Kepalaku penuh.
Hujan terus menusuk-nusuk atap kamarku.
Waktu demi waktu, atau sebutlah jam berganti jam.Kepalaku penuh.
Kamu beterbangan disana, menggerogoti akal sehatku yang tidak bersalah.
Kamu bahkan tak pernah ingin pergi dari sana.
Lantas, aku curiga
Jangan-jangan...
Kamu memang gemar menggerogoti sebagian dari otak ku?Dan jawabannya tidak akan tidak.
Kamu,
Berjalan pada arus syaraf-syaraf yang melekat di tubuhku.
Kemudian, syarafku mendenyut kuat, mengalirkan kepingan kamu ke segala penjuru organku.
Detak jantungku terpompa lebih kencang,
Seirama dengan nada gitar yang sekarang sudah ku petik asal.Hei, kamu?
Bisa tidak, untuk tidak menyatakan tidak pada apa yang aku simpan di hati?
Bisa tidak, kalau tidak menggerogoti isi kepala orang lain?
Cukup aku saja ya?Hehehehe.
Demi apapun, otakku rela kamu gerogoti.
Ya, asal pelakunya kamu.
Hanya kamu.
Hanya kamu.
Selalu kamu.Payakumbuh, 09 Maret 2018.
/uri.