※ 02

1K 137 10
                                    

"Apa yang kau lakukan disini? Ini sudah malam," tanya seseorang membuka suara setelah adegan tatap menatap yang menghabiskan waktu beberapa menit.

Aku membuang pandanganku dan menggaruk lenganku pelan. "Itu, tadi.."

"Maaf, nona. Tapi backstage pass sudah tidak bisa digunakan. Kami mohon maaf."

Aku spontan menoleh ketempat penjaga backstage sebelumnya berdiri, kini ia tengah membungkuk dihadapanku.

Aku tersenyum paksa sambil menggoyangkan tanganku. "Aah, gwaenchana. Kalau begitu, saya duluan." Aku membungkuk kemudian memutar tubuhku seratus delapanpuluh derajat dan mulai melangkah pergi.

Kecewa? Iya, sedikit.

Walaupun aku bukan penggemar mereka, tapi dicampakkan seperti ini sangat tidak menyenangkan. Seharusnya pihak 1theK memberitahuku durasi waktu backtage pass ini berlaku.

Aku tiba diluar dengan wajah yang menekuk. Aku mengangkat tanganku dan menatap arloji putih yang melingkar pada pergelangan tanganku.

Pukul 10 malam.

Eomma pasti sudah tidur.


"Kau tidak pulang?"

Aku menoleh cepat dan mendapati seorang pria yang berdiri disampingku dan menatapku bingung.

Dia adalah pria wangjanim yang berteriak 'bureora hurricane' tadi.

Aku memundurkan langkahku dan mendongak menatapnya. "Apa yang kau lakukan disini?"

Ia menaikkan kedua alisnya bingung. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya?"

"Aku sedang menunggu bus," jawabku cepat lalu menelusuri halte bus terdekat.

"Tapi bus terakhir sudah berangkat duapuluh menit yang lalu." Ia mengeluarkan ponselnya dan menatapnya sekilas.

Deg.

Bagaimana ini?

Apa itu artinya aku tidak bisa pulang?

"Ba-bagaimana kau tahu?" Tanyaku mencoba setenang mungkin, padahal sisi lainku sedang panik saat ini.

"Kau pikir kami se-sembarangan itu dalam mengatur waktu konser? Kami juga memikirkan kalian para Carat."

"Tapi aku bukan Carat."

Ia terlihat sedikit terkejut dan menatapku tidak percaya. Seakan mengerti tatapannya, aku menjawab. "Aku memenangi tiket konsermu dari giveaway yang diadakan 1theK. Karena aku tidak ingin menyia-nyiakannya, maka dari itu aku kemari."

"Tapi kau tahu bahwa grup Seventeen itu ada, kan?"

Aku mengangguk. "Tentu saja. Aku bahkan tahu beberapa nama anggota grup kalian. Walaupun hanya Hoshi, Joshua, Dokyeom, The8, dan Mingyu."

Pria dengan hoodie didepanku menunjuk dirinya sendiri sambil tersenyum. "Kau mengenalku?"

Hng..

Siapa dia?

Aku menggeleng gugup. "A-ni.."

Perlahan senyumnya luntur. Membuatku merasa bersalah karena tidak mengenalnya.

"Tidak apa," ia tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Mungkin kau akan mengenalku nanti." Ah, senyumnya terlihat memaksa.

Tin!

Aku dan pria didepanku sama-sama menoleh. Namun tiba-tiba pria oranye itu menarik pergelangan tanganku dan berjalan kearah mobil hitam yang baru saja berhenti dijalan depan.

hoshi; lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang