Chapter 1

6 0 0
                                    

Tik.. Tik..

'Dimana.. Aku?'

Kelopak mata itu terbuka, di ruangan tanpa batas, dingin dan gelap.

Tes..

Sebutir air sejernih kristal mencuri perhatiannya, yang entah bagaimana melayang tanpa busana, posisi seperti bayi dalam kandungan.

Hening.. Ia tak dapat meraih genangan air tenang dibawahnya. Sejenak pikirannya bertanya tanya..

'Aku ini.. Siapa?'

TRIIIIIIIINNNNGGGG!!!

Benda berbahan logam itu berbunyi, merasuki indra pendengaran sang gadis bersama sinar matahari. Deru nafasnya yang hampir tak terdengar, kini benar benar tak terdengar begitu ia sadar.

Manic aquamarinenya menatap gorden yang masih tertutup. Posisinya yang belum berubah dari terbaring kini ia ubah menjadi terduduk, setelah menyingkirkan selimut putihnya.

'Kenapa aku memasang alarm?' pikirnya. Ia juga tak sadar setiap bunyi bising itu merasuki telinganya tangannya secara otomatis mematikan benda itu.

Kakinya melangkah membuka gorden, pupilnya mengecil karna pasokan cahaya yang berlebihan.

Cerah, suasana yang cukup bagus di hari minggu ini. Apa yang biasanya kalian lakukan? apa yang akan kalian lakukan saat satu satunya hari libur diantara 6 hari ini datang untuk menghilangkan penat?

Piknik bersama keluarga? hang out dengan teman? atau menghabiskan waktu di tempat tidur? Kebanyakan orang memilih diantara ketiganya. Tapi tak semua orang menganggap 'hari minggu' sebagai hari istimewa. Begitupula dengan gadis bersurai salju ini. Tak ada yang istimewa pada hari minggu. Hari minggu seperti hari hari biasanya. Itulah isi otak dari anak tunggal yang orang tuanya sibuk mencari nafkah. Tak terkecuali pada hari ini.

Kakinya menapak pada sandal bulu yang biasa ia kenakan, langkahnya yang tenang menuju pintu keluar, tak peduli akan piyama yang dikenakannya ataupun rambutnya yang masih acak acakan, ia menuruni anak tangga.

Langkahnya terhenti di tengah tengah, manicnya menerawang seisi rumah yang terjangkau oleh matanya. Sepi. Seperti biasa. Bahkan beberapa maid nya sedang pulang kampung karna suatu urusan.

Sampai di ruang tv, ia menuang kopi pada cangkirnya. Entah apa yang membuatnya ingin meminum kopi hari ini. Karna biasanya sarapannya adalah segelas susu.

Merasa cukup akan acara santainya, ia menuju bathroom untuk membersihkan tubuhnya. Padahal awalnya hari ini akan ia habiskan dalam alam mimpinya, tapi karna sudah terlanjur bangun, mungkin ia akan berjalan jalan keluar. Sendirian.

Dandelion🍃

Festival di minggu pagi, mungkin akan melengkapi hari liburmu. Apalagi jika cuacanya sangat mendukung. Itulah yang terjadi pada taman Fammous yang terletak di tengah tengah kota. Tamannya yang sangat luas melengkapi acara ultahnya yang ke 9.

Meski tak berdesakkan, taman ini sudah mulai ramai pada pukul 07:30. Kebanyakan orang masih santai menunggu berbagai acara pertandingan dari mulai pukul 09:00-14:00 dan dilanjutkan berbagai pertunjukkan mulai pukul 16:00-20:00. Setelah itu pengunjung dapat bebas menikmati festival tanpa khawatir akan ketingalan acara.

"Sayang, kita foto yuk" Terlihat seorang remaja wanita bermesraan dengan pasangannya, bukan hanya satu, tapi hampir disekeliling seorang jones yang tengah menyantap aromanisnya. Seketika perutnya terasa mual.

"Kita disini ngapain sih? mending cari mereka daripada ngegondok" Ujar lelaki yang duduk di bangku 1 SMA itu. "Haha, suruh siapa ngejomblo terus? Cakep cakep kok jomblo? Ppfftt.. Haha!" gelak orang yang dianggap 'sahabat' nya itu. "-_- gak lucu" ujarnya meninggalkan tempat. "Ciee ngambek niihh~" goda temannya menyusul. "Berisik" sanggahnya. "Hahaha, iya, iya dehh,, tapi kalau boleh tahu, emangnya type cewek yang kau suka itu kayak gimana sih? masa' semua ditolak" Celetuk lelaki dengan hoodie chocolate itu. "Entah" jawabnya singkat. "Hei Limion, kita sudah diluar taman kau mau kemana?" Tanya Lelaki itu kemudian. "Kerumah Rez, aku lupa bawa ponsel dan ponselmu habis batrai 'kan?" jelasnya. "Hehe" Zey hanya cengengesan.

Bruk..

Tepat saat membelok di catwalk, pemuda itu menabrak seseorang..

"Ah, maaf" "Maaf, maaf. Mudah sekali bicaramu itu" Owh, sial,

"Owhh.. Ternyata anak ingusan ini, heh, kebetulan sekali" Lelaki itu menyiapkan tinjunya. "Cih" Zey menggertakkan giginya, kenapa mereka harus sial bertemu dengan berandalan kelas A?

"Minggir bodoh, kita ada urusan" Zey menarik lengan Limion menerobos para berandalan di sekolah mereka dengan mudahnya, membuat mereka geram. "B berani sekali kau-"

Grep!

Zey menahan tinju itu,

"Aku sedang malas berkelahi!"

Kreekk! (memelintir pergelangan tangan)

Tap! Tap!

"Aarrggh!! kejar mereka!"

Minggu ini seharusnya menjadi waktu santai, bukan menghabiskan tenaga dengan berkelahi. Itulah kekesalan batin yang dirasakan Zey sebab kelelahannya akan LCC dan mengejar pelajaran. Kalau tidak, dengan senang hati ia akan menonjok wajah memuakkan itu walau harus mendapat beberapa lebam.

BUGH!!

Tepat saat akan membelok,1 orang berhasil mendaratkan tinjunya pada dahi Limion dari arah kanan.

"Heh, Kalian pikir bisa kab-"

Bukk..

"Huh?"

Deg..

Lenguhan manis apa itu?

BUAGH!!

Hanyut dalam lamunan, Zey meninju orang dihadapan dengan emosinya, "Lari bodoh! lari!" Ujarnya karna masih ada 3 orang lagi dibelakang mereka. Limion yang masih load tersadar dan menarik gadis tadi sejauh mungkin. Zey mengambil ancang ancang. "So, kau ingin berkelahi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang