Part 2 #Coklat

37 4 0
                                    

Terkhadang rezeki itu emang nggak kemana

——— ••• ———

Dita kemudian keluar dari kamarnya dengan mata yang masih terlihat sembab

"Ditaa, ayo makan!!" ucap mamanya

"Sebentar lagi Dita makannya maa" jawab Dita dengan kepala yang ditundukkan

"Kenapa enggak sekarang aja nak?" tanya mamanya

"Dita lagi banyak tugas ma" jawab Dita ngayal

"Dita masuk ke kamar dulu ya ma" ucap Dita yang langsung pergi ke kamarnya

Tak selang beberapa menit. Mama masuk ke kamar Dita dengan membawakan senampan makanan

"Nii, makanannya mama bawain ke sini"

"Makasih mama tersayang" ucap Dita dengan memaksakan senyumannya

"Loh, Dita kenapa mata kamu sembab?" tanya mama dengan kekhawatirannya

"Nggak kenapa-kenapa kok ma"

"Jujur saja nak, mama tau kok ini kamu pasti habis nangis?"

"Iya ma, Dita habis nangis"

"Dita ini nangis bukan karna kejadian kamu dulukan? Bukan karena mikirin itukan nak?"

"Nggak kok ma" jawab Dita dengan masih menahan tangisannya

"Sudahlah nak, nggak usah dipikirin kejadiannya. Mama takut kalau kamu sering mikirin itu, kamu bisa-bisa sakit lagi seperti kejadian dulu" ucap mamanya

"Iya mama, Dita udah nggak mikirin itu lagi kok. Mama, maafin Dita ya, buat mama khawatir seperti ini"

"Mama maafin kalau kamu tersenyum untuk mama"

Dita langsung tersenyum selebar-lebarnya dan langsung memeluk mamanya dengan erat

"Makasih mama. I love you" ucap Dita dalam pelukan hangat seorang ibu

"Iya, I love you too" ucap mamanya yang merasa lebih lega dari biasanya

****

Seperti hari biasanya, Siti datang ke rumah Dita untuk pergi sekolah bersama

"Udah selesaikan, ayo pergi sekarang" ucap Siti

"Iya, tunggu bentar Titi. Dita pamit dulu"

"Ma pa Dita pergi sekolah dulu ya, Assalamualaikum"

Terdengar suara mama dan papanya dari dalam rumah

"Waalaikumussalam, hati-hati ya nak. Belajar yang rajin!"

"Iyaa" jawab Dita

"Ayo Titi" ajak Dita kepada Siti yang dari tadi menunggunya di pagar

"Iya, ayo!!" jawab Siti

Saat diperjalanan, Siti menyuruh Dita untuk memberikan tangannya

"Tata, berikan telapak tanganmu ke sini"

"Memangnya kenapa, ada yang salah dari tanganku ya" jawab Dita sambil melirik-lirik tangannya

"Bukan. Berikan saja!"

Dita hanya melihat Siti dalam-dalam sambil berfikir apa yang akan dilakukan Siti padanya

"Ayo berikan!. Nggak usah liat-liat kayak gitu kalii."

"Nggak ah, nanti tanganku kenapa-kenapa lagi" ucap Dita masih dengan kecurigaannya kepada Siti

"Tataa, kesiniian tanganmu ta. Mu kira aku makan tangan orang gitu? Dikira aku buaya, main makan-makan tubuh orang aja" timpal Siti lagi

"Iya iya. Ini tangan kuu" ucap Dita dengan sedikit terkekeh mendengar alasan yang diberikan Siti tadi

Siti kemudian mengeluarkan beberapa bungkus coklat dan memberikan ke tangan Dita yang membuat Dita sedikit terkejut

"Coklat?!?! Terima kasih, tapi kenapa sebanyak ini?"

"Ambil aja, di rumah masih banyak kok, lagi pula ini oleh-oleh kakakku dari Singapore"

"Hm, terima kasih ya"

"Ya, sama-sama"

"Tata, kamu ada bawa bahan kemarinkan? Jangan lupa bawanya, sebaiknya kamu periksa dulu deh. Nanti takutnya ketinggalan lagi" tanya Siti dengan mengingatkan Dita

"Iya. Ada dibawa kok, tadi udah diperiksa" jawab Dita

"Oke, baguslah. Jika ada yang nggak bawa, waduh kelas kita jadi bergema deh. Apalagi yang nggak bawanya hampir seluruh siswa, bisa jadi kelas kita dipenuhi dengan suara ledakan bom atom yang jatuh dimana-mana" cerita Siti kepada Dita dengan sedikit terkekeh

"Memangnya kenapa?" tanya Dita

"Hayoo... Coba tebak!! Kalau tebakanmu benar, aku kasih hadiah ketika pulang sekolah nanti" ucap Siti dengan menggembangkan senyuman manisnya

"Emm..., karena suara Pak Rudi itu berat, besar dan nyaring? Atau Pak Rudi guru killer?" ucap Dita dengan terkekeh mendengar alasan yang ia buat

"You're smart! kedua-dua  jawabannya benar."

"Hahaha, jawaban yang pertama itu juga benar? Padahal aku ngasal aja loh"

"Kalau gitu berarti kamu hanya beruntung"

"Keberuntunganku bersama ku. Oiya, jangan lupa hadiahnya yaa. Ingat! Titi udah janji loh, janji itu adalah hutang"

"Tenang, pasti kok ditepati. Tunggu aja sampai sekolah usai"

"Oke"

****

Ketika di kelas. Dita mendapatkan supraise kembali dengan coklat yang berada di kolong mejanya

"Coklat!!! Lagi?"

"Titi, ini coklat pemberian kamu juga ya?" sambil mengambil dan memperlihatkan kepada Siti

"Aa, nggak kok"

"Terus ini punya siapa?" tanya Dita dengan heran

"Coba periksa kolongmu lagi! Siapa tau ada nama pengirimnya" jawab Siti

Benar yang diucapkan Siti tersebut, terdapat selembar surat pada kolong mejanya Dita. Dita kemudian membuka surat tersebut dan membacanya dengan seksama

'Hai

Dimakan ya, coklatnya. Coklat itu untuk kamu.

Dari penggemarmu'

Isi dari surat itu sangat singkat dan pengirimnya tidak mengatakan namanya sehingga membuat Dita terkejut dan bingung siapa yang mengirim coklat dan surat ini kepadanya.

Dita masih bingung dengan coklat yang dia temukan di meja tersebut, sehingga ia tidak ambil pusing. Ia letekkan kembali coklat tersebut ke kolong mejanya

A

pa ya, kado yang diberikan oleh Siti ke Dita??

Waahh, ternyata diam-diam Dita punya penggemar juga di sekolah barunya


Siapa ya, penggemar Dita tersebut?
Cewek atau cowok nih?

BTW, Authornya juga pengen coklatnya juga sih, tapi nggak ada yang kasih(nggak ada yang kasih atau lagi kere?) Buat kalian yang kasihan liat author dan punya niat untuk kasih author coklat tapi nggak tau mau dikirim kemana.

Langsung aja dm author di instagram @tiaranasy, nanti dikasih kok alamatnya wkwk. Sebelum itu follow dulu yaa, soalnya akunnya di privat.
Okey, thank's yaa

Alhamdulillah update


Thanks ya, buat yg udah baca. Tapi tapi jangan lupa untuk kasih vote sama comen kalian

Vote sama comment kalian sangat berharga bagi author buat cerita ini lebih baik kedepannya

A Million SmilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang