Disini ku berdiri, di luar kelas 9-2. Mataku lihai melihat kearah dalam kelas melalui jendela mencari-cari orang yang bisa menolongku menemukan surat tersebut dan akhirnya mataku ini menemui titik finishnya
"Dia masih ada tuh di dalam kelas" ujar Siti sambil menyeringai kesenangan
"Mana? gue nggak liat dia di dalam" tanya Vina dengan mata yang disipitkannya supaya bisa melihat orang tersebut dengan jelas
"Itu tuh, noh, noh, masa lo nggak nampak" jawab Siti sambil menunjuk-nunjuk dengan tangan telunjuknya ke arah jendela agar Vina bisa mengikuti arah telunjuknya dan melihat orang tersebut
"Oh, gue liat, gue liat"ujar Vina
"Syukurlah dia belum keluar kelas" ucap Dita seraya menampakkan senyuman manis di wajahnya
"Iya, syukurlah dia belum keluar. Kalau dia nggak ada di kelas, bisa luntang-lantung kita cari dia ke seluruh penjuru sekolah" sambung Siti
"Woi, dia udah mau keluar tuh. Kalian sudah siap kan?" tanya Vina
"Pasti sudahlah" jawab Siti dan Dita secara bersamaan
"Oke, come on guys let's start our mission" jawab Vina dengan menggebu-gebu
Adit, itulah orang yang sedang kami cari. Di dalam kelas tersebut nampak ia sedang bercengrama dengan teman sebayanya entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak tahu, tapi yang jelas bagiku sekarang adalah aku memerlukan dia saat ini. Dengan gaya yang cool dan badan yang tegap serta hentakan sepatu bis putihnya ke lantai yang sigap ia keluar dari kelasnya. Kami di luar telah siap dengan rencana yang telah disiapkan secara cepat dan ringkas oleh Vina dan akan menjalankannya. Saat Adit telah sampai di pintu kelas, aku segera memanggilnya dan menghampirinya. Aku menyuruhnya untuk mengikutiku. Tidak jauh dari kelasnya telah ada Vina dan Siti yang akan menolongku untuk membujuknya atau jika semuanya dilakukan Vina seorang diri, maka itu bukan disebut bujukan tapi disebut dengan paksaan.
Aku dan Adit telah sampai disana"Mau ngomong apa? Kok ada Siti dan Vina?" tanya Adit heran dengan tingkah Dita
"Mmm,, gini, aa,," ujar Dita yang masih kebingungan dengan kata-kata yang pas
"Gue aja yang jelasin, Dita butuh bantuan lo" potong Vina tanpa basa-basi terlebih dahulu
"Butuh bantuan? Bilang aja langsung" ujar Adit
Dengan memberanikan diri Dita mulai berbicara "Gini Dit, aku sebenernya butuh bantuan kamu untuk meminjamkan kunci perpustakaan ke aku dan kamu harus merahasiakannya dari siapapun"
"Kunci perpustakaan untuk apa? Kenapa harus dirahasiakan segala?" tanya Adit lagi dengan heran
"Si Dita nggak mau orang tahu karena ia nggak mau nyusahin orang, sedangkan minta tolong ke elo aja susahnya minta ampun" alasan Vina
"Oh, yaudah. Gue tolongin lo Dit"
Syukurlah dia setuju***
Pukul 16.00
Sekarangku masih berdiri disini, di sekolah menantikan sekolah kosong tanpa penghuni sedikitpun. Ku celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri memastikan tak seorangpun yang masih berada di sekolah terutama di sekitar pustaka. Perlahan tapi pasti misi yang telah direncanakan akan mulai dilaksanakan. Tepat pukul 16.15 kami memulainya dengan mendekati pustaka yang tak jauh barada di tepat ku berdiri. Adit membuka pintu dengan hati-hati agar tidak mengeluarkan bunyi yang bisik yang bisa membuat kami tercyduk, walaupun yang tinggal di sekolah hanyalah kami berempat. Ketika pintu dibuka, yang terlihat hanyalah kegelapan, tak ada satupun penerangan di dalam sana
"Dit, dimana tombol lampunya? Gelap nih" ujar Siti
Adit kemudian menekan tombol lampunya, seketika ruangan yang gelap gulita berubah menjadi ruangan dengan sinar seperti matahari bersinar sangat terik
"Kita udah bagi tugaskan, gue cari dirak buku IPS, lo cari dirak buku IPA, dan lo cari dirak buku Bahasa Indonesia" jelas Vina seperti komando yang memberikan tugas kepada anak buahnya
"Gue boleh nolong lo nggak Dit?" tanya Adit mengusulkan apa yang mau ia bantu
"Lo nggak perlu bantu Dita, Siti ataupun gue. Tugas lo disini cuma jagain pintu biar kita nggak ketahuan sama penjaga sekolah" ujar Vina kembali
Setelah pembagian tugas tersebut, kami mulai melaksanakannya. Dengan teliti aku melihat buku tersebut dan dengan sigap aku membuka buku tersebut berharap bisa menemukan surat terjepit diantara helaiannya.
