Hari Senin

3 1 10
                                    

Pagi itu, disebuah rumah yang cukup besar untuk di huni oleh tiga orang, Terlihat seorang ibu rumah tangga, yang sedang bersih-bersih. Ya... Dia adalah ibu yeri. Suara-suara yang dihasilkan ibu yeri itu, mungkin saja mengusik seseorang yang sedang terlelap ditidurnya.

Tidak beberapa lama setelah selesai membersihkan rumah, ibu yeri pun beralih kedapur untuk memasak dan menyiapkan sarapan pagi. Melihat anaknya yang tak kunjung bangun dari tidurnya, Sambil memasak, ibu yeri pun mulai mengeluarkan suara-suara yang mungkin saja tak ingin didengar NYA. Seseorang itu ya, sebut saja Yeri.

Dia adalah anak satu-satunya di keluarga itu. Jadi wajar saja dia sangat manja.
Setelah ibu yeri selesai memasak, ia langsung pergi menuju kamar anaknya itu. Lalu membuka tirai kamar, yang masih tertutup rapat tanpa cahaya (yah pantas saja). Yeri!!... Bangun nak... Lihat sudah jam berapa... Ayah saja sudah berangkat ke kantor...

*yeri
Suara berisik yang berasal dari dapur sungguh mengusik hasratku, kenapa? Karna aku belum ingin berpisah dengan tempat tidurku. Dan tidak bertahan lama, suara yang tidak ingin kudengar sekarang sedang menuju kemari.
Suara yang tidak ingin kudengar itu bukan karna aku benci, tetapi sungguh karena aku belum ingin pisah dari tempat tidurku ini. Selimutku saja masih pada posisi sempurna yang menutupi seluruh tubuhku. Tidak bisakah hari senin ditiadakan?
Ibu mulai membuka tirai jendelaku.. Seketika kamarku yang gelap gulita menjadi terang benderang. Cahaya matahari pagi itu menelusuri setiap ruang kamarku dan jeng jeng... Itu sangat menyilaukan hingga membuat mataku mengernyit. Kudengar suara ibu yang sudah menyuruhku untuk pisah dengan ranjangku.
"Iyaa, ibu... Sebentar lagi"
"Sekarang hari senin, coba lihat sudah jam berapa"
"iyaa.. Bu..."
Dengan berat hati dan langkah yang gontai aku pun bangkit dari tempat tidurku tercinta, langsung menuju kamar mandi.
............

Beberapa lama setelah itu yeri pun selesai memakai seragam. Ya... yeri masih duduk di bangku SMA kelas 2. Yeri tergolong anak yang cantik tetapi tidak terlalu berminat berdandan. Dan memang yeri juga tipe orang yang tidak rempong.
Yeri mempunyai sifat yang tidak banyak bicara, tetapi sekali bicara, atau ketika mendapatkan tema gosip yang sesuai dengan mood hatinya, tenggelamlah yeri yang kalem. (Hahaha)

Pagi ini yeri berpenampilan dengan seragam sekolahnya dengan tinggi 160cm sangat cocok dipakainya, lalu rambut yang panjang semampai di kuncir satu disertai balutan pita, bedak yang tipis dan lipbalm yg tidak berwarna. Serta tak lupa kaca mata....

Karena pagi itu sang ayah sudah berangkat kerja terlebih dahulu, tinggallah yeri dan ibunya yang sedang menikmati sarapan.
........

"ibu... Yeri berangkat ya"
"iya nak... Hati hati dijalan"

Yeri berangkat kesekolah dengan berjalan kaki, karna jarak dari sekolahnya ke rumah terbilang tidak cukup jauh. Dan lagi, banyak juga di lingkungan sekitar rumahku yang juga sekolah disana.

Sesampainya di sekolah yeri pun langsung memasuki kelas dan menuju kursinya. Disana sudah ada hani.
Berbeda dengan yeri, Hani adalah teman dekat yeri. Seorang yang pandai berdandan dan sangat menjunjung tinggi nilai penampilan.
Hani cukup tinggi sekitar 165cm (tinggi di indonesia). Hani juga memiliki sifat yang periang dan tidak ambil pusing terhadap masalah yang dia anggap tidak terlalu penting. Hani di kelas juga di juluki sebagai "The Queen of mak coblang"
...............

Saat itu Hani terlihat sedang sibuk... (hayoo.. Sibuk ngapain). Yap... Apalagi kalo bukan sibuk ngerjain tugas.

"Ehh.... Yeri... Udah dateng?"
"Tugas matematika udah selesai belum?
"Emang ada tugas?" (tampang polos)
" Ya Tuhan... Ampunilah teman Hamba yang satu ini (berdoa).... Yeri sayang, Kalo gaada ngapain gue susah bin rempong ngerjain?"
"Ihh.. Serius Han..."
"Kaga yer... Gausah kerjain... Paling ntar lu disuruh hormat bendera doang satu les"
"Ih beneran, yaudah deh... Liat dong"
(Membongkar isi tasnya sambil mencari pulpen dan buku)"
"OH my gosh yeri, palli palli... Sebentar lagi mau bel"

Bel pun berbunyi...
Pertanda waktunya upacara. Setelah selesai upacara yeri dan hani pun memasuki kelas. Pada pagi itu jam pelajaran pertama, wali kelas memasuki kelas mereka.

Hani :"Wah.. Tumben bu rita masuk kelas kita? Omo... Jangan-jangan..."
Yeri :"Jangan-jangan apa han?"
Hani :"Jangan-jangan ada rapat lagi yer?"
Yeri :"Yakali han, masih pagi atuh!, tapi gapapa jugalah rapat. Males belajar pagi pagi"
Hani :"Trus belajar pagi pagi sama siang siang apa bedanya yer?"
Yeri :"Apa bedanya ya?"
Hani :"Pliss yer, bunuh gue -_- (frustasi).

Ibu Rita pun memasuki kelas mereka. Tetapi kali ini ibu rita tidak sendirian dia membawa seseorang bersamanya.

Siapa dia? Guru baru? Atau guru yang pengen razia kelas? Atau sesorang yang sedang mencari bakat (wkwkwkwk)? Atau apa? Nantikan part selanjutnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang