Chap 5 : Keinginan

7.7K 844 16
                                    

Jaehyun memegang erat pundak Winwin, berjalan pelan menuju ruang dokter kandungan tempat mereka biasa memeriksakan keadaan janin sang istri.

"Hyung, jangan berlebihan seperti ini, perutku sudah tidak sakit lagi kok." Winwin berkata pada Jaehyun.

Suaminya itu sangat protektif padanya, menjaganya seakan menjaga berlian mahal. Padahal beberapa hari yang lalu Winwin cukup merana dibuatnya karena perkataan jujur yang menyayat hati. Entah apa mau Jaehyun, setelah mengatakan tidak bisa mencintai Winwin, ia malah bersikap seolah-olah Winwin adalah segalanya untuknya.

"Wajar jika seorang suami ingin melindungi istrinya, jadi jangan membantah." Winwin hanya tersenyum pasrah saat mendengar perkataan Jaehyun. Sangat bingun dengan semuanya, sepertinya Jaehyun yang sedang bersamanya ini Jaehyun yang lain. Jaehyun yang sangat mencintainya, bukan Jaehyun yang mengatakan tidak mencintainya kemari. Jaehyun ada dua?!

Mereka membuka ruangan dokter 'Mark Lee' dan sangat terkejut melihat pemandangan yang sungguh erotis.

Dokter muda tersebut sedang mencondongkan tubuhnya ke depan, sedangkan mangsanya menahan bobot tubuhnya menggunakan tangan agar tidak sepenuhnya tergeletak di atas meja.

Mark tidak menyadari keberadaan dua orang yang berdiri mematung di depan pintu dan terus menghisap nipple sang kekasih. Membasahinya dengan air liur, membuat korbannya mendesah sangat erotis.

"Ekhemmm!" Jaehyun yang terlebih dahulu kembali ke dunia nyata, langsung berdehem dengan kuat. Membuat dua orang yang sedang dimabuk asmara itu kaget, termasuk sang istri.

Kekasih mark langsung turun dari meja dan bersembunyi di balik punggung Mark. Tangannya meremas kuat ujung jas putih sang dokter muda.

"Maaf. Maafkan aku." Mark berkali-kali membungkukan tubuhnya.

"Hyung, kenapa menganggu? Seharusnya kita pergi saja tadi." Winwin yang melihat aksi Mark langsung memukul pelan lengan sang suami.

"Dia tidak dibayar untuk menyetubhi anak di bawah umur Winie, jika memang sudah tidak tahan izin pulang saja." Jaehyun berkata sarkas, membuat Mark semakin menundukkan kepalany, dan terdengar suara isakan di balik pungunggunya. Kekasih kecilnya menangis.

"Jangan menangis baby. Maafkan aku. Ini semua salahku karena tidak bisa menahan nafsu."

"Tidak hyung, ini salahku. Semua tidak akan terjadi jika aku tidak datang kesini. Huuu,,, huuu,,, bagaimana jika dua orang itu mengadukanmu pada profesor dan kau akan dipecat? Kau akan bekerja dimana hyung. Huu,,, huuu,,,"

Winwin yang mendengar percakapan bisik-bisik tersebut langsung berjalan cepat dan menarik tangan kekasih Mark. Menggenggam kedua tangan itu dan mengusap air mata yang berada di pipi chubby tersebut.

"Tenanglah, aku tidak akan melaporkan Dokter pada siapapun. Berhentilah menangis, kau membuatku merasa bersalah." Winwin memeluk erat tubuh yang lebih kecil darinya itu, mengusap pelan rambut halus kekasih Mark tersebut.

"Aku mohon maafkan Mark hyung, aku berjanji tidak akan datang kesini dan mengganggunya bekerja lagi." Winwin menatap mata basah tersebut.

"Kau sangat lucu." Mencubit gemas kedua pipi pria kecil tersebut. "Siapa namamu?" tanyanya penuh minat.

"Haechan, Lee Haechan." Haechan membungkukkan badannya, berkenalan dengan Winwin seperti anak berumur lima tahun.

"Uhhh,,, aku sangat gemas padamu, bagaimana ini?" Winwin menggigit ujung jarinya melihat tingkah menggemaskan Haechan, dan berhenti tersenyum saat menyadari sesuatu.

"Kau masih sekolah?" Haechan mengangguk layaknya puppy.

"Lalu kenapa jam segini sudah pulang?" Winwin bertanya seperti orang tua.

"Hari ini tidak ada kegiatan di sekolah, guruku menyuruh pulang karena minggu depan kami akan ujian." Haechan juga menjawab layaknya anak yang ketahuan membolos oleh orang tuanya.

Sepertinya mereka sangat menikmati peran masing-masing, sampai Jaehyun menarik tangan Winwin.

"Kenapa malah berbicara hal tidak penting. Sudahlah, kita pulang saja, besok saja kesini lagi." Jaehyun berkata sambil menatap tajam pada Mark yang masih setia menundukkan kepalanya.

"Aku mohon maafkan Mark hyung." Matanya bergulir melihat wajah Haechan yang berusaha menahan tangis.

'Ya tuhan, makhluk itu menggemaskan sekali. Tahan kakimu Jae, jangan berjalan kesana dan mencubit pipinya dengan konyol seperti Winwin. Kau ini pria sejati.'

Memasang tampang sok cool dan menghembuskan nafas pasrah.

"Berhenti memasang wajah konyol seperti itu. Aku bukan anak kecil yang akan mengadukan apapun yang kulihat, kau tenang saja."

"Terimakasih." Haechan tersenyum riang dan berlari ke arah Mark, memeluk kekasihnya dengan erat. Sedangkan Mark membalas pelukan itu dengan kaku.

"Hey dokter muda, lain kali jangan melakukan hal mesum di ruanganmu. Pergilan sewa kamar atau pulang ke rumah. Kau payah!" Jaehyun berkata sarkas pada Mark, dan dihadiahi pukulan manja oleh Winwin.

"Tidak boleh seoerti itu hyung. Baiklah dokter, kami tidak keberatan jadwal periksanya di undur sampai besok. Maaf sudah mengganggu kalian. Dan jangan lupa gunakan pengaman." Winwin tersenyum jahil. Mereka berdua keluar dari ruangan Mark tanpa rasa bersalah.

Apa-apaan mereka, Mark kan tidak ada niat untuk sampai ke proses itu. Lagian kekasihnya itu masih sangat kecil dan—

"Pengaman apa maksudnya hyung?" —polos.

~~~

Taeyong tersenyum di depan cermin, memperhatikan bercak-bercak merah yang menghiasi hampir seluruh sisi lehernya dan sesekali mengelus perut ratanya.

"Apa yang kau lakukan sayang?" Johnny yang baru bangun tidur dan melihat istrinya berdiri di depan cermin, langsung menghampirinya dan memeluk erat tubuh ramping itu dari belakang.

"Tidak. Aku hanya senang saja, tadi malam kita melakukannya lebih dari satu kali, dan aku yakin cepat atau lambat aku pasti akan hamil." Johnny hanya tersenyum hangat mendengar ocehan Taeyong.

"Kau sangat ingin hamil ya?" Taeyong mengangguk semangat mendengar pertanyaan Johnny.

"Aku juga berharap seperti itu sayang, agar hubungan kita semakin harmonis." Taeyong tertawa geli saat Johnny mulai menciumi tengkuknya dengan lembut.

Mereka selalu berharap yang terbaik untuk hubungan mereka.

TBC—

[END] When Love Have To ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang