Disinilah lelaki berperawakan dingin berusia 24 tahun itu menikamati malam dinginnya kota Seoul sendirian. Dengan memakai Jaketnya yang tebal, ia memasukkan kedua tangannya di masing masing sisi saku jaketnya. Duduk di bangku kosong yang selalu dihindari untuk diduduki oleh orang orang sekitar tempat itu, bukan karena apa, bangku itu miliknya, hanya ia yang boleh duduk di bangku itu dan tak akan segar mengusir siapapun yang berani duduk disana jika ia melihatnya, siapapun kecuali seseorang favoritnya. Dan ketika angin menghembuskan udaranya yang menusuk tiap pori kolit makhluk hidup, rambut hitam dengan poni terurai di dahinya menjadi berantakan. Ia lalu menyibaknya lagi dan lagi dengan lima jarinya mencegahnya agar tak mengenai matanya. Lelaki yang berkulit seputih susu itu sesekali bersiul dengan lagu yang random tak jelas. Namun tidak dengan kedua telinganya yang dipasangkan headset yang terus terusan memutar lagu 'Tell Me What is Love' yang dinyanyikan oleh penyanyi terkenal Doh Kyungsoo dan Yo Young Jin. Percayalah, ia memutarnya berulang kali bukan karena ia menyukai lagu itu. Tapi karena sebulan yang lalu ia dengan kesalnya menghapus semua list lagunya dan menyisakan satu lagu itu, hanya satu itu.
Dulu ia sering bermain di tempat ini, sebuah taman luas sedikit gersang dekat dengan sungai Han. Tempat dimana ia dan teman teman bermain bolanya bersenang senang sepanjang hari. Hanya ada beberapa bangku taman dan tanaman tanaman hias yang tumbuh secara acak menyisakan bagian tengah taman yang tak terawatt, cukup luas untuk berlari larian. Meski berwajah dingin, Sehun, lelaki dengan ketampanan yang diatas luar biasa itu cukup ceria bermain bersama temannya dan tidak secuek yang orang orang pikirkan jika sekilas melihat wajahnya. Dia banyak menghabiskan masa remajanya dengan bermain sepak bola di tempat itu dengan kawan kawannya seperti Kai, Chanyeol, Yunho, Changmin, Minho, Taemin, Chen, Guanlin dan Kris. Sedangkan teman satu gengnya yang lain seperti Baekhyun, Kyungsoo, Xiumin, Jihoon lebih senang melakukan hal lain misalnya mencabuti bebarapa tanaman yang mereka anggap mengganggu pemandangan ataupun membahayakan anak2. Begitulah pertemanan mereka tetap kompak sedari masa SMA dan masih sering berkumpul meski sudah lulus. Ada diantara mereka yang melanjutkan di perguruan tinggi ada pula yang memutuskan untuk langsung bekerja. Namun kesibukan tidak bisa mengoyahkan kekompakan mereka untuk tetap berkumpul setiap harinya, terutama hari minggu, hari rutin mereka. Kebahagiaan mereka dalam ikatan pertemanan seolah begitu erat dan tak terpisahkan. Tidak sebelum mereka mengenal sosok asing mungil dekil yang mulai masuk dalam pertemanan mereka.
Hari minggu itu seperti biasanya mereka berkumpul di sore hari untuk bermain -pengecualian untuk Sehun yang berada disana sepanjang hari dan pulang kerumahnya beberapa kali hanya ketika dia lapar atau handphonenya butuh di charger-. Seperti biasanya juga tim bermain sepak bola dan tim melakukan-kegiatan-bermanfaat-nya berjalan. Semuanya seperti biasa. Namun Sehun lah yang mulai sedikit merubahnya.
DUAK!!
