2

36 0 0
                                    


  Pulang sekolah, seperti biasa aku langsung masuk kamarku meletakkan tas diatas meja, mengganti pakaianku, kemudian merebahkan diri diatas kasur dan mendengarkan musik klasik. Tak lama kemudian aku pun tertidur.

  Tok!! Tok!! Tok!!

" Hendra,,,, Hendra,, " Bi Eni mengetuk pintu dan memanggilku dari luar hingga membangunkanku.

" iya, ada apa ? " tanyaku dengan suara serak khas bangun tidur, sedangkan mataku masih terpejam enggan untuk kubuka.

" bangun nak! kamu belum makan siang kan ? "

" Gk usah, aku gk lapar aku ngantuk nih "

" makan dulu, nanti kamu sakit lagi "

"Hmm,, terserah " jawabku sambil meletakkan lengan kiriku menutup mataku, bibi Eni membuka pintu kamarku dan membawakan nampan berisi makanan dan minuman kemudian meletakkannya di atas nakas.

" bibi letakkan disini ya, jangan lupa makan! oh ya, nanti malam ayah dan ibu mu akan pulang " kata bu Eni.

" mereka pulang atau tidak, sama sekali gk ada bedanya paling mereka pulang sebentar besoknya pergi lagi, mereka gk peduli padaku atau memang mereka lupa kalau pernah punya  anak " kataku dengan lengan masih menutup mata.

" kamu gak boleh ngomong gitu! ayah dan ibumu sayang dan peduli padamu, buktinya mereka selalu bekerja dan itu hanya untuk kamu mereka mencari uang untuk membiayai sekolah kamu dan menyekolahkanmu di sekolah yg bagus " kata bibi Eni sambil duduk di sisi ranjang ku. Aku membuka mataku kemudian bangkit duduk berhadapan dengan bibi Eni.

" kalau emang mereka sayang dan peduli padaku, seharusnya mereka meluangkan sedikit waktunya untukku bukan kayak gini, hampir sepenuhnya waktu mereka dikhususkan untuk bekerja " kataku dengan sedikit emosi, bibi Eni tersenyum dan mengelus2 puncak kepalaku.

" ini semua demi kebaikanmu sayang!"

" kebaikan mereka bukan kebaikanku " jawabku kesal sambil mengarahkan pandangan kearah lain.

" baiklah, terserah apa katamu, tapi jangan lupa untuk makan ya! bibi pergi dulu " kata bibi Eni kemudian bangkit untuk keluar dari kamarku.

" cuma bibi yg dapat mengerti diriku, andai saja bibi jadi ibuku aku pasti bahagia " kataku dalam hati sambil menatap punggung bibi Eni yg mulai menjauh dan menghilang dibalik pintu kamarku.

  Aku kembali merebahkan tubuhku diatas kasur dengan pandangan ke arah nampan berisi makanan yg baru saja dibawa bibi. Kemudian aku langsung bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci wajahku dan kembali keluar untuk memakan makanan yg dibawa bibi tadi. Setelah makan, aku langsung ke dapur untuk mencuci piring, gelas dan nampan bekas kupakai tadi kemudian aku langsung kembali ke kamarku, tapi ketika melewati kamar bibi Eni, Aku membuka pintu kamarnya dan melihat bibi Eni sedang tertidur pulas, wanita yg selama ini merawatku kini tertidur dengan polosnya namun pesona kecantikannya masih terpancar dari wajahnya yg selaras dengan hatinya yg sangat lembut, Karena itulah aku sangat menyayangi beliau ketika aku ingin melangkah kedalam kamarku tiba2

" Assalamualaikum " seseorang memberi salam dari luar, aku pun membuka pintu.

" Waalaikumsalam, Eh! kalian kenapa kemari ? " tanyaku kepada Furqan dan Firna, anak kembar tadi.

" aku ingin mengajakmu kesuatu tempat " kata Furqan.

" oh ya ? dimana ? "

" ada lah pokoknya, kamu mau ikut gak ? " tanya Firna

" eum,, aku belum yakin sih,,, tapi,, "

" Udh!! yakin aja kami jamin kok kamu pasti akan senang kami ajak kesana " kata Firna lagi.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang