Bingung

12 2 0
                                    

Tin.. Ti.. Tin.. Suara klakson mobil tepat didepan rumah Selgin.

"silahkan masuk non." ajak supir suruhan Emran.

"terima kasih pak." Selgin memasuki mobil dan duduk didepan.

"kenapa tidak duduk dibelakang non?." tanya supir iru heran.

"tidak apa - apa pak, saya lebih suka duduk didepan." jelas Selgin.

Supir pun menjalankan mobilnya.
20 menit cukup untuk sampai dirumah Emran.
Selgin dipersilahkan untuk langsung masuk kedalam.

"assalamu'alaikum." Selgin mengucapkan salam dengan melihat sekitar.

"Selgin, silahkan masuk." ajak Emran.
"perkenalkan ini Selgin Kivicli Selim dia adalah sekretaris kedua saya sebagai wakil dari Zeyneb, karena kebetulan malam ini Zeyneb tidak dapat hadir jadi saya memanggil Selgin unthk menggantikannya dan sebagai tugas perdananya." Jelas Emran kepada koleganya.

Para kolega yang mendengarkan penjelasan dari Emran dengan memberikan anggukan bahwa mereka paham apa yang sedang dijelaskan oleh Emran.

"dia cocok untukmu nak." sahutan salah satu koleganya yang usianya cukup dewasa dari Emran.

Emran dan Selgin hanya berpandangan seperti mereka bertanya satu sama lain.

"silahkan duduk, perhatikan apa yang saya jelaskan dan catat apa yang perlu dicatat." tegas Emran.

"baik pak." Selgjn menunduk dan segera mengeluarkan pulpen dan buku catatatnya.

"di meeting malam ini saya akan menjelaskan tentang proyek saya yang akan saya bangun dikawasan Tanggerang, saya akan membangun sebuah apartemen dengan 20 lantai saja, karena apartemen yang saya akan buat ini akan saya buat berbeda dan fasilitas yang berkelas." jelas Emran.

"mengapa hanya 20 lantai saja pak?." tanya salah satu kolega.

"lahan disana cukup luas dan saya ingin membuatnya hanya 20 lantai mengapa karena saya ingin membangun khusus tempat gym, golf, basket, bycle area. Akan saya bangun khusus ditempat yang berbeda dan sekitar beberapa meter dari apartemen, saya hanya ingin membuat mereka nyaman dengan adanya apartemen yang hanya berjumlah 20 lantai."
"saya akan membangunnya untuk yang pertama kalinya di Jakarta." tambah Emran.

Para kolega hanya berdecak kagum dengan apa yang sudah dijabarkan Emran, mereka sepakat untuk menanamkan sahamnya di perusahaan Emran.

Acara meeting malam ini pun selesai dengan hasil yang Emran harapkan dan sesuai planningnya.

"kalau begitu saya pamit pulang pak, karena ini sudah larut malam." pinta Selgin.

"biar saya antarakan, bahaya kalau kamu pulang sendirian." seru Emran sambil mengambil kunci mobilnya diatas meja.

Selama perjalanan mereka hanya menikmati jalanan dan lampu - lampu yang tertera pada gedung tinggi di kota Jakarta.

"saya harap kamu bisa paham dengan cara kerja saya dan bagaimana cara saya memimpin perusahaan ini." Emran membuka pembicaraan.

"saya mengerti dan paham dengan cara kerja dan cara kepemimpinan bapak." seru Selgin yang masih menatap jalanan.

"bagus kalau begitu!." ia memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah Selgin.

"apa bapak mau mampir terlebih dahulu?."

"tidak terima kasih ini sudah larut malam tidak enak kalau dilihat tetangga. Jangan lupa besok untuk membawa bahan meeting!"

"siap pak!"

Mobil Emran berlalu dari hadapan Selgin, menghilang dan tenggelam dari pandangannya.

Entah apa yang sedang aku rasakan saat ini, bahagia, sedih atau kesal. Aku bingung dengan perasaan ini, mengapa hatiku sangat beda ketika ia memperhatikan ku. Ku rasa ini hanya perasaanku saja.

Aku putuskan untuk tidur saja, besok ada jam kuliah pagi dan aku tidak boleh terlambat. Beruntung tugasku tadi sudah aku selesaikan.
Pulang meeting aku bisa langsung merebahkan tubuhku diatas kasur ini.

Ting.. Ting.. Ting..

Suara ponsel milik Selgin berbunyi dan tertera nama " Mr. Ceo " tanda sebuah pesan masuk.

'pagi ini saya akan menjemputmu, tunggu dirumah, jangan menggunakan kendaraan apapun, tunggu saya dan saya tidak menerima penolakan!'

Selgin hanya menghela napasnya, san membalas pesannya.

'baik pak.' send

Setelah 10 menit aku menunggu, akhirnya Mr. Ceo datang juga.
Aku masuk dan duduk didepan.

"sebenarnya bapak kamu kemana?."

"kebetulan saya ada urusan di kampus kamu, saya harus menemui beberapa dosen besar."




Apakah Emran benar - benar ada kepentingan dengan dosen ataukah hanya ingin modus kepada Selgin?
Hayoo tebakkk gaisss!!!????

PerfumadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang