4

0 0 0
                                    

Matahari sudah tidak lagi menampakkan dirinya,tertutup oleh awan hitam tebal yang sudah mulai menitihkan air hujan. Gita berjalan menuju rumahnya,kali ini ia memilih berjalan.

Saat baru sampai didepan warung yang ada didekat sekolah,hujan turun dengan sangat deras. Gita yang semula ingin berteduh di warung itu,mengurungkan niatnya setelah melihat bahwa penghuni warung itu adalah anak laki-laki. Memang warung itu sudah menjadi markas untuk anak laki-laki.

'Duh,hujannya deras banget. Apa gue neduh aja yah disana. Udahlah nggak usah cowok semua' gerutu Gita dalam hati

Tiba-tiba ada yang memegang tangan Gita dan menariknya kearah warung itu.

"Apa sih,lepas"kata Gita yang terkejut begitu melihat orang yang menariknya.

"Lo sini aja dulu,diluar hujannya deres,besok tuh seragam masih dipake"kata orang itu yang tidak lain adalah Aldo

"Gue mau pulang"Gita berusaha melepaskan genggaman Aldo

"Ntar aja,Lo tuh nggak percayaan banget yah sama gue. Ntar gue anterin"kata Aldo sambil melepaskan tangannya

"Duduk dulu Neng"kata salah satu cowok yang ada disana

Gita lalu duduk di bangku panjang samping Aldo.

"Gorengan Git"kata Akmal menawarkan gorengan

"Mangga,Mal"kata Gita

Disana Gita tertawa lepas mendengar lawakan dari anak laki-laki yang berada disitu. Sementara Aldo sibuk tersenyum memandangi Gita yang sedang tertawa.

'Lo cantik Git,kalo lagi ketawa'kata Aldo dalam hati.

"Do,udah terang nih,gue balik duluan ya. Duluan Git"kata Akmal

"Mangga"kata Gita

"Kita mau pulang kapan Git?"tanya Aldo

"Sekarang aja,mumpung terang"jawab Gita

"Yaudah kuy lah. Weh bro,duluan"kata Aldo

"Duluan ya"kata Gita

"Mangga Git,kapan-kapan mampir lagi ya"kata seseorang

Aldo dan Gita berjalan berbarengan. Gita merasa heran karena melewati jalan yang bertolak dengan arah rumahnya.

"Mau kemana? Rumah gue kan bukan kearah sini"kata Gita

"Rumah gue"jawab Aldo

"Ngapain?"

"Ambil motorlah"

Kini mereka ada disebuah rumah yang mempunyai halaman yang cukup luas,dan terdapat 2 motor yang terparkir di halaman tersebut. Rumah itu adalah rumah milik Aldo.
Setelah mengambil motor Aldo langsung mengantarkan Gita pulang.
***
"Mau kemana kamu"seru papa ketika Aldo berjalan keluar

"Main"jawab Aldo dingin

"Nggak boleh. Hari ini kamu les"seru papanya

"Serah"kata Aldo

"Ehh,mau kemana kamu?"teriak papanya saat melihat putranya pergi keluar

Tanpa menghiraukan ucapan papanya,Aldo bergegas menstater motornya lalu menuju ketempat les yang sudah didaftarkan oleh papanya. Entah mengapa sebenarnya dia malas dengan yang berhubungan dengan les,tetapi ada keinginan yang kuat dari hatinya untuk mengikuti les tersebut

Sesampainya disana,masam dimukanya berganti dengan senyum bahagia begitu melihat salah satu anak perempuan yang ada di sana.

'Tuh anak les disini juga' kata Aldo dalam hati.

Senyum di bibirnya kian melebar saat tau bahwa dia akan sekelas dengan anak itu. Cepat-cepat ia masuk kedalam dan bergabung dengan Akmal dan anak laki-laki lainya disana. Di bagian paling belakang. Tempat duduk di les-lesan itu terdiri dari kursi plastik dan bangku yang biasanya ada di tukang bakso pinggir jalan. Begitu juga dengan meja yang dipakai untuk menulis. Sebenarnya itu adalah salah satu ruangan rumah yang mempunyai pintu yang berhubungan langsung dengan garasi,didepannya ada tangga untuk anak-anak yang les diatas.

"Mal,pinjem catatanmu sih. Tadi aku nggak nyatet"kata Gita yang duduk di bangku depan Akmal. Lalu menghadap kebelakang dan terkejut karena melihat ada Aldo juga disana.

"Biasa aja kali. Gue tau gue ganteng. Tapi nggak usah gitu juga kali"Aldo menatap mata Gita

"Yee...apaan sih Lo gr. Mal mana sini buku Lo"kata Gita

"Nih"Akmal menyerahkan buku catatannya kepada Gita

Gita menyalin buku catatan milik Akmal.

"Git,catatan gue"Akmal meminta catatannya

"Yah,nanti ya Mal. Belom selese"

"Gimana yah,mana udah mau dihapus lagi. Lo nulis hadap sini aja Git"

Gita membalikan badannya untuk mencatat catatan Akmal. Aldo mengamati Gita yang sedang mencatat. Merasa diperhatikan,Gita menoleh kearah Aldo lalu berkata;

"Gue tau gue cantik,tapi nggak usah gitu juga kali ngeliatinnya"

"Iya,Lo cantik. Makanya gue liatin"jawab Aldo ringan sambil menatap mata Gita

Mendengar Aldo mengatakan itu,jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun,Gita berusaha untuk menormalkan jantungnya.

"Apalagi kalo diem, cantik Lo bertambah berkali-kali lipat"Aldo membisikkannya tepat didepan Gita.

Gita mengalihkan perhatiannya dengan melanjutkan menulis catatannya. Itu ia lakukan untuk mengalihkan perhatiannya

"Anak orang tuh jangan dibikin baper"Akmal berbisik kepada Aldo agar hanya Aldo dan Gita yang mendengar

"Pak,nomor 18 gimana pak?"Gita mencoba mengalihkan pembicaraan lalu menghadap ke depan karena memang menyalinnya sudah selesai.
***
"Pulang sama siapa Lo?"kata Aldo seperti ditunjukkan kepada Gita yang berdiri disampingnya

"Jemput"Gita mengirim pesan suara kepada kakaknya,tetapi juga seperti ditunjukkan untuk Aldo.

"Sal,ikut?"Aldo menawarkan kepada Faishal

Tanpa aba-aba,Faishal langsung menaiki jok belakang motor Aldo. Tanpa disuruh,Aldo langsung menarik gas motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang tinggi.

"Mal...Mal...aku nebeng"Gita meminta agar Akmal memboncenginya pulang.

"Katane dijemput?"

"Nggak bisa Mal,pergi"

Dan akhirnya hari itu Gita pulang membonceng Akmal.

--------------------------------------------------
Terimakasih untuk kalian,
Salam,
Jangan lupa vote dan commentnya 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan diaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang