Tugas cerpen
Sahabat.
Aan, panggilan untuk seorang sahabat yang terpercaya buat Caca. Aan yang kocak dan tomboy itu, sangat berbeda dengan karakter Caca yang feminim dan lugu. Mereka bertemu di salah satu asrama di sekolah mereka.Saat dihari jadi Caca, Aan pamit ke pasar malam untuk mengambil sesuatu yang sudah dipesan buat sahabatnya itu. Caca menyetujuinya, dia pun menunggu Aan hingga tengah malam menjelang. Caca yang mulai khawatir terhadap Aan menyusul kepasar malam, hingga dia melihat yang seharusnya dia tidak lihat . Apa yang dilihat Caca? Dan apa yang terjadi dengan dia?
“Aku luluuuuuus…” Teriak beberapa orang anak saat melihat papan pengumuman, termasuk juga Chabelisha yang biasa disapa Caca.
“Ih … nggak nyangka aku lulus juga, SMA lanjut dimana yah?” Ujarnya kegirangan langsung memikirkan SMA mana yang pantas buat dia.
“Hai Ca, kamu lanjut dimana ntar?” Tanya seorang temannya.
“Dimana ajalah yang penting bisa sekolah, hehehe” Jawab Caca asal-asalan.
“Oo … ya udah, aku pulang dulu yah”
“Yah, aku juga dah mau pulang” ujar Caca.Sesampainya dirumah, Caca memberi salam lalu masuk ke dalam rumahnya dan langsung menuju kamar mungilnya.
Dalam perjalanan menuju kamarnya, dia melihat Ayah dan Ibunya berbicara dengan seorang Ustadz entah tentang apa. Caca yang cuek berjalan terus ke kamarnya. Tak lama kemudian Ibu Caca pun memanggil.
“Caca. Ayah dan Ibu mau bicara, cepat ganti baju nak.” Terdengar suara ibu dari bawah.
“Iya bu, bentar lagi” Jawab Caca dari dalam kamarnya.
Akhirnya Caca pun keluar dengan selendang yang tersampir di bahunya dia menghampiri sang Ibu.
“Napa bu?” ucapnya seraya duduk disamping Ibunya.
“Kamu lulus?” tanya Ibunya kembali.
“Iya dong bu, nama Caca urutan kedua malah. Pasti Caca bebas tes kalo masuk di sekolah ternama deh.” Jawab Caca dengan antusiasme.
“Alhamdulillah, ehm…” Ucapan Ibu terhenti sejenak, seraya terbatuk-batuk untuk menormalkan tekanan yang sedikit menghimpit dada.
“Kenapa bu? Bukankah itu bagus?” Tanya Caca lagi sambil melihat Ibunya heran.“Gini nak, tidakkah kamu mau masuk asrama?” Tanya Ibu Caca sangat hati-hati.
“Loh, ko’ada asrama-asramaan sih. Bu?” ujar Caca yang terlihat kecewa.“Di asrama itu bagus Ca, bisa mandiri dan yang lebih bagus lagi bisa tinggal bareng teman-teman, Ustadz tadi ngomong kalo pendidikan agama disekolah asrama sangat bagus.” Ayah Caca ikut menjelaskan.
"Terserah deh.” Ucap Caca pasrah sedikit kecewa namun tiada niat untuk melawan ayahnya tersayang.
2 bulan telah berlalu, setelah mengurus semuanya untuk memasuki asrama.
Caca pun memasuki sekolah asrama yang telah diurus oleh Ayahnya, Caca berjalan di serambi-serambi asrama bersama Ayah dan Ibunya menuju asrama putri yang telah ditunjukkan untuknya.
“Ayah, ini asrama Caca?” tanya Caca dengan raut wajah yang kecewa.
“Iya, kenapa?" ucapnya.“Tidak, hanya sedikit menakutkan" jawabnya ragu.
“Ini untuk sementara, Ca."“Iya ayah, Ca tahu tapi bolehkah ayah dan ibu menginap untuk malam ini?” ucapnya.
"Jangan mengada, kamu dikirim kesini untuk belajar mandiri." ayah meletakkan tas Caca didepan pintu.
"Ayah tinggal dulu”
“Baik-baikya anak Ibu, jangan nakal.” ucap sang ibu.Akhirnya Caca ditinggalkan untuk menempuh hidup mandirinya di Asrama Inseperable Chain.
By : Farish_adrian
KAMU SEDANG MEMBACA
I Stand Before You
RandomKita yang pernah tercerai, mencoba mengaitkan segala hal menjadi untaian. Kita adalah mata rantai, yang berjalan bersama demi sebuah keluarga yang penuh damai. Ingin tahu bagaimana rasanya ada ditengah kami? Mari, simak dan resapi, arti sebuah per...