku memang cinta banget sama kamu, tetapi kamu memang bukan cinta pertamaku. Jadi, itu artinya ...." Rosaline menutup buku diary-nya, kemudian menatap wajah tampan itu.
Arza menghela napas. Ia sedang sangat malas membicarakan hal-hal yang sensitif hingga memilih untuk memejamkan kedua mata tajamnya.
"Apa, Ro? Itu artinya ada risiko yang harus aku tanggung? Risiko meskipun kamu mencintai aku, kamu tetap akan terbayang-bayang oleh dia yang ada di masa lalu kamu? Iya?"
Rosaline tersenyum tipis. Ia tahu kalau Arza mendadak kesal sampai memilih untuk memejamkan matanya.
"Tetapi ... kamu tetap penguasa terbesar dari hatiku, Za. Sebagian besar hatiku sudah menjadi milikmu. Kamu berhasil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguasa Hati Terbesar
RomanceCerita-cerita akan kisah-kisah dan kata-kata tentang romansa percintaan dengan rasa sedih.