Bola yang ditendang Sehun itu terlempar keras menghantam kepala seseorang dari belakang dengan kerasnya, membuat seorang remaja tersungkur berlutut di atas rumput taman. Mereka semua tegang dan tak berkutik, siap siap jikalau remaja itu akan marah marah atau melaporkan mereka pada orang tuanya atau lebih parahnya pada pihak berwajib -jika memang hal itu melukai si pemuda terlalu parah-. Pemuda dengan kaos kebesaran dan terlihat amat lusuh itu perlahan membalikkan badannya menatap beberapa remaja seumurannya yang kini tengah menatapnya. Dia hanya berbalik badan, tapi dia tetap diam. Entahlah, dia mungkin berfikir mungkin salah satu diantara remaja itu ingin meminta maaf atau malah akan memakinya, ia sedang menunggu. Hal yang sama malah tengah dilakukan oleh ke 14 orang yang juga hanya terdiam menunggu apa yang ingin dilontarkan oleh si korban yang hanya mengedipkan mata rusanya. Seolah waktu berhenti dalam beberapa menit, si korban pelemparan bola mulai menggerakkan bibirnya yang ia gigit dengan wajah seperti hendak menangis.
"s.. sakit" gumamnya teramat pelan hingga dia sendiri tak mendengarkan suara teramat kecilnya yang mungkin sudah terhempas angin. Dia memegang kepalanya bagian belakang yang terkena bola tadi.
Semua remaja itu kemudian secara refleks melihat ke arah Sehun, beberapa diantara mereka juga ada yang bahkan menunjuknya dengan jari telunjuk seolah memperjelas siapa pelaku dari korban kekerasan itu. Sehun kemudian menghela nafasnya pasrah dan melangkah maju mendekat kearah remaja tersebut dan mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan meminta maafnya. Si remaja cantik membalasnya dengan tersenyum. Dan saat kedua kulit itu bersentuhan, Sehun terkejut. Cukup terkejut karena tiba - tiba hatinya berdesir hebat dan jantungnya berdetak keras. Masih dalam mode terkejutnya hingga se pemuda cantik tersenyum semakin lebar memperlihatkan deretan giginya yang bahkan sampai terlihat gigi bawahnya yang lucu. Dia terlihat semakin cantik dari jarak sedekat ini dengan senyumnya yang mengembang."ma...maafkan aku, tadi kami bermain sepak bola, dan bola itu..-"
"TIDAK APA!" jawab si pemuda cantik dengan begitu semangatnya. Wajahnya terlihat sangat senang dan ceria, terlalu ceria hingga dirasa sedikit berlebihan.
Kris kemudian melangkah maju memutuskan jabat tangan Sehun dengan pemuda itu. Membuat Sehun terkesiap dan merona malu,
"Apa sakit?" dengan tangan menjulur ke bagian belakang kepala pemuda cantik yang hanya dibalas dengan gelengan kepala, masih dengan reaksi cerianya yang sedikit berlebihan.
Yunho ikut bergabung dan langsung menatap ramah si pemuda cantik yang terlihat sendirian dan tak memiliki teman itu.
"Kau mau ikut bermain? Kau bisa bermain sepak bola?"
"Tentu! Aku jago bermain sepak bola juga!"
Dan benar saja apa yang dikatakan pemuda cantik dekil itu. Ia memang sangat lincah ketika bermain sepak bola, didukung dengan tubuh mungilnya yang berlari dengan ringannya dan mengoper bola kesana kemari. Dan ketika Chanyeol mengingat sesuatu ditengah permainan yang kian seru.
"OIYAA... NAMAMU SIAPA PEMAIN BARU!!??" Tanya Chanyeol sambil berlari mengejar bola. Semua pemuda satu genk itupun mendengarkan dengan seksama sambil melakukan kegiatannya masing masing.
"LUHAN... NAMAKU LUHAAANN!"
Luhan ya...
Dan tepat saat nama itu disebutkan, maka Luhan masuk dalam list orang yang mereka kenal, terutama Sehun, yang sejak tadi matanya terus menatapnya sedang bibirnya terus tersenyum. Sejak itu, Luhan menjadi bagian dari mereka, dan merubah semuanya. Semuanya terutama Sehun, tak tersisa bahkan untuk dirinya sendiri.
Luhan...
Luhan...
Luhan...
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Tanduk Rusa
Fanfiction*langsung baca aja😊* Cerita ini ga akan bnyak. Mungkin two or three shoot only. Khusus buat hunhanmonth 2018 and thnks buat Sehun dan Luhan. Warn: alur campuran