*1*

8 3 0
                                    

Kubangun dari tidurku. Ku lihat jam baru menunjukkan pukul 05.00. Entah apa yang membuatku bangun sepagi ini

Aku segera bergegas kekamar mandi dan mulai bersiap seperti hari biasanya

Lalu aku segera turun kelantai bawah sembari mengucir kuda rambutku, aku ingin kedapur

"Pagi ma"

"Eh, putri mama tumben jam segini udah siap? Ada PR?" mama mulai mengambil beberapa piring di rak

"Enggak sih ma. Aku juga gak tau tumben bangun pagi, hehe"

"Oh gitu, kirain mama kamu lupa lagi ngerjain PR" aku hanya menyengir kuda

"Mah, siniin piringnya, biar aku yang nata dimeja makan"

"Hah? Oh ya ini" ucap mama sedikit kaget dan memberikan tumpukan piring itu padaku, dan aku mulai menyusunnya dimeja makan

Aku melihat kakakku dan papaku turun dari lantai dua

"Tumben lo dah bangun, pake bantuin mama segala, lo kejedot tembok semalem, hem?" ucap ka Zaydan

"Apaan sih ka, suka-suka gue dong"

"Pagi-pagi udah berantem. Gak punya kerjaan lain?" tanya papa dengan suara beratnya. Ia mulai duduk dikursi diujung meja, kursi khusus kepala keluarga

"Tuh, ka Zay yang mulai yah"

"Dah ah, buruan makan, nanti keburu dingin" ucap mama mulai mengambilkan kami semua nasi beserta lauk dan pauknya. Aku membantu untuk menuangkan susu kegelas kami

"Tumben Nan kamu sudah bangun" tanya papa

"Entah pah, tadi Nanda bangun reflek aja"

"Oh"

Kami semua mulai makan dalam diam

Setelah makan selesai, seperti biasanya kami akan mulai mengobrol

"Nando, hari ini apakah kamu pulang cepat?"

"Nanti Zay cuma ada jam pagi, paling nanti jam 11 udah pulang"

"Bagus, nanti papa akan ada pertemuan dengan CEO Francisco group, papa mau ngenalin kamu sama dia sebagai penerus papa"

"Pah, Zay belum siap kaya gitu-gituan, males deh"

"Zaydan Vernando, kamu harus nurutin perintah papa kali ini. Sampai kapan kamu mau nolak buat dikenalin sama rekan kerja papa hah?" ucapan papa sedikit meninggi

"Udah deh ka, nurut aja, nanti papa semakin marah" bisikku kepada ka Zay yang memang duduk disebelah kananku

Ka Zay menghela nafas panjang, "baiklah, nanti Zay ikut papa. Yuk, buruan berangkat!" ka Zay menarik tanganku

"Eh, tunggu!" ka Zay berhenti, aku mengambil tas ku dikursi sebelah kiriku

Aku dan ka Zay segera berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua kami

Aku naik dibangku sebelah ka Zay yang sedang menyetir

"Kenapa sih ka Zay selalu nolak permintaan papa buat ketemu rekan kerja sih?" tanyaku memecah keheningan

"Lo tau kan sebenernya gue nggak terlalu suka kehidupan bisnis. Mau gue tuh gue bisa nentuin hidup gue selanjutnya gimana"

"Tapikan ka, kaka satu-satunya anak laki-laki papa, papa pasti punya harapan yang tinggi sama kaka"

"Ya tapi nggak gini juga kali Nan, gue masih muda, masak udah disuruh mikir sih"

"Ya itu, mumpung kaka masih muda, kaka bisa belajar banyak. Jadi papa bisa sepenuhnya percaya sama kaka"

The Shadow Of The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang