"Sha kamu lagi ngapain di sana? Nih kakak bawain White Lilly buat kamu. "Tampak seorang cowok memakai kemeja hitam dengan satu kancing terbuka di bagian paling atasnya dan di padukan dengan celana jeans berwarna senada dengan kemejanya. Dia tidak sendirian, dia di temani oleh dua orang cowok yg merupakan sahabat sekaligus sepupunya.
"Kakak kangen Sha sama kamu, kenapa kamu pergi secepat ini? Udah satu tahun kamu ninggalin Kakak, Papa, dan Mama tapi Kakak masih belum bisa relain kepergian kamu. Kakak janji sama kamu Sha, Kakak akan ngbales orang yang udah rebut kamu dari Kakak, dan ngebuat kamu menderita. "Lagi cowok itu berbicara dengan seseorang yang tak akan mungkin menjawab semua perkataannya.
"Ka lo ga boleh ngomong kaya gitu. Lo harus belajar ngerelain kepergian Trisha. Kalau lo gini terus gue yakin dah Trisha bakalan sedih di sana. Lo mau liat Trisha sedih? Mending saran gue lo harus menerima ini semua. "Ujar salah satu cowok sambil mengelus punggung Raka pelan. Raka menatap Rifal, sahabatnya dari kecil.
"Sulit Fal, gue belum sempet bahagiain Trisha. Apalagi semenjak bokap sama nyokap gue pisah, gue jadi jarang ketemu Trisha. Sebelum Trisha pergi dia sempet bilang sama gue kalau dia pengen ke Korea ketemu sama idolanya, dan itu permintaan pertama yang Trisha minta mungkin yang terakhir juga." Kali ini Raka sudah tidak tahan menahan kesedihannya, dan sebulir air pun menetes dari manik matanya.
"Bener kata Rifal, lo harus belajar relain Trisha. Dia udah tenang di sisi tuhan. "Rical, kembaran Rifal pun ikut menghibur Raka. Raka yang biasanya tampak kuat dan bahagia sekarang tampak rapuh dan hancur saat berada di sebelah pemakaman adiknya. Kebahagiaan yang selama ini Raka tunjukkan hanyalah topeng untuk menutupi semua kesedihannya. Cobaan seakan akan tak pernah berhenti datang. Sebelum kematian Trisha orang tua Raka berpisah, dan Raka memilih untuk tinggal bersama Papanya sedangkan Trisha bersama Ibunya. Sejak saat itu Raka dan Trisha jadi jarang bertemu. Dan lagi di tambah dengan kematian Trisha yang semakin membuat Raka terpuruk. Kadang ia berfikir bahwa Tuhan tidak adil padanya.
Keadaan hening sesaat, sampai sebuah suara notifikasi terus menerus berbunyi. "Eh hp lo bunyi terus tuh, angkat dulu tau aja penting. "Ucap Rical yang sedari tadi mendengar ponsel Raka berdering namun Raka sendiri tidak menyadarinya. Raka pun merogoh hp nya yang berada di dalam saku bagian depan celananya. Dan benar saja sudah ada 5 panggilan tak terjawab dari nomor yang sama.
"Hallo Ra ada apa? Maaf aku baru sempet angkat. "
"............. "
"Iya jadi, ntar aku jemput ke rumah kamu yah. "
"............"
"Oke, see you. "
Rifal menatap Rical dan mengalihkan pandangannya pada Raka. "Mau kemana lo? Bukannya lo harus siap-siap buat penerbangan ntar sore. Jangan malah kelayapan lo ketinggalan pesawat baru tau rasa. "Ucap Rifal, sebenarnya dia penasaran dengan siapa Raka bertelefon menggunakan panggilan Aku-Kamu? Tidak mungkin kalau dengan temannya karena setau Rifal Raka akan berkata sopan kepada Trisha, kedua orang tuanya dan.. Mungkin pacarnya. Mungkin. Karena Rifal juga tidak tahu Raka mempunyai kekasih atau tidak.
"Kepo lo. "Rical menjawab pertanyaan Rifal, walau sudah jelas kalau pertanyaan itu bukanlah untuknya.
"Yee gue bukan kepo tapi cuma mau tau doang. "Jawab Rifal sambil meneloyor kepala Rical.
"Sama aja bego. "Ucap Rical
"Gue mau nemuin cewek gue dulu sebelum ke Amerika. "Raka angakat bicara setelah terdiam beberapa saat dan menyaksikan cek-cok antara Rifal dan Rical.
"Lo punya pacar? Pantesan aja omongan lo lembut banget, so manis lagi. "Ucap Rifal.
"Lo muji atau ngeledek gue sih? "Tanya Raka. "Dua-duanya lah biar adil. "Jawab Rifal enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care Of You
Teen FictionSiapa yang tidak kenal dengan seorang Rifaldo Arsenio Prasaja? Selain berasal dari keluarga yang kaya raya, keluarga mereka juga memiliki perusahaan yang cukup terkenal di dalam maupun luar negeri. Rifal juga mempunyai wajah yang gantengnya di atas...