02. Caffe

21 10 2
                                    

Gue bakalan update cepet kalo mood gue bagus.
Gak tau kalo mood gue buruk, tunggu aja . 😀

Keana saat ini tengah duduk di kursi kebesarannya, iris mata hitamnya menatap lekat benda didepannya dengan jari lentik yang lincah menari -nari diatas keyword membuktikan bahwa wanita sepertinya adalah seorang yang pekerja keras.

Tangannya kembali mengambil berkas yang diterima dari Sekertarisnya lalu mulai membuka lembar demi lembar kertas tersebut dengan membacanya secara teliti. Perusahaan Ayahnya sangat berkembang pesat, meskipun Keana masih bisa dibilang masih baru dalam pekerjaannya tapi wanita itu mampu membuktikan bahwa dia juga bisa. Itulah mengapa Ayahnya sangat mempercayakan perusahaan pada putri sulungnya.

Terdengar helaan nafas panjang setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Rasa lelah yang melanda masih bisa terlihat dari raut wajah cantiknya, rambut yang ia ikat asal terlihat sedikit berantakan.

" Masuk " ujar Keana sembari bersandar dan memejamkan matanya sejenak kala ia mendengar pintu ruangannya diketuk

" Nyonya, ini berkas yang akan digunakan untuk meeting hari ini, silahkan di cek kembali " ujar Sekertaris Yoon dihadapan meja dengan memberi beberapa berkas dengan map berwarna biru tua.

" Nanti akan aku cek, jam berapa kita mulai meeting ? " tanya Keana menghela nafas lalu membuka mata mulai memperhatikan berkas yang sudah berada dihadapannya

" Sekitar jam 3 sore nyonya " jawab Sekertaris Yoon

" Baiklah, kau boleh keluar. Hubungi aku jika akan segera meeting "

" Baik nyonya, permisi " setelah itu Keana mendengar suara pintu ruangannya tertutup

Baru saja ia ingin istirahat sebentar, tapi Sekertarisnya itu malah menyodorkannya berkas. Tidak bisakah mereka paham jika wanita itu saat ini sedang lelah.

Keana melirik jam yang terpasang indah di tangannya. Kemudian menghela nafas kembali

1 jam lagi ia akan melakukan meeting, itu artinya ia harus segera membaca hasil berkas untuk pembahasan meeting hari ini. Ia harus benar-benar menguasai isi berkas itu karena hari ini ia akan bertatapan langsung dengan CEO dari Perusahaan Choi Corp.

" noona " Keana melirik ke arah suara dan matanya kembali tertuju pada berkas yang ia pegang

Terdengar decakan kesal adik kesayangannya itu saat Keana tak menghiraukan keberadaannya.

" Ada apa kau kesini? 15 menit lagi aku akan meeting " tanya keana tanpa mengalihkan atensinya ketika adiknya menghempaskan badannya di sofa

" Padahal aku ingin mengajak noona untuk makan diluar " jawabnya terdengar nada kecewa saat Gian berkata membuat Keana menghela nafas kemudian menutup kembali berkas yang sudah selesai ia baca dan segera menghampiri adiknya

" setelah aku meeting ne ? " ujar Keana seolah agar adiknya itu menyetujui

" kau tidak kuliah ? " tanya Keana sembari menatap Gian yang kini tengah sibuk dengan ponsel

" cuma ada dua mata kuliah, jadi aku pulang cepat.. "

" apa meetingnya lama noona ? " tanya Gian yang kini bangun dari tidurnya dan segera duduk disamping sang kakak

" Maybe.. Wae? "

" aku sudah lapar " rengek Gian dengan mempoutkan bibirnya membuat Keana merasa gemas lalu mencubit pipi sang adik

" Aw! Kenapa mencubit sih ? " Gian berdecak kesal dan Keana hanya tertawa kecil

" aku gemas melihatmu mempoutkan bibir seperti itu " jawab Keana yang masih tertawa kecil lalu ikut menirukan sang adik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang