ONE SHOOT

61 6 4
                                    

Sudah berulang kali dia memutari ruangan itu, dengan pikiran kacau yang tengah melanda.
Tangannya yang nampak kekar sudah dibuat malas; membuka dan menutup laci meja, mencari sesuatu.
Air mukanya menyiratkan kegelisahan, seolah benda yang hilang itu benar-benar berharga.

"Aigoo, itu kan satu-satunya benda yang khusus kubuatkan untuknya! Mengapa harus hilang? Mengapa harus lupa?"

Jungkook menempatkan bokongnya pada tepian kasur, dia merasa sangat kelelahan karena mencari benda itu seharian.
Tatapannya masih menyiratkan beberapa binar kegalauan, hatinya masih belum merasa puas dengan semua pencarian ini.
Tak lama, Jungkook mendecih frustasi. Mengacak rambut berwarna hitamnya adalah pilihan terakhir, sebuah titik letih yang tersisa.

"Nah!" Jungkook refleks menjentikkan jarinya, "Aku lupa harus berbuat apa lagi! Aku lupa semuanyaa! Aaaaaargh!"

BUUM!

Kakinya menendang pintu lemari, keras sekali hingga mengeluarkan bunyi berdebum. Setidaknya, hal ini membuat Jungkook merasa lega.

"Jungkook-aa! Cepatlah mandi! Ini sudah soreee!" teriak Bibinya yang sedang memasak di lantai bawah.

Tring!

"Oh iya, ya? Aku kan mau mandi!" seru Jungkook, "Aish, aku pelupa! Maafkan aku ya Lemari..."

Sebelum turun ke lantai bawah, dia menyempatkan diri untuk menciumi lemari-nya yang barusan terkena tendangan bebas. Dia lupa, lemari adalah benda mati.

***

Jung Hoseok dan Jung Wonhee, dua kakak beradik yang sedang duduk berdua di dalam sebuah kafe ternama. Wonhee baru pertama kali datang ke kafe ini, dia berdecak kagum.

"Wo-Won, kau mau pesan apa?" tanya Hoseok, memanggil nama adiknya dengan panggilan khusus yang lebih ke mengejek.

"Hm? Aku mau pesaan...," Wonhee mencari nama makanan di buku menu.

"Cepatlah Wo-Won!" desak Hoseok.

"Ah! Aku mau pesan Bebek Beku!" girang Wonhee, melontarkan sebuah senyuman.

"Bebek Beku? Aku baru dengar! Coba sini," Hoseok merebut buku menu dari genggaman Wonhee, mencari nama makanan yang baru saja disebutkan.

Lima menit pun berlalu, Wonhee menyeruput Jus Jeruk.

"Aish! Dasar gadis kampungan!" Hoseok menjitak kepala Wonhee tanpa aba-aba, "Ini namanya Barbeque, bukan Bebek Beku!"

"Yak! Sakit!" Wonhee langsung mengusap kepalanya, "Maafkan aku! Habis, bahasanya susah dibaca..."

Wonhee kembali menyeruput Jus, dengan wajah cemberut.

Hoseok beranjak, hendak memesan dua porsi daging panggang untuk makan malam.

∞ Forget ∞

Kamis, 15.28 KST.

Pelajaran olahraga tengah berlangsung.
Seluruh siswa dari kelas 11-06 sedang mengangkat sebelah kakinya, pemanasan yang melatih keseimbangan tubuh.

"Satu, dua..."

Pak Guru berhitung sambil berjalan mengelilingi aula.

Rasanya, Wonhee tidak kuat lagi untuk berdiri dengan sebelah kakinya. Dia bukan pecinta olahraga, wajar bila kondisi fisiknya tidak mendukung. Apalagi, dia baru makan daging panggang kemarin malam.

"Pegal sekali rasanya..." bisik salah seorang gadis yang berada di samping Wonhee.

"Lama sekali dia berhitung!" gerutu beberapa siswa yang berbaris mengangkat kaki di belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forget; Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang