Sora POV
Aku terduduk merenungi kaki kanan ku yang terluka, kemudian memasang kembali sepatu yang ukuran nya lebih kecil daripada kaki ku tersebut.
Ya, aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli sepasang sepatu baru.
Padahal, aku bekerja paruh waktu di salah satu toko sepatu.
Aku masih berumur 19 tahun, ini adalah tahun terakhir ku bersekolah di 'Gyeonggi-do' dan aku harus sangat memaksimal-kan kerja keras ku, dari mulai mencari uang untuk biaya sekolah serta belajar mati matian.
Aku harus mendapat beasiswa, agar aku bisa berkuliah. Aku tidak akan sanggup membiayai kuliah ku sendiri dengan penghasilan ku yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari ini.
Belum lagi aku harus membiayai adik ku, Lee Hyu Jin yang umurnya baru mencapai 15 tahun.
Itu karena, ayah ku, tulang punggung keluarga meninggal saat umur ku baru beranjak 14 tahun.
Semenjak ayah ku meninggal, ibu ku susah payah membuka usaha kecil kecilan di rumah.
Menjual hamburger secara online.
Biasanya adik ku yang akan mengantarkan pesanan pesanan, dan ibuku yang akan membuat hamburger nya.
Seperti itulah keadaan keluarga kami.
Tapi, aku bahagia jika tidak menyusahkan ibuku yang susah payah berusaha mencari uang. Meskipun kadang aku kelelahan dengan semua aktifitas yang kumiliki.
"sora-ya, bukankah lebih baik kau berhenti bekerja dan fokus terhadap ujian ujian mu yang akan datang nanti? Kau juga terlihat sangat lelah. " tanya Mina-ssi,
dia adalah sunbae-nim yang telah bekerja selama 4 tahun di kedai kimchi ini, ia memang sangat baik hati, dan perhatian kepadaku.
" aku tidak apa apa eonni, aku harus tetap bekerja. "
" baiklah. Ini sudah waktunya pulang, waktunya beristirahat Sora-ya. Jangan terlalu bekerja keras."
"terimakasih, kalau begitu aku duluan ya eonni, annyeonghaseyo." aku membungkuk, kemudian tersenyum manis kepadanya.
Hufth, hari yang melelahkan.
Aku berjalan menuju rumah. Mengingat kakiku yang terluka aku pun menghampiri minimarket untuk membeli hansaplast, dan paseu (koyo) untuk kaki ku yang terasa sangat pegal.
Saat aku sudah berada di dalam minimarket aku langsung menuju tempat yang ku tuju yaitu tempat bagian obat-obatan.
Dan aku pun mendapatkan apa yang aku tuju dari awal masuk kedalam minimarket.
Namun saat aku berjalan menuju kasir, tidak sengaja aku menabrak seorang lelaki.
Tabrakan nya tidak begitu keras, tapi mungkin akibat kaki yang sedang terluka akupun menjadi tumbang.
"kau tidak apa apa? Maaf." lelaki itu membantu memberdirikan ku,
Kemudian membantu mengumpulkan belanja ku yang jatuh berserakan.
"gwenchana, aku yang harusnya minta maaf, maafkan aku. Apa ada yang terluka?" dia menggelengan kepalanya,
"kau benar tidak apa apa?" aku mengangguk
"iya benar. Kau juga tidak apa apa kan, baiklah kalau begitu permisi, sekali lagi maafkan aku." ucap ku kemudian membungkukan diri dan segera pergi.
Aishh, sial. Kaki ku semakin terasa sakit. Ok, emang agak berlebihan tapi kaki ku benar benar jadi pincang seperti zombie.
Aku membayar apa yang aku beli.
Saat aku membuka pintu minimarket tersebut untuk segera keluar dari toko.
Tiba tiba saja, seorang lelaki
Menarik ku dan membawa ku ke dalam mobil milik nya,
"eh, apa apaan? Mau apa kau? Ya! lepaskan! Kau ini siapa, yaaa! lepaskan aku"
aku berusaha melepaskan tarikan nya, tapi sulit sekali, apalagi dengan tenaga ku yang sangat tidak sebanding dengan lelaki tersebut.
Ah sial ada apa dengan pria ini apa dia tidak melihat aku kesakitan, dia siapa.~
Aku pun menyerah dan duduk di kursi mobil, aku sama sekali tidak mengenali pria ini, aku berusaha meminta pertolongan, aku teriak saat itu juga aku berharap ada yang menolongku
Namun lelaki itu tetap berada di samping ku dan tidak pergi dari hadapan ku,
"apa apaan ini?! Kau ini siapa?! Yaa jawab atau aku akan membuka masker yg kau pakai!"
Aku sangat takut hal yang tidak kuinginkan terjadi, tapi dari matanya dia seperti..
"joyongihae! (Diam) " ucapnya tiba tiba, sambil menatap mataku dengan sangat marah
Membuat jantung ku berdetak lebih cepat, aku takut terjadi sesuatu, tolong aku.
Ada seorang lelaki yang bertiak ke arah mobil ini dan lari ke arah mobil ini
"yaa!! Lepaskan dia, apa kau tidak bisa memperlakukan wanita secara lembut, kau sangat kasar" ia adalah pria yang tadi aku tubruk di dalam minimarket, mungkin untuk sementara aku memanggil nya tuan tampan aku tau ini sangat lebay tapi memang dari matanya sudah terlihat dia pasti lelaki tampan
Lalu pria tampan itu menarik orang yang membawakaku ke mobil itu,mereka berkelahi, tapi untungnya ia selamat dan orang yang tidak dikenal itu pergi
"kau tidak kenapa napa?" aku terkejut mendengarnya, pertama kalinya aku merasa seperti wanita yang di lindungi oleh kekasihnya seperti di drama yang sering aku tonton saat waktu senggang
"ah tidak, aku tidak apa apa, terimaka.."
Saat aku mengucapkan terima kasih dia terburu untuk pergi ke dalam mobilnya aku merasa tidak enak karena tidak sempat mengucapkan apa apa
Tapi dia meninggalkan sesuatu, gelang, aku yakin ini gelang miliknya yang terjatuh tadi, aku lari menuju mobilnya dengan kaki ku yang sangat sakit, sayang. Aku tidak bisa mengejar mobilnya melaju sangat cepat, sial.
Saat aku sedang jalan menuju rumah tak lama
Heheh, maaf ya manteman klo ceritanya aga aneh, atau kaku, atau ya begitu lah, apasiii :) 😁Jgn lupa vote sm comment nya, terima kasih 😂❤✨, I hope you're enj
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionNothing is impossible, everything will happen if God wills Siapa yang menyangka hidup sora bisa menjadi lebih baik saat dia mengenal lebih dekat dan menjadi teman hidup idola nya sendiri bahkan sora tidak pernah berfikir akan menjadi seperti ini