Hari ini, entah darimana, akhirnya aku mendapatkan keberanian untuk melakukan hal yang sudah lama aku dambakan.
Bunuh diri.
Tidak, aku tidak sedang bercanda. Aku memang sudah lama ingin melakukan hal itu. Dan sore hari ini benar-benar waktu yang pas. Cuacanya bagus. Dan mood-ku juga sedang baik.
Mataku memindai sekeliling. Tempat ini masih sama indahnya seperti dulu, sayang sekali aku harus menodainya dengan mayatku.
Seolah-olah mendukung niatku untuk bunuh diri, tak terlihat satu orang pun di jembatan sore ini. Padahal biasanya sangat ramai orang-orang berolahraga, berkencan atau sekedar mengajak anjing peliharaan mereka berjalan-jalan.
Aku mencondongkan sedikit tubuhku ke depan, melihat permukaan air yang begitu tenang. Sangat cantik. Dengan kelopak-kelopak bunga yang mengapung di atasnya.
Ya, sekarang musim semi. Musim yang romantis, tapi tidak bagi diriku.
Tiba-tiba tawaku pecah, merasa geli membayangkan bagaimana reaksi paman dan bibiku nanti ketika mayatku sampai di kediaman kami.
Mereka akan menangis sebentar, lalu berpesta. Manusia-manusia munafik itu akhirnya mendapatkan kekayaan yang mereka mau.
Ah, sudah hampir setengah jam aku berdiri disini. Sebaiknya segera kulakukan sebelum ada orang lain yang datang.
Kedua kakiku sudah bertengger di atas pagar besi jembatan. Jantungku bahkan tidak berdebar-debar. Sepertinya aku memang sudah siap untuk mati.
Untuk menambah sedikit kesan dramatis dari prosesi pengakhiran hidupku, aku merentangkan lengan selebar mungkin dan memejamkan mata.
Konyol. Aku benar-benar gadis menyedihkan yang konyol.
Aku memutuskan untuk berhitung sampai sepuluh sebelum mengayunkan tubuhku ke depan.
"1...2...10!"
Jantungku seperti mau meledak ketika kakiku tak lagi menapak di pagar jembatan. Namun anehnya, aku tidak mendengar suara deburan air. Dan tubuhku juga tidak basah.
"Kau tidak lulus SD ya? Sejak kapan setelah 2 langsung 10?"
Kedua kelopak mataku terbuka secepat kilat, menampilkan sosok pemilik suara itu. Wajah kami hanya terpaut setengah jengkal.
Aku tak yakin apa yang sebenarnya terjadi sekarang, tapi satu hal yang jelas, bajingan tampan ini baru saja menggagalkan usaha bunuh diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical You ∞ [K.H.G]
Short Story"Kau tidak lulus SD ya? Sejak kapan setelah 2 langsung 10?" - Kino