Pukul 17.30
Sudah satu jam lebih aku berada di perpustakaan. Sudah satu jam lebih pula aku tidak menemukan surat tersebut. Surat tersebut bagai lenyap ditelan bumi, entah kemana perginya. Aku sudah lelah mencarinya. Aku merasa putus asa dan merasa bersalah, bagaimana tidak, aku telah membuat orang lain menjadi repot karena kelalaianku yang tidak bisa menyimpan surat itu dengan baik. Aku memutuskan untuk pergi melangkahkan kakiku menjauhi rak buku yang ditugaskan tersebut dan mencari Siti dan Vina berada dirak yang berbeda, mencari tahu apakah mereka telah menemukannya serta mencari kesegaran mata dan pikiran yang sejak tadi berdiri dan menatap buku-buku yang semuanya sama sehingga timbul kebosanan
"Kalian udah nemu suratnya?"
"Gue belum, lo gimana Sit?"
"Aku juga belum"
Kulirik jam dinding kembali, hari sudah semakin petang. Aku sudah kehilangan kesabaran karena lelah seharian melihat buku-buku tersebut. Aku memberanikan diri untuk meminta mereka menghentikan misi ini
"Vina!! Siti!!" kataku
"Kita hentikan saja misi ini. Rasanya percuma saja, kita sudah lelah seharian disini mencarinya tapi tetap saja tidak ada yang ditemukan, nihil. Sebaiknya kita pulang saja, tidak usah mencarinya lagi, lagi pula itu juga bukan surat cinta yang bisa menyebabkanku dihukum oleh guru, itu hanya pernyataan memberikan coklat kepadaku. Jadi itu tidak akan bermasalah denganku"
"Gue nggak setuju sama lo Dit, masa iya segampang ini lo putus asa, lo itu harus berjuang, harus lebih kerja keras lagi. Rencana kita itu nemuin itu surat trus cari siapa yang buat tu surat untuk lo" protes Vina
"Iya, Ta. Kali ini aku setuju dengan Vina. Masa kamu nggak hargai pengorbanan kami disini yang udah rela-rela membuang waktu dan tenaga hanya untukmu Ta" timpal Siti
"Sorry"
Kata itu yang bisaku katakan setelah mendengar penuturan yang mereka katakan baru beberapa detik yang lalu. Penuturan mereka membuat hatiku pilu, betapa jahatnya diriku yang tidak menghargai kerja keras mereka dan pengorbanan mereka untukku.
"Udah, udah. Sekarang gini aja, besok kita lanjutkan misi ini. Kalau kita lanjutkan juga, nanti hari mulai gelap. Apalagi kita semua nggak bawa senter untuk keluar dari sekolah ini. Bisa-bisa kita ketemu hantu lagi" usul Vina
Setelah perbincangan singkat tadi, kami memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing dan akan melanjutkan misi yang belum terselesaikan hari ini keesokan harinya
Hi guys
How are you guys?I come back for you guys
Kali ini misinya mencari surat yang hilangThanks for reading my story and don't forget to vommend
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Smiles
RandomIni bukan kisah cinta antara romeo dan juliet, bukan pula tentang cewek cool dan cowok bad boy bukan pula kisah cinta antara sepasang sahabat. Ini merupakan kisahku, iya, aku, Dita, yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dita yang meru...