ISM

16 1 0
                                    

Perbedaan antara psikopat dan sosiopat
.
.
.

1. Psikopat

Psikopat merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang bisa menampilkan diri mereka secara normal, bahkan menawan. Namun di samping itu, mereka tidak memiliki hati nurani dan empati, tapi mampu memanipulasinya dan mereka bisa membaur hingga menempatkan diri mereka dalam komunitas sekitar dengan sangat baik; sebagai seseorang yang memikat dan sangat cerdas.  Kemampuan sosial seorang psikopat adalah kamuflase dari sifat manipulatif yang penuh perhitungan. Psikopat disebut sebagai penderita klinis - di mana psikopat dewasa sebagian besar tahan terhadap pengobatan, meskipun ia berada pada program untuk pengobatan perasaan mereka.

- Seseorang dengan psikopat berasal dari interaksi biologi yang berasal dari kontak otak dan gen. Ini juga bisa disebabkan kesalahan lingkungan pada seseorang sehingga menjadikan pribadi psikopat.

- Seorang psikopat pun lebih berbahaya dalam kehidupan, di mana mereka cenderung tidak mengenal rasa takut, atau hukuman, stres dan selalu berasumsi tidak setuju dengan pendapat orang lain.

- Psikopat cenderung memiliki pribadi yang dingin dan penuh pertimbangan dalam merencanakan suatu hal. Mereka juga mampu menindas dan anti-sosial. Namun kepribadian seorang psikopat juga dapat menyukai seseorang yang sesuai dengan ketertarikannya.

- Psikopat tidak memiliki rasa empati secara emosional, namun mereka dapat menunjukkan rasa emosi mendalam. Akan tetapi perasaan yang ia rasakan bukan berasal dari dalam hatinya. Para psikopat memiliki pemikiran empati dan bisa mengerti, tapi mereka tidak bisa merasakan emosi pada diri seseorang.

2. Sosiopat
Sosiopat adalah orang yang menampilkan perilaku anti sosial kepada orang lain. Mereka tidak bisa berempati dengan orang lain, selain itu mereka yang sosiopat juga cenderung melanggar aturan karena ia tidak suka terikat dengan norma maupun aturan-aturan masyarakat. Sosiopati bisa timbul akibat faktor cacat otak bawaan layaknya seorang psikopat. Namun, asuhan orangtua mungkin memiliki peran yang lebih dalam perkembangan gangguan mental ini.
Individu dengan sosiopati akan lebih memilih untuk tinggal di rumah dan mengasingkan diri dari lingkungan sekitar.

Individu pengidap sosiopati memiliki emosi yang labil dan sangat impulsif perilaku mereka lebih terlihat sembrono daripada seorang psikopat. Saat melakukan aksi kejahatan kasar maupun tidak seorang sosiopat akan bertindak atas dasar paksaan.

- Seorang sosiopat tidak sabar, lebih mudah menyerah pada sifat impulsif dan spontanitas, dan minim persiapan yang mendetail.

- Sosiopati sama-sama licik dan manipulatif, ia juga biasanya adalah seorang pembohong patologis, terlepas dari kepribadian yang mungkin terlihat tulus. Bedanya, kompas moral mereka rusak berat.

- Terbentuk dengan sendirinya berpengaruh terhadap lingkungan dan biasanya berasal dari masa anak-anak sebelum pubertas, karena faktor gen kurang berpengaruh atau memiliki peran terhadap individu sosiopat.

- Tidak lebih berbahaya dalam jangka waktu yang panjang, karena mereka masih bisa merasakan stres, cemas dan merasakan malu seperti orang normal.

- Memiliki tingkat emosi dan marah yang lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena mereka pernah merasakan pengalaman buruk dengan kehidupan dan seseorang.

- Memiliki rasa empati dan cenderung temperamen. Sosiopat juga mampu merasakan emosi dari orang lain dan masih memiliki perasaan yang emosi selayaknya orang normal.

#Kesimpulannya, walaupun kedua gangguan mental ini disebabkan oleh ‘korslet’ otak yang memengaruhi fungsi kognitif, namun area kerusakannya sama sekali berbeda. Psikopat tidak kenal takut; sosiopat masih punya rasa takut. Psikopat tidak punya kemampuan membedakan mana yang benar dan salah; sosiopat punya (namun tidak memedulikannya). Keduanya sama-sama mampu untuk merusak — dan mereka sama-sama tidak peduli.

-Ki

Collection Of Horror(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang