-1- Fatesa yang takut untuk sekolah

42 3 0
                                    

"Mahh,aku ga mau sekolah mahh. Aku takut,nanti aku malah ga konsentrasi belajar kalau aku pindah sekolah."Ucap Fatesa sambil teriak

Fatesa atau yang biasa dipanggil Tesa sedang beranjak turun melalui beberapa anak tangga menuju ruang tamu dengan keadaan wajah yang cemberut. Lalu,Fatesa menghampiri mamanya yang sedang menyajikan makanan untuk sarapan Fatesa pagi ini.

"Mamahh,aku tetap tidak ingin berangkat sekolah hari inii." Ucap Fatesa

"Ayoo nak,kita sarapan dulu supaya kondisi tubuh kamu lebih vit" Manjaan Mama Fatesa

Fatesa yang tidak biasa untuk sarapan pun langsung lari menuju Mbok Siti,seorang asisten rumah tangga yang sudah dianggap seperti saudara oleh keluarga Fatesa.

"Heiii Fatesaaa sarapan dulu sayang" Teriak Mama Fatesa

"Ngga mauuu mamahh" Tolakan dari Fatesa

Fatesa lari semakin kencang menuju Mbok Siti yang sedang berada di taman rumah.

"Mbok mbok,aku ga mau sekolah. Aku takut nanti aku ga punya teman disana." Rengekan Fatesa

"Sudah non sudah,mbok yakin kamu pasti punya banyak teman kok disana." Ucap Mbok Siti dengan lemah lembut

"Tapi mbok,..." Ucap Fatesa

"Tesa sayang,udah yuk berangkat sekolah dulu. Nanti kamu terlambat lho." Ucap Mama Fatesa

Pak Slamet pun menghampiri Fatesa,dan membujuk agar Fatesa sekolah hari ini.

"Ayolah nona cantik. Tadi bapak dengar kamu takut ga punya teman yaaa. Tidak mungkin lah. Masa orang yang cantik seperti kamu tidak ada yang mau menemani." Ucap Pak Slamet

"Iya iya hari ini aku mau sekolah." Jawab Fatesa dengan nada jutek

"Nah gitu dong,ini baru anak mama." Ucap Mama Fatesa

"Tapi....mama ikut anter Fatesa juga yaa ma" Manjaan Fatesa

"Ohh kalau kamu mau begitu yasudah,apasih yang ga mama lakuin buat anak mama tersayang" Jawab Mama Fatesa

"Siap non Tesa dan nyonya Fatimah ! Mari kita berangkat ! Silahkan non Tesa naik terlebih dahulu non." Ucap Pak Slamet

Lalu,mereka bertiga pun berangkat ke sekolah Fatesa yang baru. Sedangkan,Mbok Siti sedang menjaga rumah.
💫💫

Dibalik Setangkai Mawar PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang