Bunda membawa roh dalam perut.
Ayah menginginkannya anak laki-laki.
Nyatanya anak perempuan.Ia sedih, namun bersyukur.
Ia mengajarkan anak perempuannya menjadi kuat.
Bukan lemah.Saat tumbuh besar, ayah selalu mengajarkan kehidupan yang keras.
Bukan maksud menyakiti, hanya mengajari.Saat raganya lemah.
Ayah dengan keras kepala mengatakan "aku baik-baik saja"Saat ia berusaha bangun di antara banyak selang.
Ia malah menangis.Oh Tuhan.
Baru pertama kali aku melihatnya menangis terus terang di hadapanku.Ia menatap gadis kecilnya dengan bola mata hitam yang tajam.
Seakan menyihirnya untuk menghentikan tangisan itu.Saat tangis tak terdengar lagi, saat itu pula sang ayah pulang ke Rahmatullah.
=======Hati yang sedari tadi sesak menahan tangis.
Akhirnya pecah begitu saja.
Bukan hanya itu, jiwanya pun terasa mati seketika.Membuatnya berlari sekencang mungkin, tuk menuju ruang sudut.
Meringkus tubuh dengan air mata.Seakan hancur sudah ketahanan jiwa.
Mematahkan raga yang sedari tadi berusaha terlihat kokoh=====
Detik menyapa menit.
Lalu, menit menyapa jam.
Begitu saja terus.
Saling menyapa.
Hingga saatnya,
Jam yang menyapa tahun.Hanya terlalu paham tentang rindu yang menahun, namun tak bisa berjumpa.
Bahkan, tak bisa bercerita bagaimana beratnya menghadapi setumpuk ujian.
yang datang silih berganti.Seakan ujian itu datang secara tertib, sesuai urutannya.
Membuat raga lupa bagaimana cara tersenyum dengan benar.
Dan cara tertawa lepas.
Kapan?
Aku sudah lupa.*******
Sekarang ia benar-benar paham. Mengapa seorang ayah menginginkan anak pertamanya laki-laki.
Karena ia tahu, sehebat apapun seorang perempuan menjaga bunda dan adik' nya.
Ia tetap membutuhkan perlindungan seorang pria layaknya perempuan lain.
Sekuat apapun seorang perempuan menyimpan dan mengatasi masalah, ia perlu dukungan dari seseorang..
Dan sekuat apapun perempuan.
Dia tetap perempuan.Mungkin raganya bisa menjelma sebagai laki-laki.
Namun jiwanya, tetaplah jiwa perempuan.~DIS

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi (No Private)
Poetry#89 Sajak-5'sep #70 Sajak-11'sep #66 Sajak-17'sep