Realita, Aku, Hina

4 2 0
                                    

Sinar mentari samar-samar menembus jendela kamarku. Membangunkan aku yang semalam bermimpi buruk. Bukan berita bagus. Malah aku berharap selalu terjebak dalam mimpiku itu. Realita jauh lebih buruk.

Seperti biasanya, aku keluar untuk menghirup udara segar. Tetapi yang ku hirup malah aroma kekecewaan. Dunia yang kulihat bukan lagi dunia yang ku puja setiap harinya.

Semuanya, gagal sudah. Kini aku harus terpaku, memikirkan masa depan yang harus kulalui, semu. Apa yang telah aku lalui, semuanya hanya ilusi.

Aku pernah dipuja tetapi kini yang kurasa hina. Aku selalu yakin dan percaya. Namun, yang kudapat kini malah kecewa.

Semua jalan kurasa mati dihadapanku. Gelap, meski sudah kunyalakan seluruh lampu. Aku yang senantiasa selalu berusaha, kini kurasa putus asa. Tidak pernah terlintas, bahwa realita jauh lebih buruk daripada mempi buruk semata.

imPerfectionWhere stories live. Discover now