Empat bulan yang lalu, semua masih berjalan syahdu. Tiga bulan, laku kita mulai tak tentu, berpacu dengan detikan waktu. Dua bulan, kita mulai bertarung, memperebutkan gelar kemenangan ilmu. Satu bulan, saat itulah kita benar-benar terbakar rasa takjub, tak berdaya akan kekalahan ilmu. Dan di sinilah aku sekarang, bertarung dengan lika-liku hidup, memperjuangkan gelar nomor satu, hanya sebatas untuk menghindari rasa malu.
^^^^^^^^^
"Assalamualaikum, Pak, ucap Syahrul sambil mencium tangan gurunya." Pukul enam lebih empat puluh lima menit, Syahrul segera bergegas, meletakkan helm yang tergenggam di tangan kirinya ke rak helm, bergegas balik arah menuju kelasnya, kelas 41.
Tidak ada papan penanda nama kelas di kelas itu. Tidak ada pula hiasan-hiasan seperti origami menempel di dinding-dinding nya. Sapu dan sulak hanya digeletakkan di lantai. Lihatlah di bawah meja-meja itu, ada banyak sampah yang tak tersapu. Kelas yang amat kaku.
Ah, tapi manusia-manusia pengguna ruangan yang awalnya lab komputer menjadi ruang kelasnya juga tak terlalu kaku. Syahrul yang baru masuk kelas langsung disambut hangat oleh Apip, seorang japanmania yang berasal dari kelas 7F.
"Rul, udah buka link yang aku kasih kemarin? Apik, toh?" tanyanya sambil tersenyum aneh.
"Hoo, Pip. Lucu lek di youtube, Putri spam squishy, di teken-teken sambil ngomong OMG, ini slow banget, guys. Wahahahahaha," tawanya membuat kelas itu sama sekali tak kaku, juga membuat wajah Putri memerah malu tak karuan, yang kemudian mengajak Kyra ke kamar mandi sekalian curhat.
"Itu, lho. Aku itu mau hapus video yang di youtube, tapi malah muncul pemberitahuan tindakan anda telah terblokir gitu. Gimana coba?" curhat Putri sambil kemudian menutup pintu kamar mandi, meninggalkan Kyra yang bingung harus menanggapi seperti apa karena dia sendiri juga selalu tertawa ketika melihat video itu.
40 detik, akhirnya Putri selesai. Dengan wajah yang murung nan melamun, ia kembali ke kelas diikuti Kyra yang tambah bingung. Masih dalam keadaan murung dan melamun, Putri menabrak kakak kelas dari arah berlawanan.
"Eh, Mbak. Maaf, Mbak, nggak sengaja saya," pinta Putri sambil menunduk mengambil sebotol minuman dingin milik kakak kelas itu uang terjatuh, mencoba mengembalikannya.
"Ah, nggak apa-apa, Dik," jawabnya lembut sambil menerima botol minuman dingin dari Putri.
Tahukah kalian siapa yang Putri tabrak ? Ya, mbak cantik yang ia idolakan sejak masuk SMP ini. Mbak cantik yang sudah cantik pintar pula. Mbak cantik yang andaikan Putri seorang lelaki pasti akan ia sukai. Ah, pernyataan di atas penulis dapatkan dari Putri sendiri, okd.
"Kenapa, Put? Senyum-senyum aja, wkwk, emang bener ya kata peneliti kalau mood perempuan bisa berubah dalam hitungan menit, hahaha," ejek Kyra.
"Ih, udah ah, ke kelas aja, udah mau doa," balas Putri.
Doa pagi berjalan seperti biasanya. Fefe, Runa, dan Wendy keluar ke GOR untuk ibadah agama Kristen Katholik bersama siswa dari kelas lain. Sedangkan Olyn keluar sendiri ke bangsal juga untuk ibadah agama Kristen Protestan. Delapan belas yang lain tetap di kelas, tadarus pagi yang dipimpin bergiliran. Dilanjut dengan menyanyikan Indonesia Raya 3 stanza, kelas ini memulai pagi sama persis seperti kelas-kelas lain.
Pelajaran pertama, prakarya. Hari ini kami mulai berkarya membuat ukiran sabun. Di pagi yang cerah itu, banyak jari-jari lembut yang tergores cutter, meneteskan darah suci yang diperebutkan kaum vampir. Dewi, Apip, dan banyak lainnya harus menjadi korban kerakusan vampir. Adudu, puk-puk sini muah. 22oksip padahal ini genrenya slice of life napa ada vampir, bwang?:v22
Dilanjut pelajaran IPS mengenai ASEAN, semua jam pelajaran dikhususkan untuk presentasi. Empat kelompok sudah maju hari ini, membahas Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Bahan-bahan presentasi tadi cukup menarik, terdapat video singkat mengenai keunikan negara yang dibahas. Jangan melupakan sesi tanya jawab, pasti satu tangan yang sama akan mengacungkan jarinya.
"Mmm, itu artinya apa?" atau "kok bisa begitu?" atau kadang "jelasin eh maksudnya itu gimana, toh?" Ya, dialah dewa penanya dalam sesi tanya jawab, Dewi, panggil saja HP, Hamka Prita kepanjangannya.
Ilmu Pengetahuan Alam, pelajaran yang disukai kebanyakan siswa, apalagi pada bab bagian-bagian makhuk hidup, saya suka saya suka, tapi bohong. Dimulai dengan ulangan bab sistem peredaran darah manusia, kelas terdengar sangat sepi. Namun, satu jam kemudian, kelas ricuh sericuh-ricuhnya karena siswa tidak terima dengan jawaban yang benar dari suatu pertanyaan ambigu.
"Kok bisa B, Pak? Kan jantung koroner itu..."
"Ha masak jawabannya njuk D, gitu? Mbok terima aja to.."
"Lha tapi kan di buku paket ada uraiannya yang menjelaskan bahwa jantung koroner merupakan..."
"Sa ae lu nyeriwis persis kayak Pak Ihsan lagi njelasin."
Dan akhirnya jawaban akhir dari soal itu adalah opsi A. Canda elah, yang bener D.
Hari yang panas itu ditutup dengan pelajaran matematika. Kami sudah memelajari sampai bab fungsi, masih satu bab lagi sampai kami memelajari bab persamaan garis yang konon katanya sangat-sangat-sangat sulit.
Akhirnya, lagu sayonara telah berkumandang di seluruh penjuru sekolah. Mari pulang, marilah pulang, marilah pulang bersama-sama. Eh, masih ada yang les di Neu**on, ya, wgwgwg.
Intinya sampai jumpa esok pagi. Salam sayang dari penulis yang tidak sayang kamu tapi sayangnya sama dia yang padahal dianya sayang sama orang lain. Udah ih, kaya sinetron Indo*ia*aja.
@4.1_official on Instagram.