DIRA POV
Aku memasuki sma negri pelita jaya dengan perasaan sedih dan mengantuk, masih memikirkan keadaan rumah yang berantakan, ortu yg terus menerus rebut satu sama lain. Aku berjalan dengan perasaan hampa, pikiran yang kosong dan tidak menjawab sapaan teman temanku dan membalas senyuman pak satpam seperti yang biasa aku lakukan setiap hari. Pikiran ku kacau...!! Mungkin tidak ada yang tau permasalahan yang selama ini ku rasakan karna aku selalu menyimpan segalanya sendiri. Aku hampa, aku hanya terlihat baik di luar, terlihat seolah tanpa beban, tanpa kekhawatiran, tanpa beban. Padahal di dalam hatiku, aku hancur.
Aku terus berhalan dengan perasaan hampa dan pikiran yang kosong dan tanpa sengaja menabrak seseorang. Seorang pria dengan tubuh tinggi dan berparas tanpan, berkulit putih pucat seperti tanpa darah tapi memiliki bibir merah dan sinar mata yang redup
"ma...maaf" kataku tergagap, aku tak pernah melihat pria ini sebelumnya. Siapa dia? Apa anak pindahan baru? Pria ini tak menjawab sapaan ku, dia hanya menatapku sekilas dan pergi begitu saja. Aku menatap nya sekilas dengan pandangan tidak berminat dan jengkel. Benar benar kesal dengan kesombongan pria itu.
Aku lalu melanjutkan perjalanku ke kelas dengan terburu buru karena mendengar suara bel masuk yang telah berbunyi.
" dir, you ok?" Tanya siska, teman semejaku, menatapku yang hari ini tampak berantakan. Ya emang sih aku sadar hari ini aku berantakan, amta lembab dengan bibir pucat tanpa lipstick dan tidak bedakan. Bodo amatlah, pikiran ku udah pusing karna ngingat masalah rumah. Jgn tambah dengan penampilan
"oh gosh, dir. Lu benar benar deh kayak mayat hidup, muka pucat, mata bengkak, lu sakit??
Tanya siska lagi masih dengan nada khawatir, emang sih diantara teman temanku yng lain emang siska yang paling peka dan paling peduli. Dia tau semua tentang teman temannya tanpa perlu diceritakan
"I'm okey" kataku mencoba tersenyum walau sulit. Siapa juga yang bisa tersenyum disaat keluarganya yang selalu di bangga banggakannya hancur Cuma karna ada wanita tak tau diri yang mencoba menghancurkan nya?Siska masih menatap mataku, mencoba mencari letak kebohongan yang jelas sekali terlihat di mataku. Jelas sekali aku sakit, tapi bukan difisik tapi dihati. Siska baru berhenti memandangiku saat miss leni, guru bahasa inggris dan juga wali kelas kami memasuki ruangan.
"good morning" kata miss leni. Sebebenarnya miss leni ini bukan lah wanita menyeramkan ala cerita cerita yang menceritakan jika wali kelas terlihat jelek dan menyeramkan. Tidak, miss leni berbeda, dengan badan mungil dan wajah yang baby face jg halus, banyak yang mengira dia masih sma. Bahkan di usianya yang menginjam 30 tahun ini, dia masih terlihat lebih muda daripada aku, huh sebel.
Miss leni memasuki ruang kelas dengan seseorang, seorang pria yang sepertinya pernah ku lihat di suatu tempat, tapi dimana ya.. hmmm aku lupa.
" hallo, nama gue dion vasya putra, pindahan dari medan, salam kenal" katanya dengan dingin tanpa senyumana. Tidak ada satupun siswa yang menjawab. Padahal seharusnya, dengan siswa di kelasku yang mencapai 40 orang dan kebayakan manusianya receh receh dan ajaib, kelas pasti bakalan heboh. Tapi tidak mereka diam seolah tersihir dengan muka putih pucat dan bibir merah serta wajah tanpanya. Aku terus memandangi pria itu, mencoba mengigat dimana aku pernah bertemu dengannya. Entah karena merasa di perhatikan, pria itu menatap ke arahku dengan tatapan... entahlah sulit diartikan dan di baca.
" sis kayanya gue pernah liat deh itu cowo" kataku dengan nada penuh keyakinan kepada siska yang duduk di sampingku, dengan masih menatap pria itu- dion I mean. Dengan tatapan memuja, wait... apa seganteng itu si-cowo-baru-yang-dingin itu di tatapan para cewek di kelasku? Tapi kok aku ngeliatnya biasa aja? Apa aku punya kelainan?tapi kayaknya bukan kelainan deh karna aku masih nganggap faisal-kapten baske di sekolahku dengan pria tertampan tapi brengsek di sekolahku. apa karna kelamaan jomblo? Hmm.. kalau dipkir pikir ini hudah masuk tahun keduaku menjomblo.
