"Hi!
Gue Gilang.
Bentar-bentar...
Ru! Biru! Sini dulu bentar!"
Laki-laki itu melirik ke belakang kamera yang sedang menyoroti dirinya, dia melambaikan tangan memanggil adik lelakinya.
"Ngapain?" suara dingin dan datar itu menyahut.
"Sapa dulu fans gue!" suruh lelaki berambut lebat sambil tersenyum sumringah.
"Nggak, gue mau tidur."
"Ya'ela lo manusia apa kebo sih demen amat molor!"
Gilang berdecak saat Biru beneran meluruskan jalannya menaiki tangga. Kondisi rumah sedang sepi dan dia baru saja selesai kuliah. Sekarang dia ingin merekam kegiatan paling tidak pentingnya itu.
"Orangtua gue lagi honeymoon entah untuk keberapa kalinya. Nyokap bilang dia pengen nambah anak, tapi Bokap nggak setuju. Suatu waktu Nyokap pernah bersabda kalo dia pengen bikin kesebelasan kalo bisa sama pemain cadangannya juga tapi Bokap langsung nyela 'aku nggak masalah punya anak berapa asalkan kamu ada disisi aku, sekarang coba kamu bayangin kalo kamu punya anak banyak kapan waktu kamu bisa buat aku, Love?'"
Ekspresi wajah Gilang dibuat segeli mungkin. "CIAAAAA GELI BANGET NGGAK LO PADA? Bokap gue itu kaku, kayak Biru. Kalo udah ngobrol sama Nyokap rasanya dia kemasukan 100 setan!" lalu Gilang mengacak rambutnya menjadi berantakan. "Anyway gue bersyukur punya orangtua kayak mereka karena saling melengkapi walau ya... Gue nggak sanggup punya Nyokap yang pikirannya kadang bijak, kadang minta gue bilang ke Bokap buat coret aja dari KK terus ganti Mama baru!"
Lelaki itu terkekeh sejenak. Jenis tawa yang mampu menghipnotis setiap kaum hawa, kemudian dia menghela napas seakan teringat sesuatu yang menyenangkan. Senyumnya begitu hangat dan memberitahu kalau ada seseorang di hatinya.
"Lo tau nggak? Gue selama ini bertanya-tanya kenapa Nyokap bisa sejatuh cinta itu sama Bokap? I mean, lo bisa jatuh cinta sama siapa pun tapi merasakan cinta yang jatuh sedalam-dalamnya sampe lo lupa caranya loncat keluar, apa itu nggak sulit dan menyesakkan kalo ternyata kalian nggak berjodoh?"
"Yep, gue selalu mikir begitu. Makanya gue nggak suka pacaran sama cewek baperan. Maksud gue ya lo biasa aja kalo suka sama gue, sebatas 'ya ampun gue suka sama Gilang!'" cerocos Gilang memgikuti suara gadis yang melengking. "Nggak usah senorak itu sampe nahan gue kalo gue minta putus atau nangis bombay minta balikan. Hilih kinthil ogah gue balikan sama kecebong dikasih nyawa!"
"Tapi, akhir-akhir ini gue merasakan hal yang berbeda," Gilang menegakkan duduknya, dia mengelus dagu seraya menatap kamera serius. "Singkatnya begini, gue jatuh cinta sama cewek yang lumayan sulit buat gue dapetin,"
"Sebenernya dia mudah dideketin tapi nggak sembarang cowok bisa masuk ke hatinya. Kata dia, gue bukan tipenya. Sayangnya dia tipe gue banget! Dia berani, dia wangi, dia cantik dan seksi! Pinter sih jangan tanya... Terus gimana nih caranya gue dapetin my Baby Pinky? Dia itu imut banget bikin gue lupa diri kalo dia bukan boneka yang suka joget-joget!"
"Ada yang tau nggak caranya gimana bikin dia naksir balik sama gue?"
Gilang berdecak, memijit pelipisnya.
"Gue, Gilang, si atlet panahan yang bisa panah hati siapa pun mendadak jadi pusing mikirin cara biar Pinky suka sama gue juga."
🏹
"Kalo gue upload si Pinky bakal nyambit gue lagi nggak ya pake sendal?"
--Gilang, 17 tahunSuka Pinky karena dilempar sendal👡
🏹
S I A P A
Y A N G
L A N G S U N G
J A T U H
H A T I
S A M A
G I L A N G?HAHAHA!
Setelah ENTANGLED siap ketemu Gilang-Pinky?
Mari kenalan dulu dengan bab 1-nya 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinky Lovely
Teen FictionSeorang atlet panahan jatuh cinta dengan murid pindahan yang terkenal galak. Gilang, cowok super atraktif dan penuh dengan cinta yang sering dia tebar kepada siapa pun, tapi dia tidak suka kalau cintanya tersentuh pada gadis yang baperan. Hingga per...