Bukan hujan yang turun kali ini, melainkan patah hati.
Melihatmu terseyum memang hobiku, tapi jika diselingi mesra dengannya, hatiku hancur tak berbentuk.
Aku memang bukan siapa-siapa, dipandang sebelah mata, bahkan tidak dianggap pun aku biasa.
Saat itu kamu menerimaku tanpa ada kata dusta. Kita saling terbuka bagai angsa yang sedang beradu paruh. Kau yang berkata, akui hanya aku yang kau mau.
Bohong,
Itu dulu,Kini kau bersamanya, bukan aku seperti biasanya. Siapa dia? bahkan kau tidak pernah cerita.
Berjalan beriringan, makan bersama, saling cerita, berbagi cinta.
Saat kau terjatuh, lalu terluka. Aku yang merangkul, aku yang berduka.
Tapi ku rasa cukup, tidak kali ini. Aku akan mundur, tidak ada aku di sana, temui saja dia.
Dia yang membuatmu bahagia. Bukan aku, yang kau anggap bukan siapa-siapa.
YOU ARE READING
imPerfection
RandomJust words that you never imagine. Imperfection, darkness, and me.