Siska masih tidak menjawab pertanyaanku, masih menatap pria itu dengan tatapan memuja yang membuatku menggerutu dalam hati. Pria itu? Dia masih menatapku, seolah bisa membaca pikiranku dan.. wait, aku gak salah liat? Dia tersenyum ke arahku, tapi.. senyum jenis apa itu? Senyum mengejek? Aku masih menatapnya dengan pandangan bingung
"baiklah jika tidak ada yang ingin menanyakan sesuatu kepada dion, dion bisa duduk di... um.. mungkin di barisan anak cowo, di nomor dua paling belakang" kata miss leni sambil menunjuk kursi kosong di bagian belakang kelas. Tempat sarang penyamun pria pria mesum berkumpul untuk menonton film gak jelas dengan komentar gak jelas dari laptop yang selalu mereka bawa. Fyi di kelasku, tempat duduk cewek dan cowok dipisah. Cowok ya cowok, cewek ya cewek. Walaupun ada beberapa yang digabung karna ganjilnya hjumlah cewek dan cowok.
Dion berjalan kearah bangku tempat duduknya diiringin tatapn memuja dari cowok dan juga cewek di kelasku.lho kenapa cowok juga ikut natap dengan tatapan memuja? Gaktau deh. Aku juga bingun sama 15 manusa bergender cowok dikelasku.
Miss lina melanjutkan materi yang telah disampaikannya minggu lalu dengan semangat dan juga sedikit lawakan. Semua siswa dan siswi di kelas menyukai miss leni. Aku ikut tertawa saat miss leni menceritakan lelucon. Kalian tau kan kenapa aku suka sekolah? Karna di sekolah aku bisa ngelupain semua masalah yang ku alami di luar. Membuatku sedikit lebih santai walau kadang pusing juga jika berhadapan degan mtk, fisika dan kimia.
" dir tau gak sih? Dion itu liatin lu mulu daritadi" kata dinda saat kami sedang ngumpul di mejaku. Saat ini adalah jam istirahat, kebanyakan siswa dan siswinya pergi ke kantin, termasuk dion. Sedangkan aku, karna harus menghemat uang, jadi hanya membawa makanan dari rumah dank arena gak tega aku makan sendirian dikelas, jadinya dhea, dinda dan siska ikut makan di kelas, benar benar sahabat terbaik.
"hmm?? Masa sih?" kataku sambil menyuapkan sendok kemulutku, menatap tajam kea rah dinda yang sesang makan buah apelnya. Dea dan siska kompak mengangguk menyetujui
" sampe geer gue, gue kira yang diliat dion itu gue hehe ternyata elu, man ague risih karna diliatin mulu, mau nguap ngantuk aja pelan pelan karna takut terlihat jelek di mata dion" kata siska
"btw dion ganteng banget ya. Aduh pengen deh punya pacar kaya dia. Dir, kalau lu gamau, untuk gue aja ya" kata dinda sambil mengedip ngedipkan matanya ke arahku.
" ganteng darimana coba anjir, muka putih pucat gitu, bibir merah kaya pake lipstick, di gue dia malah tersan ala banci karna bibirnya terlalu merah? Kataku sambil memutar mata, malas. Lagipula selera anak jaman sekarang aneh ya, yang kaya mayat hidup gitu masa di sukai sih. Kayak gak ada pria ganteng lain aja
"wait... bibir merah merona dan tubuh putih pucat? Kia.. lagi bicarain tentang dion kan?dion si anak baru kan? Bukan dion lainkan? Tanya dinda
" setau gue ya.. dion itu ganteng, tinggi, punya tubuh gede besar,emang sih dia putih tapi ga puvet. Ga putih putih banget lah" katanya dengan bingug... "ah dionku yang ganteng " kata dinda lagi sambil memegang pipinya yang bersemu kemerahan.
Aku masih bingung, kenapa deskripsi yang dikatakan dinda berbeda dengan yang kulihat? Apa mataku yang bermasalah? Tapi kayaknya engga deh, buktinya tadi aku gak salah ngasih uang dua ribuan sama uang dua puluh ribuan ke tukang parker. Berarti mataku masih normal dong?
Aku masih memikirkan perbedaan dion yang kuliat dengan yang mereka liat sampai akhirnya kesadaranku kembali seutuhnya akrna trio mesum dikelasku memasuki kelas, menghidupkan salah satu laptopnya dan dengan sengaja mendengarkan ke kami, para gadis suara yang mereka dengar. Suara desahan wanita yang membuatku jijik dan komentar komentar menggelikan dari cowo cowo trio mesum itu membuatku kesal dan pusing. Dan akhirnya karna tidak ingin mati muda dengan alasan konyol, kami buru buru meninggalkan kelas dan berharap ada guru yang menciduk mereka, sehingga mereka tidak akan lagi mengulangi perbuatan menggelikannya.
YOU ARE READING
DIRA
RomancePunya hidup yang berantakan, orang tua yang cekcok mulu dan bikin kamu hampir gila? Mungkin hal itu lah yg di alami dira. Hidupnya yg awalnya sempurna mendadak berubah semenjak ayahnya selingkuh. Dan yang lebih tidak masuk akal, dia memiliki kekasih...