/ artificial /
"Iya, mum, aku tahu. Aku akan menjaga diriku baik-baik. Aku menyayangimu. Sampai jumpa liburan nanti." Aku memutuskan sambungan telpon barusan.
Melelahkan sekali.
Aku berjalan secepat yang aku bisa. Semoga aku sampai tepat waktu untuk mata kuliah pertamaku. Terkutuklah kakiku yang pendek ini. Aku harus mulai lari pagi seperti yang disarankan Alex, supaya kakiku bisa sedikit lebih panjang.
Aku mengigiti jari telunjukku, merasa gelisah. Takut terlambat untuk matkul pertamaku pagi ini.
Aku terus melihat kearah sepatuku, hal yang selalu kulakukan ketika takut. Terkutuklah kau kaki. Dan kau juga Alex, karena tida kunjung datang menjemputku hari ini.
'Bug'
Apa aku baru saja menabrak seseorang?
Rasanya tanganku panas karena harus menahan berat tubuhku agar tidak terjatuh. Aku melihat kearah korban keteledoranku barusan.
"What are you doing in the ground bro?" suara itu terdengar seperti sedang mengolok.
Seorang lelaki pirang sedang membersihkan bajunya yang kotor akibat terjatuh, lalu dia mengambil Hoverboardnya, sepertinya, berdasarkan pengamatan singkat yang baru saja kulakukan, berkat aku dia terjatuh dari hoverboardnya itu. Aku segera bangkit berdiri.
"Maafkan aku. Aku sangat menyesal telah menabrakmu. Aku sedang terburu-buru, jadi permisi dahulu." Aku segera melangkahkan kakiku. Meninggalkan lelaki pirang itu dengan teman-temannya, kurasa. Karena dari bayangannya ada empat pasang kaki lagi selain milik lelaki itu.
"Whoa dude, she's pretty." Oi, aku masih bisa mendengarnya. Aku kan belum berada jauh dari mereka.
"Kenapa dia selalu melihat kearah bawah? Mungkin saja karena itu yang menjadi penyebab dia menabrakmu, buddy." Aku juga masih bisa mendengar itu tahu. "Mungkin saja dia salah satu fangirl-mu," Apa yang baru saja aku dengar? Memangnya dia siapa sampai memiliki fangirl segala?!
Aku segera menekan tombol 'Walk' di tiang lampu merah. Segera setelah menyebrang, aku tidak akan mendengar celotehan mereka yang menganggu itu lagi.
/ artificial /
'Honk'
"Nat, come on in." Aku menoleh kearah kiriku dan akhirnya bernafas lega.
Finally, you come to save me, Alex.
Aku segera masuk kedalam mobil sedan milik Alex. Setelah aku memasang sabuk pengaman, Alex langsung melajukan mobilnya. "I'm sorry, Nat. I woke up late this morning." Alex menatapku menyesal.
"Yang penting sekarang kau datang." Aku tidak hentinya menatap jam tanganku. Masih dua puluh menit lagi hingga mata kuliah pertamaku dimulai.
Tak sampai sepuluh menit kemudian kami sampai dipekarangan kampus. Aku dan Alex berpisah dikoridor dekat tangga, kelasku saat ini berada di lantai dua sedangkan kelas Alex di lantai tiga.
"See you later, Nat." Alex melambaikan tangannya kepadaku. Aku berjalan santai menuju ke kelasku. Toh, masih ada beberapa menit lagi hingga kelas dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀʀᴛɪꜰɪᴄɪᴀʟ; ʙᴇꜱꜱᴏɴ
Fanfic❝so... what are we had between us, is it true or just fake?❞ [Part 1 of 5 'Why Don't We' project] was 'fake us'. Slow update warning! Under Reconstruction, let's just call it 'Revision', because it sounds easier. copyright © 2018 by Alexshoot