Bagian 2.
"Gue tinggal nanti lo nangis"
*****
Tuk.. Tuk..
Suara sepatu beradu dengan tiang besi mendominasi suasana di sore hari yang sepi. Keny memasrahkan dirinya, nasibnya sekarang berada di kendaraan umum yang biasannya melewati halte dekat SMAnya.
Sudah sore seperti ini pasti sangat jarang kendaraan umum masih narik.
Ya Allah...
Hamba pasrah padamu, hamba hanya ingin pulang, kirikamlah hamba seorang pangeran berkuda besi yang bisa membawa hamba pulang menuju rumah dengan selamat. Keny berdoa dalam hati, berharap doanya terkabul.Tidid
Klakson dari motor bebek yang berselogan yamaha semakin didepan membuyarkan lamunan Keny.
Keny tersenyum senang saat doanya terkabul, tak apalah siapa pun dia yang penting pangeran berkuda besi sudah di depan matanya, tinggal kedip mata pada si pengendara ia bisa pulang, semoga.
Begitu helmnya dibuka oleh si empunya motor Keny terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kog belum pulang Ken" Angga mengacak ngacak rambutnya agar tak terlihat lepek.
Keny berdeham "Belum" jawab Keny sekenanya.
Angga mengangguk-anggukan kepalannya "Belum ada niatan buat pulang?"
"Lagi nunggu yang setia" Keny masih memalingkan wajahnya ke lain arah, males pikirnya.
Gengsi Keny memanglah sangatlah tinggi, apalagi pada orang yang belum dikenal akrab olehnya.
Angga mengerti dengan ucapan Keny. "Cielah nunggu wae, gak bosen apa" Angga memperhatikan setiap gerak gerik Keny.
Keny kembali berdeham
Melihat respon Keny yang masa bodo padanya membuat Angga mengenakan helmnya kembali. "Mau bareng gak"
"Gak, makasih" Gengsi Keny sangatlah tinggi, entah kenapa ia begitu ketus kepada Angga. Berdektan dengan Angga membuat Keny agak risih, etahlah.
"Gue tinggal nanti lo nagis lagi, ini mau malem. Gak baik anak gadis di jalanan sendirian" Angga mencoba menasehati.
Suara adzan mulai terdengar, Keny lupa bahwa ini sudah sangat sore , ralat menjelang malam maksudnya. Pasti ibunya di rumah akan khawatir jika ia pulang telat.
Keny melirik kearah Angga, dan di balas dengan naiknya satu alis Angga pertanda jawaban yang Angga lontarkan barusan.
Tak ada pilihan lain Keny langsung naik ke motor Angga. Dan di sambut senyum hangat dari Angga.
Angga memberikan helm pada Keny.
Motor Angga berjalan di jalanan sepi melewati berbagai gedung yang menjulang tinggi di sisi kanan kiri jalan. Tak lupa diwarnai dengan suasana sore menjelang malam dengan warna orange kekuningan bercampur dengan warna biru menambah suasana nyaman kota yang lenggang oleh kendaraan yang belalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionKetika persahabatan di selingi dengan cinta, tak ada yang bisa di pertahankan. Sama sekali tidak ada. ~Menjauh atau bersatu~