Naruto yang kini hanya menggunakan hanfu putih yang sudah terkena noda darah disana-sini, wajahnya begitu pucat, bibir merahnya kering, mata sapphire indahnya terlihat sayu dan lelah.
Dia memegang perutnya, 'Maafkan ibu, ibu tak menginginkan kau hidup di dunia yang penuh kebohongan ini, dunia tak adil ini. Istana ini neraka, karena itu ibu tega membawamu mati bersama.' batin sang selir pilu,
"Selir Uzumaki Naruto, Anda dihukum meminum racun karena kejahatan Anda merencanakan pemberontakan."
Wanita itu menutup matanya, duduk didepan meja yang sudah ada mangkok porselen berisi racun.
Dia meremas hanfunya. Tangannya bergetar, dia mencoba menguatkan diri agar tak meneteskan air mata lagi.
"Bisakah aku menemui Yang Mulia untuk terakhir kali?" tanya Naruto dengan suara lirih,
"Maaf Yang Mulia itu tak bisa."
Naruto menggigit bibirnya, "Baiklah. Tetapi bisakah kau menyampaikan pesan terakhirku?"
"Silahkan."
"Dari awal sampai akhir hayatku aku tetap mencintaimu, tak pernah mengkhianatimu. Dan jangan menyesal akan keputusan ini. Tapi kelak jika dikehidupan selanjutnya kita bertemu, aku tak akan pernah melakukan kesalahan yang sama dengan kembali mencintaimu."
"Itu saja?"
"Ya."
Dengan tangan gemetar, selir kesayangan sang raja itu mengambil mangkok porselen berisi racun dan meminumnya sekali teguk.
'Uhuk.'
Dia terbatuk darah,
Tubuhnya langsung ambruk.
Dapat dilihat suaminya berlari mendekat, meneriaki namanya dengan khawatir.
Air mata perlahan menelusuri pipinya yang pucat, air mata terakhirnya untuk pria yang sampai akhir hayat dia cintai.
.
.
.
"Yang Mulia. Hamba mohon untuk menghentikan hukuman Selir Naruto, bu-bukti tak terbantahkan akhirnya ada. Permaisuri yang menyusun ini semua!!" seru Suigetsu,
Pria berstatus raja itu terdiam menatap kolam.
"Katakan sekali lagi Suigetsu?"
"Selir Naruto tak pernah mengkhianati Anda, dia tak pernah mencoba memberontak!! Dia dijebak!!"
Wajah dingin Sasuke berubah panik.
"Anda harus ke kediamannya, tempat dia menjalani hukuman!!" panik Suigetsu.
Sasuke melepas jubahnya, berlari menuju kediaman sang selir, tak peduli jika kasim, dayang, dan prajurit pribadinya kesulitan mengikuti langkah cepatnya.
.
"Naruto!!"
Wajah Sasuke langsung memucat saat melihat tubuh Naruto yang sudah ambruk.
Wajahnya pucat, darah terus keluar dari mulut akibat racun yang diminumnya.
"Naru kumohon bertahanlah. Aku mohon maafkan aku,"
Sasuke memeluk wanitanya.
Tapi terlambat.
Bahkan tabib terbaikpun tak mungkin bisa menyelamatkannya.
Racun yang amat sangat mematikan.
"Naru!!" teriak Sasuke.
Teriakan pilu penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi
FanfictionDicintai atau mencintai. Dikhianati atau mengkhianati. Pada akhirnya dia memilih mencintai dan dikhianati. Semua hal buruk terjadi padanya yang hanya seorang dengan gelar selir kesayangan raja. Dia tak pernah menyesal bertemu cintanya. Yang dia sesa...