Bagian 2

78 7 4
                                    

Sore ini Gendis yang baru saja pulang sekolah langsung mendaratkan badannya di kasur miliknya,dia merebahkan badannya dan menatap langit kamarnya "ah capek banget gue hari ini",keluh Gendis.
    
      Gendis segera menuju ke kamar mandi dan membersihkan badannya.
     Gendis sedang bercermin sambil menyisir rambut sebahu nya.
Lagi lagi dan lagi dia mengingat pada janji cowok itu.

   Laptop yang berada di kasur berbunyi dan menandakan permintaan panggilan video Call dari kekasihnya.

"Gendisss sayanggg",teriak cowok Bagas

"Apa Bagas buluk",jawab Gendis

"Duh tambah hari tambah cantik aja,pacar siapa coba"

"Gak tau pacar siapa"

"Pacar Bagas dong"

"Iya kali",jawab gendis sambil
tersenyum menggoda kekasihnya itu

"Ndis"

"Apa?"

"Tunggu aku,aku bakal samperin kamu ndis"

Gendis terdiam,memikirkan kata-kata yang di ucapkan Bagas sama persis seperti yang di ucapkan Devan.Gendis masih terdiam dia bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Ndis"

"Gendis"

"Woi baby?"Ulang bagas

"Apa gas?"

"Kamu kenapa ndis?"

"Gapapa gas,aku capek gas"

"Yauda kamu istirahat sana"

"Aku tutup ya Gas,malem gas"

    Itulah rutinitas yang dilakukan Gendis dan Bagas setiap harinya,karena mereka terpisah oleh jarak.

Bagas setiap harinya selalu meyakinkan Gendis suatu saat mereka akan bertemu dan mewujudkan impian mereka tapi Gendis berfikir lain dia pesimis,pesimis hubungannya dengan Bagas hanya sebatas bercandaan mungkin karena Gendis masih menunggu kedatangan Devan.

    Gendis menulis sebuah catatan kecil di buku diary nya,sebelum dia menulis dia menatap ke langit kamar dan menghembuskan kasar nafasnya.

Hai apa kabar kamu?
Sunyinya malam ini
Mengingatkanku pada janji yang pernah kau ucap
Entah janji itu untuk penenang hati atau memang kau menepatinya
Aku selalu menunggumu disini
Dengan rasa yang masih sama dan tidak akan pernah pudar sedikitpun
Malam,
Tolong sampaikan rinduku kepada dia
Dimanapun dia
Bintang,
Tolong jaga tidurnya aku mohon.

                                     -Gendis yang sedang rindu.

Setelah mencoretkan tinta di atas buku miliknya Gendis menutup bukunya dan langsung merebahkan tubuhnya.
 
Gendis mengecek ponselnya terdapat beberapa notifikasi dari grup dan juga dari kekasihnya.
Ia tidak ada mood untuk membalas pesan pesan itu,dia langsung memejamkan matanya.
tidak lama dia sudah di alam bawah sadar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang