Bagian 1

87 9 10
                                    

Secangkir teh dan sepiring biskuit sembari menikmati birunya langit menemani Gadis ini.
langit seakan tau keadaan hati Gendis,yang sedang resah.Gendis membiarkan pikirannya bergelut dengan kejadian di masa itu,kejadian sebelas tahun lalu saat ia kehilangan orang yang sangat berarti untuk dia,sebelas tahun lalu saat ia masih mengenal permen dan balon warna warni.ingin rasanya dia kembali di masa itu.

"Tunggu Devan ndis,Devan samperin Gendis waktu Gendis Ulang tahun yang ke-17 tahun",ucap Devan dan diakhiri dengan senyuman.

Gendis hanya menundukkan kepalanya dan terisak dalam diam.

Tangan Devan terulur mengangkat dagu Gendis dan mengusap air mata Gendis kemudian Devan berkata,
"Gendis gak boleh nangis,Devan janji ndis"

"Janji van?",gendis berkata dengan sesenggukan dan mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji",saut Devan dan langsung menyambar kelingking Gendis.

"Gendis gak boleh netesin air mata Gendis,Gendis cuma boleh netesin air mata waktu Gendis bahagia.Janji?",ucap Devan

"Iya devan",jawab Gendis di Sertai senyumannya.

"Ayo nak",ajak Bunda Devan

"Gendis Om,tante,Devan pamit dulu ya sayang",pamit Ayah Devan kepada Gendis
Dengan berat Devan berjalan ke arah mobil dan masuk ke dalam mobil.

Devan membuka setengah kaca mobil dan melambaikan tangannya sambil berkata "dadah Gendis,Devan sayang Gendis"

Suara ponsel membuyarkan lamunan Gendis,tertera nama seseorang yang menjadi pengisi hati Gendis sekarang.Gendis segera mengangkat panggilan itu.

"Sore Gendis",sapa lelaki di seberang sana

"Iya Gas",jawab gendis

"Ndis halo?"

"Gendis?",cowok itu mengulang suaranya.

"Ah iya apa Gas,maaf tadi ada mama",jawab gendis berbohong.

"Oh ada calon mertua",jawab Bagas

"Aku tutup teleponnya dulu ya Gas,aku dipanggil mama",ucap Gendis dan langsung saja ia mematikan telefonnya sepihak.
       
        Rambut sebahu yang sangat hitam pekat bergerak lambat terkena hembusan angin,Gendis saat ini sedang kacau.Dia memikirkan kejadian sebelas tahun yang lalu.

Dimana dia sekarang?sedang apa dia sekarang? Itulah yang dipikirkan Gendis setiap harinya.

takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang