satu

7 1 0
                                    

"Key," panggil Rara sahabat Keysha.

Keysha yang di panggil hanya bisa menulikan pendengarannya dengan earphone terpasang dengan cantik dan rapi di kedua telinganya. Ya iyalah telinga masa hidung nanti jadi nosephone.

"Darurat ini siaga 1." batin Keysha resah.

"Ish marahan lagi aja yuk Key. Capek gue temenan sama lo. Kalau lo gak jawab panggilan gue. Lo gue end." ucap Rara mengancam dengan memperagakan menggorok lehernya. Ngek.

"Keysha Amora anaknya pak RT Agus yang paling cantik nyaut ngapa? Roti sogokan lo mana? Kamvret lo pakek acara tipu-tipu segala, tau gitu gak bakal maafin lo. Nanti gue minta sama babe suruh dia buat hukum lo bersihin empang lagi." omel Rara dengan cepat.

"Eh eh, jangan empang depan rumah lo dong. Babe punya ikan buaya tau. Kalau nanti 'ngap' habis gue kena makan." kini Keysha menjawab Rara dengan memohon agar ucapannya tidak terlaksanakan. Bahaya, ia pernah nguras kolam ikan depan rumah Rara yang sering ia sebut empang. Padahal gak besar-besar amat. Tapi yang jadi masalah adalah di sana ada ikan yang punya mulut seperti buaya dan lagi terkadang banyak telur kodok dan kecebongnya. Iyuh.

"Brownis gue dulu lah."

Ala mak! Macam mana nih.

"Ehm, gini Ra. Jadi tu. Aduh gimana ya omongnya?" Keysha masih mencari alasan yang cocok dan dapat menyelesaikan masalah ini.

"Okay, jadi roti itu ketinggalan. Ya ketinggalan. Ehm, gimana kalau nanti sore gue ke rumah lo buat nganterin itu roti?" jawab Keysha mencoba terlihat menyakinkan. Padahal dalam hati berdoa semoga itu roti masih ada di kulkas dan belum ilang di makan si kucing garong, Ataya. Adik yang suka makan tanpa peduli makanan sudah basi pun masih di makan. Gila aja tuh perut masih kuat aja gak keracunan.

"Lo!" tunjuk Rara dengan memincingkan mata. Ia sudah hafal betul kelakuan teman sejak jaman masih main di sawah dan sungai itu.

"Iya, nanti gue bawa banyak sekalian buat babe sama mami sekalian."

"Okay, awas aja kalau gak bawa. Kita pu-tus." ucap Rara mengancam.

"Berhubung gue belum bawa rotinya putusnya di pending dulu aja ya. Yok kita ke kantin aja gue traktir air mineral gelasan."

"Bilang aja pelit. Ya udah yuk. Peliharaan gue pada demo nih." ucap Rara menunjukkan perutnya.

"Let's go." ucap Keysha semangat dan menggandeng tangan Rara menuju kantin.

Mereka bukan pasangan penyuka sesama loh ya. Catat garis panjang diberi warna beda, biar jelas. Gak kaya hubungan kita yang gak jelas. Jadi gini, mereka sahabatan dari mereka masih ngompol dan cuma bisa nangis. Selain itu mereka juga tetanggaan. Jadi bayangin aja tiap hari ketemu mulu. Hadeh sampe hafal betul luar dalemnya bagaimana.

###

Pulang sekolah Keysha lantas berlari setelah Rara mengantarnya pulang. Berlari tanpa melepas tas dan sepatunya menuju satu tempat hidup dan matinya. Di dapur ia lantas membuka kulkas dan mengecek masih ada gak itu roti dan ternyata saat ia lihat masih ada coy. Beruntungnya anak sholeh dan baik hati seperti dirinya. Ia tersenyum bahagia dan mengambilnya memindahkan pada tempat makan jumbonya supaya muat banyak. Setelah di rasa cukup dan ia telah meninggalkan sebagian untuk kucing manisnya ia menutup kulkasnya.

"Astaghfirullah Keysha. Ngagetin bunda. Kamu tuh kebiasaan salam dulu kalau mau masuk rumah main nyelonong aja. Ini lagi sepatu belum di lepas tas masih di gendong. Haduh tobat bunda punya perawan dua kelakuan. Masyaallah ya Allah." omel bunda memarahi kelakuan Keysha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAMVRETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang