Intro

688 208 716
                                    

Akan ada banyak cerita, tentang aku, kamu, dan kita.

Akan ada banyak cerita, tentang aku, kamu, dan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

Hidup.
Sahabat karib realita.
Tak semua keindahan ada di dalamnya.
Jangan berekspektasi tinggi tentang bagaimana hidup berjalan seperti imajinasi yang lekat kau semayamkan dalam benak.

Pengharapan tentang hidup tak selamanya berjalan lurus tanpa kamu tersandung di dalamnya.

Banyak jalan berkelok yang tak elok bisa saja kamu temui disetiap penitianmu.

Tuhan tidak memberi kita hidup, seperti apa yang kita inginkan, melainkan apa yang kita butuhkan.

Untuk menjadi dewasa kita perlu terluka. Karena pendewasaan diri bisa saja melukaimu berkali-kali.

Kita perlu terjatuh, agar tahu bahwa bangkit butuh yang namanya berproses.

Kita perlu berjarak, agar kelak rindu bisa tercipta.

Kita perlu sibuk, untuk bisa menghargai waktu.

Hidup memang serumit itu.

Seperti membaca buku. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di halaman berikutnya.

Seperti berjalan menuju fatamorgana, kau pikir mudah saja mencapainya, ternyata sulit.

Lantas bagaimana denganku?

Aku masih remaja belasan tahun, jiwaku rentan terseok dalam perjalanan mencari jati diri.

Definisi cinta luas, siapapun berhak mendapatkan cintaku tanpa terkecuali.

Keluarga, sahabat...
Mereka sedekat nadi.
Kupikir, aku sudah sangat cukup untuk segala hal yang ku miliki.

Ternyata tidak, sebab realita rupanya terlalu menyimpan dendam kepada ekspektasi.

Seseorang hadir di hidupku, memporak-porandakan nalar, membuat amygdala tak mampu berkata, sebab nurani tanpa izin menjamah cinta.

Entahlah, aku tak terlalu bisa mendeskripsikan penggambaran.

Dia hadir sebagai manusia dengan banyak kejutan.

Dia—yang ku sebut cinta— selalu saja ambigu. Dia terlampau abu-abu, sulit menebaknya.

"Apa kamu tidak takut menjadi pelarianku?"

"Aku lebih takut kamu lari dari aku."

"Berlari menjauh tidak akan membuatmu kehilangan."

"Lantas apa alasanmu menjauh?"

"Menciptakan rindu?"

"Aku tidak mengizinkan."

"Mengapa?"

"Tanpa kamu menjauh pun, aku sudah merindukanmu...."

"setiap hari aku merindukanmu."

______
Hai, ini cerita pertama aku. Gimana kesan prolognya?

[Hug Readers 🤗]

Beloved-I: Season of Decha [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang